 
        بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Bab: Hukum Melewati Orang yang sedang Shalat
Hadits dari Abu Juhaim Al Anshari, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
لَوْ يَعْلَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَيِ الْمُصَلِّي مَاذَا عَلَيْهِ مِنَ الإِْثْمِ لَكَانَ أَنْ يَقِفَ أَرْبَعِينَ خَيْرًا لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ
“Andaikan seseorang yang lewat di depan orang yang shalat itu mengetahui dosanya perbuatan itu, niscaya diam berdiri selama 40 itu lebih baik baginya dari pada lewat” (HR. Al Bukhari 510, Muslim 507)
Perawi, Abu Nadr mengatakan aku tidak tahu apakah 40 hari, atau 40 bulan atau 40 tahun.
Dalam hadits ini ada beberapa faedah penting :
Syaikh bin Baz rahimahullahu berkata, adapun orang yang melewati di depan orang shalat yang tanpa sutrah jauh di depannya maka ia selamat dari hal ini, karena itu dikatakan bukan lewat di depan orang shalat.
Selengkapnya: Khulasatul kalam: Hukum Melewati Orang yang Sedang Shalat
 
        بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian:10 Kaidah dalam Tazkiyatun Nufus
Kitab‘Asyru qawaaida fi tazkiyatin nafsi
Karya: Syaikh ‘Abdurrazaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahullah
 🎙️ Bersama Ustadz Badrussalam, Lc hafidzahullah
 📌 Masjid Nurul I'thisham Bekasi
 🗓️ Bekasi, 20 Dzulqa’dah 1446 / 18 Mei 2025
Kebanyakan manusia jika membahas masalah manajemen qolbu (Tazkiyatun Nufus) hanya menitikberatkan pada masalah akhlak, padahal cakupannya luas dan banyak.
Pada kesempatan ini, akan dijelaskan 10 Kaidah dalam Tazkiyatun Nufus dari Kitab ‘Asyru qawaaida fi tazkiyatin nafsi, karya Syaikh ‘Abdurrazaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahullah.
Mukadimah
Jiwa manusia yang memiliki dua sisi (yaitu baik dan buruk), sangatlah penting dan urgen untuk diperhatikan. Allah Ta’ala telah bersumpah dengan sejumlah makhluk-Nya yang agung, yang menunjukkan keagungan-Nya dalam surat Asy-Syams, bahwasanya di sana ada jiwa yang beruntung dan ada jiwa yang tidak beruntung,
وَالشَّمْسِ وَضُحاها (1) وَالْقَمَرِ إِذا تَلاها (2) وَالنَّهارِ إِذا جَلاَّها (3) وَاللَّيْلِ إِذا يَغْشاها (4) وَالسَّماءِ وَما بَناها (5) وَالْأَرْضِ وَما طَحاها (6) وَنَفْسٍ وَما سَوَّاها (7) فَأَلْهَمَها فُجُورَها وَتَقْواها (8) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاها (9) وَقَدْ خابَ مَنْ دَسَّاها (10)
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari. Dan bulan apabila mengiringinya. Dan siang apabila menampakkannya. Dan malam apabila menutupinya. Dan langit serta pembinaannya. Dan bumi serta penghamparannya. Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams [91]: 1-10)
Allah Ta’ala berfirman sebagaimana ayat di atas,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاها
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.”
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَقَدْ خابَ مَنْ دَسَّاها
“Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”
Dalam ayat di atas, Allah ﷻ bersumpah dalam beberapa ayat, menunjukkan keagungan hal yang dijelaskan, maka Penyucian jiwa merupakan hal yang sangat penting.
 
        بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Akbar bersama DKM Al-Ikhlash - Muslim Solo Raya
Solo, 20 Dzulqa’dah 1446 / 18 Mei 2025
Bersama Ustadz Abu Qotadah Al-Atsary 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Tempat: Masjid Ibaadurrahmaan Goro Assalaam
Jl. A. Yani No.308, Gumpang Lor, Pabelan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57169
Untuk Apa Kita Belajar?
Setelah memuji Allâh dan bershalawat atas Nabi-Nya, Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita terutama nikmat kesehatan dan kesempatan untuk menuntut ilmu.
Kenapa kita mesti belajar dan untuk apa kita belajar? Pertanyaan yang singkat dan simpel, tetapi perlu jawaban yang panjang untuk menjelaskannya. Banyak diantara kita yang masih belum paham akan tujuan kita belajar, salah satu indikatornya, banyak yang terbebani tatkala kita belajar.
Halaman 90 dari 279