Rebutlah hati suamimu dengan bersegera menta’atinya

Informasi Artikel ini:
Penulis: admin-alquransunnah
Dipublikasikan: 23 August 2009
Dibaca: 5943
Istri yang bijak adalah istri yang dapat mengerti dan memahami kewajiban yang harus dilakukannya. Memahami bahwa mentaati suami merupakan salah satu kewajibannya. Dan bahwa mentaati suami dalam perkara yang bukan maksiat merupakan penyebab ia masuk ke dalam jannah.

Rasulullooh Shololloohi ‘alahi wassallaam telah bersabda:

“Apabila seorang wanita telah mengerjakan sholat lima waktu, puasa bulan ramadhon, menjaga kemaluannya, mentaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya: “Masuklah jannah dari pintu manapun yang engkau suka”. (Shahih Al-Jami’ Al Kabir)

bungaKetahuilah, kewajiban utama seorang istri terhadap suaminya adalah mentaatinya dalam perkara-perkara yang bukan maksiat dan tidak menyeret kepada mudhorat. Ketaatan istri ini akan memberikan pengaruh yang amat besar dalam menciptakan suasana keluarga yang harmonis. Dalam hadits tentang kisah delegasi kaum wanita, mereka menyebutkan tentang pahala yang diperoleh para lelaki dengan jihad, kemudian mereka bertanya, “Bagaimana kami dapat memperoleh keutamaan seperti demikian?”

Maka Rasulullooh Shololloohi ‘alahi wassallaam bersabda:

“Sampaikan kepada para wanita yang kalian jumpai bahwa mentaati suami dan menunaikan hak-haknya dapat menyamai semua keutamaan itu…” (HR. Al-Bazaar dan Ath-Thobrani)

Kewajiban kepada suami bukan berarti menihilkan kepribadianmu sebagai wanita. Bukan berarti hegemoni kaum lelaki terhadap wanita dan bukan pula berarti kehidupan rumah tangga menjadi ajang pertempuran, penentangan dan membuat keras kepala. Namun, merupakan kehidupan yang mana kesantunan menjadi ciri utamanya.

Sesungguhnya ketaatan istri kepada suaminya secara ma’ruf dan kecintaannya kepada suaminya bisa mengangkat kedudukannya di sisi Allooh dan mendatangkan kebahagiaan dan ketenangan baginya. Dan suaminya juga akan mentaatinya dan menuruti keinginannya yang syar’i. Dalam sebuah mutiara-mutiara hikmah, disebutkan: “Sebaik-baik istri adalah yang ta’at, mencintai, bijak, subur lagi penyayang, pendek lisan (tak cerewet) dan mudah diatur.”

Suami akan sangat gembira ketika mendapatkan istrinya segera mentaatinya, tidak bermalas-malasan dalam menunaikan apa yang dikehendakinya, bahkan terkadang sampai pada taraf kedua-duanya memahami apa yang diingini oleh pasangannya, ia tidak perlu memikirkannya sebelum menyebutkannya.

Itu berarti engkau benar-benar mengharapkan ridha suamimu dan berusaha untuk meraihnya. Dan juga berarti engkau mengetahui jalan menuju jannah.

Rasulullooh Shololloohi ‘alahi wassallaam bersabda:

“siapa saja wanita yang meninggal sementara suaminya ridho terhadapnya maka ia pasti masuk jannah.” (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim)

Dikutip dari Kuuni Zaujatan Naajihatan, DR. Najla’ As-Sayyid Nayil.
Sumber : http://jilbab.or.id

Hukum-hukum Dalam Bulan Ramadhan

Informasi Artikel ini:
Penulis: Abu Al-Jauzaa'
Dipublikasikan: 13 August 2009
Dibaca: 28201

Keutamaan-Keutamaan Puasa

Allah ta’ala telah berfirman :

إِنّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصّادِقِينَ وَالصّادِقَاتِ وَالصّابِرِينَ وَالصّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدّقِينَ وَالْمُتَصَدّقَاتِ والصّائِمِينَ والصّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِـظَاتِ وَالذّاكِـرِينَ اللّهَ كَثِيراً وَالذّاكِرَاتِ أَعَدّ اللّهُ لَهُم مّغْفِرَةً وَأَجْراً عَظِيماً

ramadhan“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang menjaga kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS. Al-Ahzab : 35).

Dalam ayat lain Allah juga telah berfirman :

وَأَن تَصُومُواْ خَيْرٌ لّكُمْ إِن كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS. Al-Baqarah : 184).

