Kekeliruan dalam Menyambut Awal Tahun Baru Hijriyah

Informasi Artikel ini:
Penulis: admin-alquransunnah
Dipublikasikan: 29 November 2010
Dibaca: 7687

hilal-bulan-sabitSebentar lagi kita akan memasuki tanggal 1 Muharram 1431 H. Seperti kita ketahui bahwa perhitungan awal tahun hijriyah dimulai dari hijrahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Lalu bagaimanakah pandangan Islam mengenai awal tahun yang dimulai dengan bulan Muharram? Ketahuilah bulan Muharram adalah bulan yang teramat mulia, yang mungkin banyak di antara kita tidak mengetahuinya. Namun banyak di antara kaum muslimin yang salah kaprah dalam menyambut bulan Muharram atau awal tahun. Silakan simak pembahasan berikut.

Bulan Muharram Termasuk Bulan Haram

Dalam agama ini, bulan Muharram (dikenal oleh orang Jawa dengan bulan Suro), merupakan salah satu di antara empat bulan yang dinamakan bulan haram. Lihatlah firman Allah Ta’ala berikut.

 

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)

Ibnu Rajab mengatakan, ”Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya akan berputar di orbitnya. Allah pun menciptakan matahari, bulan dan bintang lalu menjadikan matahari dan bulan berputar pada orbitnya. Dari situ muncullah cahaya matahari dan juga rembulan. Sejak itu, Allah menjadikan satu tahun menjadi dua belas bulan sesuai dengan munculnya hilal. Satu tahun dalam syariat Islam dihitung berdasarkan perputaran dan munculnya bulan, bukan dihitung berdasarkan perputaran matahari sebagaimana yang dilakukan oleh Ahli Kitab.”[1]

Selengkapnya: Kekeliruan dalam Menyambut Awal Tahun Baru Hijriyah

Audio Kajian: Kumpulan Ibroh dalam Menggapai Hidayah

Informasi Artikel ini:
Penulis: admin-alquransunnah
Dipublikasikan: 26 November 2010
Dibaca: 5173
Tema: Kumpulan Ibroh dalam Menggapai Hidayah
Pemateri: Ustadz Armen Halim Naro rahimahullah
File: MP3 14.4 MB @ Radio Rodja 756 Am

Ada banyak jalan dalam menggapai hidayah. Diantaranya adalah dengan mengambil pelajaran dari sejarah umat-umat terdahulu. Dan yang terbaik dari sejarah dan kisah orang-orang terdahulu, adalah orang-orang yang telah disucikan oleh Allah dan dibanggakan Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam, dari kalangan Sahahbat, Tabi’in dan Tabiut Tabi’in.

Allan ta'ala berfirman:

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah.” (QS At-Taubah [9] : 100).

Dan keridhaan Allah adalah mengikuti perjalanan mereka.

Dalam kajian ini, Ustadz Armen rahimahullah menekankan pentingnya mengambil pelajaran dari para Sahabat yang telah belajar langsung dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Diantaranya beliau menukil kisah dua orang sahabat yang mendapatkan hidayah dengan jalan yang berbeda, yang darinya patut untuk diambil pelajran.

Yang pertama adalah kisah Umair bin Wahb al-Jumahi yang dengan segala persiapannya datang menemui Nabi shallalahu alaihi wasallam untuk membunuh beliau, lalu hidayah datang kepadanya sehingga ia pun mengucapkan dua kalimat syahdat di hadapan Nabi shallallahu alaihi wassalam.

Yang kedua adalah kisah Tufail bin Amr ad-Dausi, seorang penyair kawakan pemimpin suku Daus yang akhirnya masuk Islam karena keindahan bahasa Al-Qur’an dan kebenaran yang dikandungnya, yang dibacakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Bagaimana kedua kisah itu berlangsung serta hikmah dan pelajaran apa yang terkandung di dalamnya? Silahkan simak selengkapnya pada kajian berikut ini.

download-audio
{audio}http://www.archive.org/download/Ustadz_Armen_Halim_Naro_Kajian_Lain2/Kumpulan_ibroh_dlm_menggapai_hidayah_ust_Armen_Halim.mp3{/audio}

Khutbah Jum'at: Nikmat dan Adzab Kubur

Informasi Artikel ini:
Penulis: Abu Muhammad Abdul Mu’thi Al Maidani
Dipublikasikan: 25 November 2010
Dibaca: 36872

Khutbah yang pertama

Wahai para hamba Allah, sidang jum’at yang dimuliakan oleh Allah …

Al-Imam Muslim telah meriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنّ الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ، وَتَوَلّىَ عَنْهُ أَصْحَابُهُ، إِنّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ. يَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُولاَنِ لَهُ: مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرّجُلِ ؟

أَشْهَدُ أَنّهُ عَبْدُ اللّهِ وَرَسُولُهُ. قَالَ: فَيُقَالُ لَهُ: “انْظُرْ إِلَىَ مَقْعَدِكَ مِنَ النّارِ. قَدْ أَبْدَلَكَ اللّهُ بِهِ مَقْعَداً مِنَ الْجَنّةِ” قَالَ نَبِيّ اللّهِ صلى الله عليه وسلم:

“فَيَرَاهُمَا جَمِيعاً”.

“Sesungguhnya seorang hamba bila diletakkan di dalam kuburnya dan para pengantarnya telah kembali pulang, sunggguh dia akan mendengarkan gesekan sandal-sandal mereka. Datang kepadanya dua malaikat, maka keduanya mendudukkannya dan bertanya kepadanya, ‘Apa pendapatmu tentang orang ini (yakni nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam)? Adapun seorang yang mukmin akan menjawab, ’Aku bersaksi bahwasanya dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya’. Maka dinyatakan kepadanya, ‘Lihatlah kepada tempatmu di neraka, sungguh telah digantikan oleh Allah dengan sebuah tempat di surga.” Maka Nabi Allah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kemudian dia melihat kedua tempat tersebut.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Ma’asyirol muslimin rohimakumullah…

Hadits ini menceritakan kepada kita bagaimana ‘pertanyaan yang terjadi di alam kubur’. Adapun orang-orang yang beriman akan dikokohkan oleh Allah sewaktu mereka ditanya di dalam kubur masing-masing. Itulah yang dinyatakan oleh Allah di dalam Al-Quran yang mulia:

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (Ibrahim: 27)

Permulaan dari alam akhirat adalah alam barzakh (alam kubur). Oleh karena itu, seorang yang beriman akan dikokohkan oleh Allah untuk menjawab pertanyaan kubur, sebagaimana di dalam hadits yang telah lalu.

Selengkapnya: Khutbah Jum'at: Nikmat dan Adzab Kubur

  • Biografi Imam Bukhari
  • Audio Kajian: Bahasan Tuntas Ruqyah Syar’iyyah
  • E-book : Al-Bidayah Wan Nihayah
  • E-book: Tafsir Ibnu Katsir (Salah Satu Kitab Tafsir Al Qur'an Terbaik)
  • Adabul Mufrod
  • Tata Cara Sholat Ied Seperti Rasulullah
  • Audio Kajian: Tafsir Al-Fatihah
  • E-book : JAMA'ATUT TABLIGH - Semangat Dakwah Tanpa Ilmu

Halaman 158 dari 211

  • 153
  • 154
  • 155
  • 156
  • 157
  • 158
  • 159
  • 160
  • 161
  • 162