Bolehkah Seorang Muslim Mengucapkan ‘Selamat Natal’?

Informasi Artikel ini:
Penulis: admin-alquransunnah
Dipublikasikan: 19 Desember 2008
Dibaca: 22888
Oleh :  Muhammad Abduh Tuasikal, ST
 
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, wa shalaatu wa salaamu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Sudah sering kita mendengar ucapan semacam ini menjelang perayaan Natal yang dilaksanakan oleh orang Nashrani. Mengenai dibolehkannya mengucapkan selamat natal ataukah tidak kepada orang Nashrani, sebagian kaum muslimin masih kabur mengenai hal ini. Sebagian di antara mereka dikaburkan oleh pemikiran sebagian orang yang dikatakan pintar (baca : cendekiawan), sehingga mereka menganggap bahwa mengucapkan selamat natal kepada orang Nashrani tidaklah mengapa (alias ‘boleh-boleh saja’). Bahkan sebagian orang pintar tadi mengatakan bahwa hal ini diperintahkan atau dianjurkan.

Namun untuk mengetahui manakah yang benar, tentu saja kita harus merujuk pada Al Qur’an dan As Sunnah, juga pada ulama yang mumpuni, yang betul-betul memahami agama ini. Ajaran islam ini janganlah kita ambil dari sembarang orang, walaupun mungkin orang-orang yang diambil ilmunya tersebut dikatakan sebagai cendekiawan. Namun sayang seribu sayang, sumber orang-orang semacam ini kebanyakan merujuk pada perkataan orientalis barat yang ingin menghancurkan agama ini. Mereka berusaha mengutak-atik dalil atau perkataan para ulama yang sesuai dengan hawa nafsunya. Mereka bukan karena ingin mencari kebenaran dari Allah dan Rasul-Nya, namun sekedar mengikuti hawa nafsu. Jika sesuai dengan pikiran mereka yang sudah terkotori dengan paham orientalis, barulah mereka ambil. Namun jika tidak bersesuaian dengan hawa nafsu mereka,  mereka akan tolak mentah-mentah. Ya Allah, tunjukilah kami kepada kebenaran dari berbagai jalan yang diperselisihkan –dengan izin-Mu-

Selengkapnya: Bolehkah Seorang Muslim Mengucapkan ‘Selamat Natal’?

Beberapa Tanda Yang dapat Dijadikan Barometer Untuk Mengenali Tukang Sihir

Informasi Artikel ini:
Penulis: admin-alquransunnah
Dipublikasikan: 19 Desember 2008
Dibaca: 20459
Oleh : Wahid bin Abdissalam Baali

Jika Anda mendapat satu tanda dari tanda-tanda berikut ini pada orang-orang yang melakukan pengobatan, maka tidak diragukan lagi dia adalah seorang tukang sihir. Berikut ini tanda-tanda tersebut.
  1. Menanyakan nama pasien dan nama ibunya
  2. Meminta salah satu dari beberapa benda bekas dipakai si pasien (baik itu baju, topi, sapu tangan, atau kaos).
  3. Terkadang meminta hewan dengan kriteria tertentu untuk disembelih dengan tidak menyebut nama Allah padanya dan terkadang darah binatang sembelihan itu dioleskan pada beberapa tempat penyakit yang dirasakan oleh pasien atau melempar binatang itu ke tempat puing-puing bangunan.
  4. Penulisan mantra-mantra tertentu.
  5. Membaca jimat-jimat dan mantra-mantra yang tidak dapat difahami.
  6. Memberi suatu pembatas yang terdiri dari empat persegi, kepada pasien yang di dalamnya terdapat huruf-huruf atau angka-angka.
  7. Dia menyuruh pasien untuk mengurung diri dari orang-orang untuk waktu tertentu di suatu ruangan yang tidak dimasuki sinar matahari, yang kaum awam menyebutnya dengan hijbah.
  8. Terkadang si penyihir itu menyuruh pasien untuk tidak menyentuh air untuk waktu tertentu.
  9. Memberi beberapa hal pada pasien untuk ditimbun di dalam tanah.

    Selengkapnya: Beberapa Tanda Yang dapat Dijadikan Barometer Untuk Mengenali Tukang Sihir

Berakhlak mulia bagi penuntut ilmu

Informasi Artikel ini:
Penulis: admin-alquransunnah
Dipublikasikan: 19 Desember 2008
Dibaca: 35781

 Oleh : asy-Syaikh al-Allaamah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah

Dan sebagaimana kita ketahui bersama bahwa bentuk luar ini ada yang diciptakan dalam bentuk yang indah, dan ada yang diciptakan dalam bentuk yang buruk, dan ada yang diciptakan dalam bentuk diantara keduanya. Dan bentuk batin (demikian juga) ada yang baik dan ada yang buruk, serta ada yang diantara keduanya, dan bentuk batin inilah yang dikatakan sebagai akhlak.

Jika demikian halnya, maka yang dinamakan akhlak adalah : "Gambaran batin , dimana manusia berwatak seperti gambaran batin itu". Dan sebagaimana akhlak itu merupakan suatu tabiat (pemberian Allah), sesungguhnya akhlak baik juga dapat diperoleh dengan berusaha untuk berakhlak baik, artinya bahwa (ada) manusia yang diciptakan Allah dalam keadaan berperangai baik, dan terkadang ada yang memperoleh akhlak baik itu dengan cara berusaha dan memaksa (serta mengalahkan jiwa untuk berakhlak baik) - oleh karena Nabi bersabda kepada (sahabat yang bernama) Al Asaj bin Qais : "Sesunggunhya dalam dirimu terdapat dua perangai yang dicintai Allah, yaitu sabar dan tenang, (lalu) Al Asaj bin Qais berkata : Wahai Rasulullah, apakah dua perangai itu aku yang membikin (mengusahakan untuk berakhlak sabar dan tenang) ataukah Allah telah ciptakan keduanya untukku? Beliau bersabda : "Allah menciptakanmu dalam keadaan berakhlak sabar dan tenang ".

Selengkapnya: Berakhlak mulia bagi penuntut ilmu

  • Empat Kaidah Utama Dalam Memahami Tauhid
  • Software Al-Qur'an dan Hadist
  • Tiga Landasan Utama

Halaman 278 dari 279

  • 270
  • 271
  • 272
  • 273
  • 274
  • 275
  • 276
  • 277
  • 278
  • 279