Mendidik anak merupakan pekerjaan yang sulit, karena (dalam menghadapi) mereka membutuhkan kesabaran dan kecerdikan (untuk mengambil hatinya).
Termasuk di antaranya, ada anak yang butuh perlakuan lembut, ramah, tidak suka dibentak-bentak dengan keras. Dan jika diperlakukan dengan cara sebaliknya, niscaya ia akan membangkang. Ada pula anak yang perlu dikerasi, tapi tetap tidak melebihi batas kewajaran. Apabila sampai berlebihan maka akan menyebabkan anak sulit diatur dan tidak patuh terhadap nasehat kedua orang tuanya.
Kita memohon kepada Allah agar mengkaruniakan kebaikan kepada kita dan menjaga kita dalam (memikul) tanggung jawab yang besar sebagai orang tua. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. “ (At-Tahrim: 6)
Dan dalam Shahihain dari hadits Abdullah bin Umar rodhiyallohu anhuma, ia berkata: “Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam bersabda: “Kalian semua adalah pemimpin, dan kalian semua akan ditanya tentang apa yang kalian pimpin, seorang imam adalah pemimpin dan ia nanti akan ditanya tentang yang dipimpinnya, seorang lelaki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia nanti akan ditanya tentang yang dipimpinnya, seorang wanita adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan ia nanti akan ditanya tentang yang dipimpinnya, seorang budak (pelayan) adalah pemimpin tentang harta majikannya dan ia nanti akan ditanya tentang yang dipimpinnya, ketahuilah karena kalian semua adalah pemimpin dan kalian semua akan ditanya nanti tentang yang dipimpinnya.”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ ، وَنَعُوذُبِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّأَتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ ، وَمَن يُضْلِلْ فَلاَهَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَّإِلَهَ ِإلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَ نْتُمْ مُسْلِمُونَ ال عمران :102 يَاأَ يُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَاْلأَ رْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا النساء :1 يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا الاحزاب : 70-71 أَمَّابَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَالْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّاْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَ لَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَ لَةٍ فِىالنَّارِWahai Ukhti Muslimah…Wahai wanita yang mengalir keimanan di dalam hatinya…Wahai wanita yang mencintai Allah dan Rasul-Nya…
Engkau yang telah ruku’ dan sujud, mengharap dan berdo’a kepada Allah yang Maha Suci lagi Maha Agung.
Engkau adalah seorang yang mempunyai peran besar dalam kehidupan laki-laki, baik sebagai ibu, istri, saudara perempuan maupun anak.
Wahai permata yang terjaga…Berlapanglah dengan sebuah pertanyaan ini…Tidakkah kalian menginginkan untuk menjadi wanita yang terpilih oleh Allah karena kebaikan…?! Tidakkah kalian ingin mendapatkan keutamaan yang Allah berikan…?!
Alhamdulillah kami menyapa anda lagi di serial Upaya Membangun Madrosah ISLAM di Rumah. Kami kutipkan penjelasan Syaikh Isham Syarif dalam buku Duh Suamiku terbitan Al Qowwam, Solo. Buku ini berisi antisipasi keluhan keluhan istri terhadap suaminya. Kami hanya cukupkan mengutip keluhan pertama. Keluhan pertama adalah lalainya suami dalam memberikan dan menjadi contoh atau teladan dalam menunntut ilmu. Mudah-mudahan keluhan istri kita bisa diredam dengan nasehat Syaikh Isham. Kita saling mendoakan agar “Madrosah” kita senantiasa diterangi ilmu Al Qur-an dan As Sunnah dan kita para suami sebagai “Mudir Madrosah” diberi kekuatan untuk mengemban amanah. Amin
SUAMIKU TIDAK BERSEMANGAT MENGAJARI AGAMA, MENGONTROL IBADAH, MENGINGATKAN KEPADA ALLAH, DAN MEMOTIVASIKU UNTUK TAAT
Salah satu lubang menganga di rumah tangga kita adalah ketidakpedulian terhadap ilmu agama, baik dalam hal menuntut dan mengkaji ilmu, menghadiri forum-forum kajian, atau mendengarkan kaset-kaset islami yang merekam kajian ilmu yang bermanfaat. Jelas, lubang ini adalah kekurangan besar dalam kehidupan rumah tangga kita (Kami memuji Allah atas nikmat Taufiq dari Allah berupa berjalan di atas manhaj Salaf, manhaj kokoh yang memiliki karakteristik kepedulian terhadap ilmu, ahli, serta majelisnya. Mereka Salafiyyun adalah orang-orang yang penuh perhatian terhadap ilmu sehingga lubang menganga tersebut diharapkan dapat tertutup. Hendaknya hal ini dijadikan motivtor para kaum muslimin khususnya para suami untuk senantiasa semangat menuntut ilmu dan tidak menganggap remeh ilmu dan majelisnya.Wa nas alullah as salamah wal ‘afiyah-red) Kekurangan ini akan lebih buruk lagi, bila suami sebenarnya orang berilmu, penuntut ilmu, atau setidaknya rajin membaca atau mendengar kaset Islami, hanya saja ia tidak mempunyai kepedulian mengajari istri dan anak-anaknya tentang persoalan agama. Setelah itu ia mengeluh dan mengerutui isterinya tentang perilaku anak-anaknya. Ia tidak sadar bahwa sebenarnya dialah biang perilaku buruk anaknya itu, disebabkan ketidakseriusannya mengajari mereka tentang persoalan agama.