بسم الله الرحمن الرحيم
📚 ┃Al-Mukhtaṣar fī Tafsīr Al-Qur`ān Al-Karīm
🎙┃ Ustadz Abdul Fattach, S.Pd.i حفظه الله تعالى - Staff Pengajar Ponpes Al-Madinah Surakarta
🗓┃Pertemuan 3: Kamis, 2 Oktober 2025 / 10 Rabi'ul Akhir 1446 H
🕰┃ Ba'da Maghrib - Isya
🕌┃ Masjid Ponpes Joglo Qur'an - Boyolali
Tadabbur Surat Al-Ḥāqqah - Bagian 3
Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan hingga masih dipertemukan dalam majelis ilmu yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
Standar cinta kepada Allah Adalah cinta kepada Al-Qur’an:
“Barang siapa ingin mengetahui bahwa ia cinta kepada Allah Ta’ala, maka hendaklah mengukur dirinya dengan Al-Qur’an. Jika ia cinta kepada Al-Qur’an, berarti cinta kepada Allah, karena Al-Qur’an adalah kalam Allah Ta’ala.” (Atsar Ibnu Mas’ud RadhiyAllahu ‘Anhu dalam Syu'ab al-Iman -Imam Al-Baihaqi 3/394 Hadits#1861)
فَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَيَقُولُ هَآؤُمُ ٱقْرَءُوا۟ كِتَٰبِيَهْ
19. Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: “Ambillah, bacalah kitabku (ini)”.
Tafsir: Maka, barang siapa yang diberikan kitab catatan amalnya dengan tangan kanannya, lalu ia berkata dengan gembira dan bahagia, “Ambillah, bacalah kitab catatan amalku.
إِنِّى ظَنَنتُ أَنِّى مُلَٰقٍ حِسَابِيَهْ
20. Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku.
Tafsir: Sesungguhnya ketika di dunia aku telah mengetahui dan meyakini bahwa aku akan dibangkitkan dan menemui balasanku.”
فَهُوَ فِى عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ
21. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai,
Tafsir: Lalu dia pun berada dalam kehidupan yang diridai karena kenikmatan abadi yang dilihatnya.
فِى جَنَّةٍ عَالِيَةٍ
22. dalam surga yang tinggi,
Tafsir: Ia berada di dalam surga yang tinggi tempat dan kedudukannya.
قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ
23. buah-buahannya dekat,
Tafsir: Buah-buahannya dekat dengan orang yang memetiknya.
كُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ هَنِيٓـًٔۢا بِمَآ أَسْلَفْتُمْ فِى ٱلْأَيَّامِ ٱلْخَالِيَةِ
24. (kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu”.
Tafsir: Dikatakan kepada mereka sebagai bentuk pemuliaan, “Makanlah dan minumlah dengan makanan dan minuman yang tidak mengandung penyakit sebagai balasan atas amal saleh yang telah kalian lakukan di hari-hari yang telah lalu di dunia.”
وَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِشِمَالِهِۦ فَيَقُولُ يَٰلَيْتَنِى لَمْ أُوتَ كِتَٰبِيَهْ
25. Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini).
Tafsir: Adapun orang yang diberi kitab catatan amalnya dengan tangan kirinya, maka ia berkata karena penyesalan yang mendalam, “Seandainya saja aku tidak diberi kitab catatan amalku karena perbuatan-perbuatan buruk yang ada di dalamnya yang mengharuskan aku mendapat siksa.
وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ
26. Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku.
Tafsir: Seandainya saja aku tidak mengetahui bagaimana hisab terhadap diriku.
يَٰلَيْتَهَا كَانَتِ ٱلْقَاضِيَةَ
27. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.
Tafsir: Seandainya saja kematian yang menimpaku adalah kematian yang final, sehingga aku tidak dibangkitkan setelahnya selamanya.
مَآ أَغْنَىٰ عَنِّى مَالِيَهْ ۜ
28. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.
Tafsir: Hartaku sedikit pun tidak akan bisa menghalangiku dari siksa Allah.
هَلَكَ عَنِّى سُلْطَٰنِيَهْ
29. Telah hilang kekuasaanku daripadaku”.
Tafsir: Bahkan hujahku, kekuatan, dan kedudukan yang biasa aku jadikan sandaran telah hilang dariku.”
خُذُوهُ فَغُلُّوهُ
30. (Allah berfirman): “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya.
Tafsir: Lalu dikatakan, “Peganglah dia -wahai para malaikat- dan belenggulah tangannya ke lehernya.
ثُمَّ ٱلْجَحِيمَ صَلُّوهُ
31. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.
Tafsir: Kemudian masukkan dia ke dalam neraka agar dia merasakan panasnya.
ثُمَّ فِى سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَٱسْلُكُوهُ
32. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.
Tafsir: Kemudian masukkan dia ke dalam rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.
إِنَّهُۥ كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ ٱلْعَظِيمِ
33. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar.
Tafsir: Sesungguhnya dia dulu tidak beriman kepada Allah Yang Mahaagung.
وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ
34. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin.
