 
        بسم الله الرحمن الرحيم
🎙Bersama: Al Ustadz Fuad Efendi Lc.,M.H حفظه الله تعالى
📘 Materi : Kitab Tauhid Bab 38 | Menaati Ulama dan Umara Dalam Pengharaman Yang Halal dan Penghalalan Yang Haram - Pertemuan 1
🗓 Hari : Selasa, 16 Rabi’ul Akhir 1447 / 7 Oktober 2025
🕰 Waktu: Ba'da Maghrib - Isya' 
🕌 Tempat: Masjid Jajar Surakarta
📖 Daftar Isi:
٣٨ - باب من أطاع العلماء والأمراء في تحريم ما أحل الله أو تحليل ما حرم الله فقد اتخذهم أربابا من دون الله
Bab 38-1: Barangsiapa yang Menaati Ulama dan Umara' dalam Mengharamkan yang Allah Halalkan atau Menghalalkan yang Allah Haramkan, maka Dia Telah Menjadikan Mereka Tuhan-tuhan Selain Allah
Penulis Rahimahullah menulis Bab ini untuk menerangkan, bahwa menaati ulama dan umara serta tokoh orang-orang yang ditaati dalam Mengharamkan yang Allah Halalkan atau Menghalalkan yang Allah Haramkan dan mentaatinya, maka berarti menjadikan mereka sesembahan, karena ia telah beribadah kepada mereka dengan mentaati mereka.
Karena ibadah adalah ketaatan, maka tidak boleh mentaati selain Allah ﷻ dalam kemaksiatan kepada Allah ﷻ. Ketaatan kepada selain Allah ﷻ harus dibawah ketaatan kepadaNya atau bertentangan dengan Allah ﷻ. Ketaatan kepada selain Allah ﷻ ada dua macam:
 
        ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ
✒┃ Materi :Syarah Fadhlul Islam - Kesempurnaan dan Keagungan Islam Serta Perintah Berpegang Teguh dan Menjaga Kemurniannya
▪ Syarah Oleh Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan Hafidzahullah.
🎙┃ Narasumber : Ustadz Abu Ubaid Rizqi, Lc., hafidzahullah ta'ala
▪ Alumnus LIPIA Jakarta
▪ Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhari
📆┃Setiap SELASA ba'da Maghrib - Isya'
🕌┃ Tempat : Masjid Ummul Mukminin 'Aisyah Radhiallāhu'anhā Blimbing Gatak Sukoharjo.
📖┃ Daftar Isi:
بَابُ وُجُوبِ الاِسْتِغْنَاءِ مُتَابَعَتِهِ عَنْ كُلِّ مَا سِوَاهُ
Pertemuan#15: Bab Keterangan Tentang Apa yang Mengeluarkan dari Pengakuan Islam
وعن الْحَارِثَ الْأَشْعَرِيَّ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم أنه قال: «آمُرُكُمْ بِخَمْسٍ الله أَمَرَنِي بِهِنَّ: السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ، وَالْجِهَادُ، وَالْهِجْرَةُ وَالْجَمَاعَةُ، فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ قِيدَ شِبْرٍ؛ فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ الْإِسْلَامِ مِنْ عُنُقِهِ إِلَّا أَنْ يَرْجِعَ، وَمَنْ ادَّعَى دَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ، فَإِنَّهُ مِنْ جُثَا جَهَنَّمَ»، فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ الله وَإِنْ صَلَّى وَصَامَ؟، قَالَ: «وَإِنْ صَلَّى وَصَامَ؛ فَادْعُوا بِدَعْوَى الله الَّذِي سَمَّاكُمْ الْمُسْلِمِينَ الْمُؤْمِنِينَ عِبَادَ الله»، رواه أحمد، والترمذي، وقَالَ: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Dari Al-Harits Al-Asyari radhiyallahu’anhu dari Nabi ﷺ bersabda, “Saya perintahkan pada kalian dengan lima hal, di mana Allah memerintahkanku dengannya; mendengar, taat, jihad, hijrah dan jamaah. Sesungguhnya siapa yang meninggalkan jamaah satu jengkal, maka telah melepaskan ikatan Islam di lehernya, kecuali ia kembali. Siapa yang menyeru dengan seruan jahiliyyah, maka dia bagian dari bangkai jahannam.
Berkata seseorang, “Ya Rasulullah shallallahu alaihi wa salam, walaupun ia sholat dan puasa? Rasul ﷺ bersabda, ”Walaupun ia sholat dan puasa, maka serulah dengan seruan Allah yang telah menamakan dirimu muslimin mukminin hamba-hamba Allah”
(HR Ahmad no. 22910 dan At-Tirmidzi no. 2863 dan berkata, hadits ini hasan shahih).
Selengkapnya: Syarah Fadhlul Islam#15: Keterangan Tentang Apa yang Mengeluarkan dari Pengakuan Islam
 
        بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Telah berlalu pembahasan Sebab-sebab Syaitan Menguasai Manusia:
1. Kekufuran dan Syirik.
2. Melupakan Dzikir kepada Allah ﷻ.
Poin Selanjutnya:
Lafazh 'adza dan tashrif (derifasi)nya menunjukkan makna pemeliharaan, perlindungan dan keselamatan. Hakikat maknanya adalah lari dari sesuatu yang kamu takuti kepada apa yang bisa menjagamu darinya. Orang yang berlindung kepada Allah ﷻ yaitu yang berpegang, berlindung dan bersandar kepada-Nya. Dia lari dari musuhnya yang ingin membinasakannya, kepada Rabb dan pemiliknya serta menyerahkan dirinya di hadapan-Nya. Dan apa yang ada dalam hati orang yang berlindung ketika itu berupa penyerahan diri di hadapan Rabb-nya, pengharapan kepada-Nya dan merendahkan diri di hadapan-Nya adalah perkara yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Nabi ﷺ tidak pernah meminta perlindungan selain hanya kepada Allah ﷻ atau salah satu sifat-Nya: karena memohon perlindungan adalah bagian dari ibadah yang tidak boleh dipersembahkan kepada selain Allah. Ini adalah ijma' (konsensus) semua ulama. Karena itu, Allah mencela orang-orang musyrik sebagaimana Dia ceritakan tentang bangsa Jin bahwa mereka berkata:
وَأَنَّهُۥ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ ٱلْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ ٱلْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan." (QS. Al-Jinn: 6)
Halaman 15 dari 279