Agar Rizki mendapat Keberkahan

Informasi Artikel ini:
Penulis: admin-alquransunnah
Dipublikasikan: 19 May 2009
Dibaca: 24317

Oleh
Ustadz Muhammad Arifin Badri

AMAL SHALIH MEMBANTU MENDATANGKAN KEBERKAHAN

Keberkahan bisa diraih berkat beberapa amal shalih yang nyata telah kita lakukan. Misalnya sebagai berikut.

Pertama : Mensyukuri Segala Nikmat

Tiada kenikmatan, apapun wujudnya yang dirasakan menusia, melainkan datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Atas dasar itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan manusia untuk senantiasa bersyukur kepada-Nya. Dengan cara senantiasa mengingat bahwasanya kenikmatan tersebut datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, diteruskan mengucapkan hamdalah, dan selanjutnya menafkahkan sebagai kekayaannya di jalan-jalan yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seseorang yang telah mendapatkan taufik untuk bersyukur, ia akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya, sehingga Allah akan senantiasa melipatgandakan kenikmatan baginya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Dan ingatlah tatkala Rabbmu mengumandangkan : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih” [Ibrahim : 7]

Pada ayat lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur demi (kebaikan) dirinya sendiri” [An-Naml : 40]

Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata :”Manfaat bersyukur tidak akan dirasakan, kecuali oleh pelakunya sendiri. Dengan itu, ia berhak mendapatkan kesempurnaan dari nikmat yang telah ia dapatkan, dan nikmat tersebut akan kekal dan bertambah. Sebagaimana syukur, juga berfungsi untuk mengikat kenikmatan yang telah didapat serta menggapai kenikmatan yang belum dicapai” [8]

Selengkapnya: Agar Rizki mendapat Keberkahan

Dibalik Proyek Amerika Yang Menghabiskan 1 Milyar U$ Ternyata Kebenaran Islam Yang Terungkap

Informasi Artikel ini:
Penulis: admin-alquransunnah
Dipublikasikan: 13 May 2009
Dibaca: 22355
Allah -Subhanahu wa ta'ala- berfirman:

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ

“Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan”. (QS al Qomar: 1)


Yang menarik adalah ayat diatas menjadi sebab Islamnya seseorang yang nantinya akan menjadi ketua Hizib Islami Britani. Bagaimanakah ceritanya? Ikuti ulasan berikut ini.

Dalam wawancara televisi dengan seorang pakar geologi muslim Prof. Dr. Zaqhlul An-Najar, pembawa acara bertanya kepada beliau tentang ayat diatas: “Apakah terdapat i’jaz ilmi (kemukjizatan yang bersifat sains) yang terkandung didalam ayat diatas?  Dr. Zaqhlul memberikan jawaban dengan mengatakan: “Berkenaan dengan ayat ini, aku  mempunyai sebuah cerita. Sejak beberapa waktu lamanya aku menjadi tenaga pengajar di Universitas Chardif di bagian barat Inggris. Yang datang mengikuti perkuliahaanku terdiri dari muslim dan non muslim. Pernah suatu ketika terjadi diskusi yang menarik tentang i’jaz ilmi  dalam al-Qur`a. Ditengah-tengah diskusi, ada seorang pemuda muslim berdiri dan mengatakan: “Tuan, apakah anda melihat bahwa didalam firman Allah “Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan” terdapat isyarat i’jaz ilmi  dalam al-Qur`an?” Dr. Zaqhlul mengatakan: “Tidak, karena i’jaz ilmi  ditafsiri oleh ilmu (sains). Sedangkan mukjizat, ilmu (sains) itu tidak mampu menafsirinya, karena mukjizat adalah suatu perkara luar biasa yang tidak dapat ditafsiri oleh hukum alam (hukum kausalitas). Terbelahnya rembulan adalah mukjizat, yang terjadi untuk Rasulullah -Shalallahu alaihi wa salam-, dan bersaksi tentang kenabian dan kerasulannya. Mukjizat visual adalah bukti nyata bagi orang yang menyaksikannya. Seandainya hal itu tidak datang dalam kitab Allah dan sunnah Rarul-Nya tentu kita umat Islam di abad ini tidak wajib mengimaninya. Akan tetapi kita mengimaninya karena telah datang keterangannya didalam kitab Allah dan didalam sunnah Rasul-Nya dan karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Selengkapnya: Dibalik Proyek Amerika Yang Menghabiskan 1 Milyar U$ Ternyata Kebenaran Islam Yang Terungkap

