Keutamaan Pembaca Al-Qur’an

Informasi Artikel ini:
Penulis: admin-alquransunnah
Dipublikasikan: 09 May 2025
Dibaca: 1923

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Kitab Nashihati Lin Nisa' - Oleh Ummu Abdillah binti Asy Syaikh Muqbil.
🎙️ Bersama Ustadz Abu Haidar As-Sundawy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
📌 Masjid Agung Al-Ukhuwwah Bandung
🗓️ Bandung, 10 Dzulqa’dah 1446 / 8 Mei 2025



Keutamaan Pembaca Al-Qur’an

Melanjutkan pembahasan Kitab Nashihati Lin Nisa', Hendaknya setiap ibu memberi perhatian dan mengarahkan anaknya dan melatih anak-anaknya untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an dengan beberapa tahap, sesuai dengan kemampuannya: Membaca secara musalsal (Berkesinambungan), menghafal, memahami (Terjemah dan Tafsir yang ringkas) dan mengamalkan.

Karena keutamaan ahlul Qur'an adalah:

1. Menjadi Manusia yang Terbaik dan Utama

وَعَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ )) رَوَاهُ البُخَارِيُّ .

Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 5027]

عن طَلْحَة بْنُ مُصَرِّفٍ، قَالَ: سَأَلْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ أَبِي أَوْفَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: هَلْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصَى؟ فَقَالَ: لَا. فَقُلْتُ: كَيْفَ كُتِبَ عَلَى النَّاسِ الْوَصِيَّةُ –أَوْ أُمِرُوا بِالْوَصِيَّةِ؟- قَالَ: أَوْصَى بِكِتَابِ اللهِ

Artinya: Dari Ṭalḥah bin Muṣarrif dia berkata, “Saya pernah bertanya kepada ‘Abdullāh bin Abu Aufa raḍiyallahu’anhu, “Apakah Rasulullah ṣallallāhu‘alaihiwasallam berwasiat?” Dia menjawab, “Tidak.” Saya bertanya lagi, “Lalu, kenapa wasiat itu diwajibkan bagi kaum muslimin atau mengapa mereka diperintahkan untuk berwasiat?” Dia menjawab, “Beliau hanya mewasiatkan dengan Kitabullah azza wajalla.”

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhāri dalam kitabnya al-Ṣaḥīḥ; kitab al-Waṣāya, Bab al-Waṣāya, nomor 2740 dan Imam Muslim dalam kitabnya al-Ṣaḥīḥ; kitab al-Waṣiyyah, nomor 1634.

Berkata imam Ibnu Hajar al-ashqalani rahimahullah saat mensyarah hadits ini berkata, yang di maksud wasiat dalam hadits ini adalah menjaga dengan cara menghafalkannya, mengikuti isinya, melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya, mendawamkan dalam membacanya dan mengajarkannya kepada orang lain.

Selengkapnya: Keutamaan Pembaca Al-Qur’an

Wasiat Sughro Ibnu Taimiyah #4: Ciri-ciri Ilmu yang Bermanfaat dan Beberapa Penyakit Penuntut Ilmu

Informasi Artikel ini:
Penulis: admin-alquransunnah
Dipublikasikan: 08 May 2025
Dibaca: 3745
  • Wasiat Sughro Ibnu Taimiyyah

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Kitab: Wasiat Sughro Ibnu Taimiyah
Pemateri: Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawiy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pertemuan 4: 9 Dzulqa’dah 1446 / 7 Mei 2025
Tempat: Masjid Al-Aziz - Jl. Soekarno Hatta no. 662 Bandung.



1. Wasiat Terbaik Untuk Agama dan Dunia

Telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya, dua wasiat:

1. Wasiat Taqwa.
2. Iringi perbuatan buruk dengan Perbuatan baik (hasanah).

Faktor-faktor Penebus Dosa

Telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya: Taubat dan istighfar.

  • Imam Ibnu Taimiyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

(3) Amal sholih sebagai kaffarot[1] (muqoddar maupun mutlaq). Adapun [1] kaffarot muqoddar, seperti kaffarot muqoyyad (sudah ditentukan amal penghapusnya) atas: orang yang senggama di (siang hari) bulan Romadhan; orang yang menzhihar[2] isterinya; orang yang melakukan larangan dalam ritual haji atau meninggalkan kewajiban dalam haji atau membunuh buruan. Bentuk kaffarotnya ada 4 macam: (1) menyembelih hadyu (unta), (2) memerdekakan budak, (3) sedekah, atau (4) puasa.

