Khulasatul kalam: Hukum Melewati Orang yang Sedang Shalat

Informasi Artikel ini:
Penulis: admin-alquransunnah
Dipublikasikan: 21 May 2025
Dibaca: 2549
  • Kajian Kitab
  • Fiqh
  • Shalat

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Kitab: خلاصة الكلام على عمدة الأحكام
Karya: Syaikh Abdullah Alu Bassam Rahimahullah
Solo, 22 Dzulqa’dah 1446 / 20 Mei 2025
Bersama Ustadz Mohammad Alif, Lc 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 [Staff Pengajar Ma'had Imam Bukhari Solo]
Tempat: Masjid Al-Ikhlash Jl. Adi Sucipto - Kerten Solo
Video Kajian: Youtube Masjid Al-Ikhlash

Bab: Hukum Melewati Orang yang sedang Shalat

Hadits#103:

Hadits dari Abu Juhaim Al Anshari, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لَوْ يَعْلَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَيِ الْمُصَلِّي مَاذَا عَلَيْهِ مِنَ الإِْثْمِ لَكَانَ أَنْ يَقِفَ أَرْبَعِينَ خَيْرًا لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ

“Andaikan seseorang yang lewat di depan orang yang shalat itu mengetahui dosanya perbuatan itu, niscaya diam berdiri selama 40 itu lebih baik baginya dari pada lewat” (HR. Al Bukhari 510, Muslim 507)

Perawi, Abu Nadr mengatakan aku tidak tahu apakah 40 hari, atau 40 bulan atau 40 tahun.

Dalam hadits ini ada beberapa faedah penting :

  1. Haram melewati di depan orang yang sedang shalat dimana tidak ada sutrah ataupun tidak.
  2. Hendaknya diutamakan bagi orang yang shalat menjauhi tempat lalu lalangnya orang.
  3. Rawi ragu tentang ucapan 40 hari, atau 40 bulan atau 40 tahun. Tapi jumlah ini bukan batasan, tapi untuk melarang dengan larangan yang keras.

Syaikh bin Baz rahimahullahu berkata, adapun orang yang melewati di depan orang shalat yang tanpa sutrah jauh di depannya maka ia selamat dari hal ini, karena itu dikatakan bukan lewat di depan orang shalat.

Selengkapnya: Khulasatul kalam: Hukum Melewati Orang yang Sedang Shalat

10 Kaidah dalam Tazkiyatun Nufus

Informasi Artikel ini:
Penulis: admin-alquransunnah
Dipublikasikan: 18 May 2025
Dibaca: 8011
  • Ustadz Abu Yahya Badrusalam
  • tazkiyatun nufus

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian:10 Kaidah dalam Tazkiyatun Nufus
Kitab‘Asyru qawaaida fi tazkiyatin nafsi
Karya: Syaikh ‘Abdurrazaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahullah
🎙️ Bersama Ustadz Badrussalam, Lc hafidzahullah
📌 Masjid Nurul I'thisham Bekasi
🗓️ Bekasi, 20 Dzulqa’dah 1446 / 18 Mei 2025



Kebanyakan manusia jika membahas masalah manajemen qolbu (Tazkiyatun Nufus) hanya menitikberatkan pada masalah akhlak, padahal cakupannya luas dan banyak.

Pada kesempatan ini, akan dijelaskan 10 Kaidah dalam Tazkiyatun Nufus dari Kitab ‘Asyru qawaaida fi tazkiyatin nafsi, karya Syaikh ‘Abdurrazaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahullah.

Mukadimah

Jiwa manusia yang memiliki dua sisi (yaitu baik dan buruk), sangatlah penting dan urgen untuk diperhatikan. Allah Ta’ala telah bersumpah dengan sejumlah makhluk-Nya yang agung, yang menunjukkan keagungan-Nya dalam surat Asy-Syams, bahwasanya di sana ada jiwa yang beruntung dan ada jiwa yang tidak beruntung,

وَالشَّمْسِ وَضُحاها (1) وَالْقَمَرِ إِذا تَلاها (2) وَالنَّهارِ إِذا جَلاَّها (3) وَاللَّيْلِ إِذا يَغْشاها (4) وَالسَّماءِ وَما بَناها (5) وَالْأَرْضِ وَما طَحاها (6) وَنَفْسٍ وَما سَوَّاها (7) فَأَلْهَمَها فُجُورَها وَتَقْواها (8) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاها (9) وَقَدْ خابَ مَنْ دَسَّاها (10)

“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari. Dan bulan apabila mengiringinya. Dan siang apabila menampakkannya. Dan malam apabila menutupinya. Dan langit serta pembinaannya. Dan bumi serta penghamparannya. Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams [91]: 1-10)

Allah Ta’ala berfirman sebagaimana ayat di atas,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاها

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.”

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَقَدْ خابَ مَنْ دَسَّاها

“Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”

Dalam ayat di atas, Allah ﷻ bersumpah dalam beberapa ayat, menunjukkan keagungan hal yang dijelaskan, maka Penyucian jiwa merupakan hal yang sangat penting.

Selengkapnya: 10 Kaidah dalam Tazkiyatun Nufus

Untuk Apa Kita Belajar?

Informasi Artikel ini:
Penulis: admin-alquransunnah
Dipublikasikan: 18 May 2025
Dibaca: 1057
  • Pendidikan anak

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 

Kajian Akbar bersama DKM Al-Ikhlash - Muslim Solo Raya
Solo, 20 Dzulqa’dah 1446 / 18 Mei 2025
Bersama Ustadz Abu Qotadah Al-Atsary 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Tempat: Masjid Ibaadurrahmaan Goro Assalaam
Jl. A. Yani No.308, Gumpang Lor, Pabelan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57169


🎞️ YouTube DKM Al-Ikhlash 


Untuk Apa Kita Belajar?

Setelah memuji Allâh dan bershalawat atas Nabi-Nya, Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita terutama nikmat kesehatan dan kesempatan untuk menuntut ilmu.

Kenapa kita mesti belajar dan untuk apa kita belajar? Pertanyaan yang singkat dan simpel, tetapi perlu jawaban yang panjang untuk menjelaskannya. Banyak diantara kita yang masih belum paham akan tujuan kita belajar, salah satu indikatornya, banyak yang terbebani tatkala kita belajar.

Selengkapnya: Untuk Apa Kita Belajar?

  • Wasiat Sughro Ibnu Taimiyah #5: Berakhlak Mulia
  • Mengamalkan Al-Qur’an
  • Biografi Sahabat Hudzaifah Radhiyallahu'anhu
  • Cara Setan Menggoda Manusia: Menghalangi (Manusia) dari Jalan Allah
  • Membersihkan Hati Dengan Dzikir
  • Agungnya Shalat 2: Shalat Mencakup Seluruh Inti Rukun Islam
  • Keutamaan Pembaca Al-Qur’an
  • Wasiat Sughro Ibnu Taimiyah #4: Ciri-ciri Ilmu yang Bermanfaat dan Beberapa Penyakit Penuntut Ilmu

Halaman 90 dari 279

  • 85
  • 86
  • 87
  • 88
  • 89
  • 90
  • 91
  • 92
  • 93
  • 94