Salah Paham Tentang Salafi

Informasi Artikel ini:
Penulis: Yulian Purnama
Dipublikasikan: 08 May 2009
Dibaca: 18743

At Tauhid edisi V/18

Pepatah lama mengatakan, “Tak kenal maka tak sayang”. Demikianlah, kadang seorang membenci sesuatu, padahal ia tidak mengenal apa yang ia benci itu. Bisa jadi bila ia mengenalnya, bukan benci namun cinta yang diberikan. Demikianlah yang terjadi pada dakwah Salafiyah atau disebut juga Salafi. Banyak orang bergunjing tentang Salafi, padahal ia tidak mengenal bagaimana sebenarnya Salafi atau dakwah salaf itu. Hasilnya, timbullah tuduhan dan anggapan-anggapan buruk yang keji. Bahkan sampai ada yang menuduh bahwa Salafi adalah aliran sesat! Sungguh Allah-lah tempat memohon pertolongan.

Kenalilah Istilah Salafi

Salaf secara bahasa arab artinya ‘setiap amalan shalih yang telah lalu; segala sesuatu yang terdahulu; setiap orang yang telah mendahuluimu, yaitu nenek moyang atau kerabat’ (Lihat Qomus Al Muhith, Fairuz Abadi). Secara istilah, yang dimaksud salaf adalah 3 generasi awal umat Islam yang merupakan generasi terbaik, seperti yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, “Sebaik-baik umat adalah generasiku, kemudian sesudahnya, kemudian sesudahnya” (HR. Bukhari-Muslim)

Tiga generasi yang dimaksud adalah generasi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan para sahabat, generasi tabi’in dan generasi tabi’ut tabi’in. Sering disebut juga generasi Salafus Shalih. Tidak ada yang meragukan bahwa merekalah orang-orang yang paling memahami Islam yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Maka bila kita ingin memahami Islam dengan benar, tentunya kita merujuk pada pemahaman orang-orang yang ada pada 3 generasi tersebut. Seorang sahabat yang mulia, Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata, “Seseorang yang mencari teladan, hendaknya ia meneladani para sahabat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam karena mereka adalah orang-orang yang paling mulia hatinya, paling mendalam ilmunya, paling sedikit takalluf-nya, paling benar bimbingannya, paling baik keadaannya, mereka adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk menjadi sahabat Nabi-Nya, dan untuk menegakkan agamanya. Kenalilah keutamaan mereka. Ikutilah jalan hidup mereka karena sungguh mereka berada pada jalan yang lurus.” (Limaadza Ikhtartu Al Manhaj As Salafi Faqot, Salim bin ‘Ied Al Hilaly)

Selengkapnya: Salah Paham Tentang Salafi

  • Makna Sabda Nabi ﷺ, "Berpakaian tapi telanjang"
  • Berkah
  • Jerat-jerat Syaithon
  • Hati Sedih dan Pengobatannya Menurut Islam
  • Mengatur Hari-hari Agar Penuh Barokah
  • Fadilah Menghafal Surat Al Kahfi
  • Jual Beli dengan Sistem Panjar/Uang Muka
  • Mengenal Masjid Al Haram

Halaman 202 dari 211

  • 197
  • 198
  • 199
  • 200
  • 201
  • 202
  • 203
  • 204
  • 205
  • 206