Oleh: Syeikh Aqil bin Salim Asy-Syammari
Segala puji bagi Alloh… sholawat dan salam atas Nabi pilihan Alloh… waba’du:
Berikut ini adalah, 50 pelajaran berharga dari Rukun Islam Kelima untuk kehidupan manusia. Semoga Alloh memberikan taufiq, bantuan, dan menunjuki kebenaran pada kami dalam menyelesaikan tulisan ini.
1. Pendidikan untuk mentauhidkan Alloh, baik dalam ucapan maupun amalan, hal ini terlihat jelas dalam beberapa amalan berikut ini:
a. Bacaan talbiyah, yang disebut juga dengan kalimat tauhid: Labbaikallohumma labbaik…
b. Dimasukkannya dalam talbiyah kata: la syarika lak (tiada sekutu bagi-Mu).
c. Kata la syarika lak yang diulangi dua kali dalam bacaan talbiyah, ini menunjukkan adanya penekanan dalam hal tauhid.
d. Kata-kata: “Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk”, maksudnya adalah: “Sesungguhnya semua pujian, segala nikmat, dan seluruh kekuasaan hanya bagi-Mu ya Alloh”, dan ini juga mengandung nilai tauhid.
e. Larangan thowaf di selain Ka’bah, itu artinya kita dilarang untuk thowaf di arofah, di jamarot, di pemakaman, tempat keramat, tempat bersejarah, dll. Ini semua bukti keyakinan kita, bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Alloh, dan itulah diantara bentuk nyata mentauhidkan Alloh.
2. Pendidikan untuk banyak memuji Alloh. Hal ini tampak pada kata hamdalah yang ada dalam talbiyah. Meski saat datang ke tanah suci, jamaah haji sedang dalam keadaan tertimpa musibah, didera cobaan, sakit, miskin, dan terasingkan… mereka semua tetap memuji Alloh, seakan-akan mereka dalam keadaan lapang, sehat, dan kuat… Sungguh tak diragukan lagi, memuji Alloh dianjurkan bagi setiap muslim, baik di saat suka, maupun duka.
3. Pendidikan untuk selalu membasahi lisan dengan dzikir, ini tampak pada:
a. Disunnahkannya membaca talbiyah hingga sampai di masjidil harom, atau sampai melihat ka’bah, atau sampai memulai thowaf. Meski para ulama berbeda pendapat tentang kapan harus mengakhiri talbiyah, tapi semua pendapat itu mengisyaratkan anjuran untuk memperbanyak talbiyah.
b. Saat thowaf, kita dianjurkan untuk memperbanyak doa, atau dzikir, atau pujian pada Alloh, dan semuanya merupakan bentuk dzikir.
c. Dalam sai juga demikian.
d. Doa di Hari Arofah yang berupa dzikir: “la ilaaha illallohu wahdahu….
e. Hari-hari di mina adalah hari untuk makan, minum, dan berdzikir.
f. Disyariatkannya melempar jumroh adalah untuk berdzikir mengingat-Nya.
g. Disunnahkan untuk membaca takbir dalam setiap lemparan kerikilnya.
Dan masih banyak lagi tempat dan kesempatan lain untuk memperbanyak dzikir dalam ibadah haji ini. Itu semua mengajarkan pada seorang muslim agar lisannya selalu basah dengan bacaan dzikir.
Alawi bin Abdul Qadir As-Saqqaf “Ringkasan Al-Itisham Imam Asy-Syathibi”
Media Hidayah | 220 hal | Agustus 2003 | PDF | 999 kb
Buku ini adalah terjemahan kitab Mukhtashar Kitab Al I’tisham karya imam Asy-Syathibi yang hidup di abad ke delapan hijriyah. Buku ini membahas seluk-beluk bid’ah, mulai dari definisi, macam dan sebab terjadinya bid’ah, sampai masalah hukuman dan akibat yang akan menimpa para pelaku bid’ah dan pembahasan penting lainnya seputar bid’ah. Kitab aslinya yang tebal dan detail diringkas dengan tujuan memudahkan kaum muslimin secara umum baik awam maupun terpelajar memahami kitab aslinya.
Ibnu Daqiq Al Ied “Syarah Hadist Arbain”
Media Hidayah| 67 hal | PDF | 650 kb
Hadits Arbain yang dihimpun Imam Nawawi memuat empat puluhan Hadits. Tiap-tiap Hadits merupakan landasan agama yang penting, para ulama menyebutnya sebagai poros ajaran Islam, separuh Islam, sepertiga Islam, atau seperempat lain semacamnya. Kesemuanya merupakan hadits shahih yang sekaligus bersumber dari Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
Syarah Hadits Arbain Imam Nawawi dari Ibnu Daqiq Al Ied ini lebih memperjelas makna dari empat puluh Hadits tersebut. Uraian beliau sangat jelas serta mudah dipahami. Inilah salah satu alasan kami menghadirkan buku ini untuk anda. Semoga bermanfaat.
Halaman 163 dari 211