Adapun [2] kaffarot mutlaq, seperti yang dikatakan Hudzaifah kepada Umar Radhiyallahu’anhu:

«فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ [وَجَارِهِ]، تُكَفِّرُهَا الصَّلاَةُ، وَالصِّيَامُ، وَالصَّدَقَةُ، وَالأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ، وَالنَّهْيُ عَنِ المُنْكَرِ»

“Dosa seseorang pada keluarganya, hartanya, anaknya, [tetangganya], dihapus oleh sholat, puasa, sedekah, amar ma’ruf, dan nahi munkar.” [3]

Hal ini didukung oleh Al-Qur’an dan hadits-hadits shohih tentang amal-amal yang bisa menghapus dosa: sholat lima waktu, Jum’atan, puasa, haji, dan semua amal yang terdapat ungkapan “siapa yang mengucapkan demikian atau mengerjakan demikian maka dosanya diampuni atau dosanya yang lalu diampuni”. Hadits-hadits seperti ini banyak sekali dijumpai bagi siapa saja yang mencarinya di kitab-kitab Sunan, terutama kitab yang disusun khusus tentang Keutamaan Amal.

Selengkapnya: Wasiat Sughro Ibnu Taimiyah #4: Ciri-ciri Ilmu yang Bermanfaat dan Beberapa Penyakit Penuntut Ilmu

Adab-adab Penutut Ilmu: Mengamalkan Ilmu

Informasi Artikel ini:
Penulis: admin-alquransunnah
Dipublikasikan: 07 May 2025
Dibaca: 1235
  • Akhlak
  • menuntut ilmu

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Kitabul Ilmi - Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin
Pemateri: Ustadz Abu Haidar As-Sundawy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pertemuan: 9 Dzulqa’dah 1446 / 7 Mei 2025
Tempat: Ma'had Al-Islam Cileunyi Bandung.



Adab-Adab Penuntut Ilmu

Telah berlalu pembahasan mengenai adab-adab (yang harus dimiliki oleh) penuntut ilmu:

  1. Niat yang Ikhlas karena Allah ﷻ.
  2. Menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain.
  3. Membela syariat.
  4. Berlapang dada dalam masalah yang diperselisihkan.

5. Mengamalkan Ilmu

Seorang penuntut ilmu harus mengamalkan ilmunya, baik dalam masalah aqidah, ibadah, akhlak, adab, dan mu'amalah, karena amalan adalah buah dan kesimpulan dari ilmu.

Seseorang yang datang kepada Abu Hurairah mengatakan bahwa ia tidak ingin belajar karena nanti dituntut untuk mengamalkannya. Abu Hurairah kemudian menyampaikan cukuplah dengan kamu tidak belajar menuntut ilmu berarti telah menyia-nyiakan ilmu yang paling buruk.

Pembawa ilmu itu seperti orang yang membawa senjata, bisa bermanfaat baginya atau bisa juga mencelakakannya, oleh karena itu diterangkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَالقُرْاَنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

“Al Qur’an itu bisa menjadi pembelamu atau musuh bagimu.” (HR. Muslim no. 223)

Selengkapnya: Adab-adab Penutut Ilmu: Mengamalkan Ilmu

  • Cara Setan Menggoda Manusia: Menghiasi Kemaksiatan
  • Peran Pengusaha Kaya dalam Dakwah
  • Keberkahan Muamalah Bisnis para Sahabat
  • Agar Selamat di Alam Kubur
  • Wasiat Sughro Ibnu Taimiyyah #3: Iringi perbuatan buruk dengan Perbuatan Baik
  • Jihad Fi Sabilillah : Syarat dan Kaidahnya
  • Cara Setan Menggoda Manusia: Membisikkan Janji Palsu dan Angan-angan
  • Agungnya Shalat #1

Halaman 93 dari 279

  • 88
  • 89
  • 90
  • 91
  • 92
  • 93
  • 94
  • 95
  • 96
  • 97