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan dalam sunnahnya bahwasannya puasa merupakan benteng dari hawa nafsu syahwat, penangkal dari sambaran api neraka, dan Allah ta’ala telah mengkhususkannya sebagai nama salah satu pintu surga. Beberapa keutamaan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Puasa Sebagai Perisai

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kepada orang yang diliputi nafsu birahi untuk menikah. Jika dia tidak mampu untuk melaksanakannya, maka ia diperintahkan berpuasa untuk mengekang nafsu syahwatnya. Sebab puasa bisa menahan gejolak anggota tubuh dengan kelemahannya sehingga dapat mengekangnya dari tindakan yang menyimpang. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah bersabda :

يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج ومن لم يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجاء

“Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian telah mampu (ba’ah), maka hendaknya dia menikah, karena menikah itu dapat menjaga pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu untuk menikah, maka hendaknya dia berpuasa, karena puasa itu bisa menjadi perisai baginya” (HR. Al-Bukhari no. 5065 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas’ud radliyallaahu ‘anhu ; dan ini adalah lafadh Muslim).

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam juga telah menjelaskan bahwa surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai, sedangkan neraka dikelilingi oleh berbagai kesenangan syahwat. Oleh sebab itu, jelaslah kiranya bagi kita bahwa puasa itu dapat mementahkan syahwat dan menumpulkan ketajamannya yang bisa mendekatkan kepada api neraka, dan puasa itu bisa menjadi penyekat antara orang yang berpuasa dengan neraka. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah bersabda :

إنما الصيام جنة يستجن بها العبد من النار

“Puasa itu adalah perisai yang dapat melindungi diri seorang hamba dari api neraka” (HR. Ahmad 3/396; shahih bisyawaahidihi sebagaimana yang disimpulkan oleh Syaikh Al-Arna’uth).

Dan tentunya, hanya puasa yang ikhlash dan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya sajalah yang dapat menjadi perisai dari api neraka.

Selengkapnya: Hukum-hukum Dalam Bulan Ramadhan

Madu, Si Manis yang Menyehatkan

Informasi Artikel ini:
Penulis: Ummu Abdillah
Dipublikasikan: 03 August 2009
Dibaca: 7489
Keluarlah dari perutnya (lebah) minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan manusia. (An-Nahl: 69)

beeMadu memiliki keistimewaan dibandingkan zat pemanis lainnya. Salah satu keunggulan madu dibanding pemanis lain adalah dapat langsung dikonsumsi setelah diambil dari sarangnya tanpa melalui proses pengolahan terlebih dulu. Hal ini dimungkinkan karena kandungan gula sederhana yang terdapat di dalamnya, yaitu glukosa dan fruktosa dengan kadar yang cukup tinggi. Berbeda dengan gula tebu yang harus diolah sebelum dikonsumsi.

Kandungan Madu

Gula sederhana merupakan komponen utama dalam gula darah, sehingga madu dapat langsung diserap tubuh tanpa membutuhkan proses pemecahan.

Total kalori yang dihasilkan madu tiap 100 gramnya adalah 294 kalori. Ini memang lebih kecil dibanding gula yang menghasilkan 364 kalori tiap gramnya. Namun hal ini bisa diabaikan jika melihat kandungan zat dan manfaat madu yang bersifat alami. Gula memerlukan proses pemecahan menjadi gula sederhana sebelum dimanfaatkan oleh tubuh. Jadi gula membutuhkan waktu dan tambahan energi dari tubuh sebelum diserap dan dimanfaatkan tubuh. Maka kita dapat menambahkan madu dalam pola makan sehari-hari sebagai ganti gula dan penyedia energi yang langsung dapat diserap oleh tubuh.

Madu memiliki kandungan gizi tinggi antara lain zat gula (glukosa dan fruktosa), asam amino, dan vitamin. Kandungan mineral dalam madu antara lain kalium, natrium, kalsium, magnesium, zat besi, phosphor, mangan, dan sulfur. Kandungan vitaminnya antara lain thiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, piridoksin, dan asam askorbat.

Selengkapnya: Madu, Si Manis yang Menyehatkan

  • Peristiwa Mata Air Raji'
  • Akidah dan Amalan Yahudi yang Ditiru oleh Sebagian Muslimin
  • Dajjal, Antara Kenyataan dan Kamuflase
  • Sepuluh Kesalahan Dalam Mendidik Anak
  • Turut Berduka Cita Atas Wafatnya Syaikh Ibnu Jibrin Rahimahullah Ta'ala
  • Menjadi Orang Asing di Dunia
  • Bersabar Dalam Menghadapi Takdir Allah 'Azza wajalla
  • Prinsip-prinsip Mengkaji Agama

Halaman 265 dari 279

  • 260
  • 261
  • 262
  • 263
  • 264
  • 265
  • 266
  • 267
  • 268
  • 269