Tafsir: Dia juga tidak mengajak orang lain untuk memberi makan kepada orang miskin.
فَلَيْسَ لَهُ ٱلْيَوْمَ هَٰهُنَا حَمِيمٌ
35. Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini.
Tafsir: Oleh sebab itu, pada hari Kiamat ini dia tidak memiliki teman karib yang bisa melindungi dirinya dari azab.
وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ
36. Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah.
Tafsir: Dia juga tidak mempunyai makanan untuk dimakan kecuali kotoran tubuh-tubuh penghuni neraka.
لَّا يَأْكُلُهُۥٓ إِلَّا ٱلْخَٰطِـُٔونَ
37. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.
Tafsir: Tidak ada yang mau memakan makanan itu kecuali para pelaku dosa dan maksiat."
Pembahasan dalam Tafsir ayat-ayat ini:
- Keadaan orang-orang yang beriman di akhirat.
- Kabar gembira bagi mereka.
- Ancaman bagi orang-orang kafir.
- Keadaan orang-orang kafir.
- Alasan dimasukkan ke dalam neraka.
Beberapa Faedah Ayat-ayat di Halaman Ini:
• المِنَّة التي على الوالد مِنَّة على الولد تستوجب الشكر.
- Anugerah kepada orang tua juga merupakan anugerah atas anak, yang wajib di syukuri.
• إطعام الفقير والحض عليه من أسباب الوقاية من عذاب النار.
- Memberi makan orang fakir dan mengajak kepada perbuatan itu adalah sebagian dari penyebab terjaga dari siksa neraka.
• شدة عذاب يوم القيامة تستوجب التوقي منه بالإيمان والعمل الصالح.
- Dahsyatnya azab pada Hari Kiamat mengharuskan kita untuk senantiasa menghindarinya dengan iman dan amal saleh.
Dalam ayat-ayat ini menunjukkan:
- Wajibnya Beriman kepada Hari Akhir (Buku catatan amal).
- Manusia pada saat itu dibagi menjadi dua golongan:
1. Kanan: beriman dan buku catatan diberikan tangan kanan. (Ayat ke-19).
2. Kiri: Orang-orang yang berdosa dan maksiat dan buku catatan diberikan tangan kiri. (Ayat 25).
Dalil-dalil Tentang buku catatan amal:
Kemudian kitab catatan amalnya dibentangkan dan dibuka di hadapannya. Lalu dikatakan kepadanya:
وَكُلَّ إِنسَٰنٍ أَلْزَمْنَٰهُ طَٰٓئِرَهُۥ فِى عُنُقِهِۦ ۖ وَنُخْرِجُ لَهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ كِتَٰبًا يَلْقَىٰهُ مَنشُورًا(13) اِقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْبًا (14)
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.” (QS. Al-Isro’: 13-14)
Allah Ta’ala juga berfirman:
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِيْنَ مُشْفِقِيْنَ مِمَّا فِيْهِ وَيَقُوْلُوْنَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لاَ يُغَادِرُ صَغِيْرَةً وَلاَ كَبِيْرَةً إِلاَّ أَحْصَاهَا وَوَجَدُوْا مَا عَمِلُوْا حَاضِرًا وَلاَ يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا (49)
“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: ‘Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya.’ Dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Rabbmu tidak menganiaya seorang jua pun.” (QS. Al-Kahfi: 49)
Beriman kepada hari kiamat melahirkan turunannya, yaitu adanya timbangan amal sebelum catatan amal diberikan. Apa yang ditimbang?
Para ulama berbeda pendapat dalam tiga pendapat:
1. Yang ditimbang adalah kartu (bitaqah) atau lembaran catatan amal.
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Sungguh Allah akan membebaskan seseorang dari umatku di hadapan seluruh manusia pada hari Kiamat dimana ketika itu dibentangkan 99 gulungan catatan (dosa) miliknya. Setiap gulungan panjangnya sejauh mata memandang, kemudian Allah berfirman: ‘Apakah ada yang engkau ingkari dari semua catatan ini? Apakah para (Malaikat) pencatat amal telah menganiayamu?,’ Dia menjawab: ‘Tidak wahai Rabbku,’ Allah bertanya: ‘Apakah engkau memiliki udzur (alasan)?,’ Dia menjawab: ‘Tidak Wahai Rabbku.’ Allah berfirman: “Bahkan sesungguhnya engkau memiliki satu kebaikan di sisi-Ku dan sungguh pada hari ini engkau tidak akan dianiaya sedikitpun. Kemudian dikeluarkanlah sebuah kartu (bithoqoh) yang di dalamnya terdapat kalimat:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.
Lalu Allah berfirman: ‘Hadirkan timbanganmu.’ Dia berkata: ‘Wahai Rabbku, apalah artinya kartu ini dibandingkan seluruh gulungan (dosa) itu?,’ Allah berfirman: ‘Sungguh kamu tidak akan dianiaya.’ Kemudian diletakkanlah gulungan-gulungan tersebut pada satu daun timbangan dan kartu itu pada daun timbangan yang lain. Maka gulungan-gulungan (dosa) tersebut terangkat dan kartu (laa ilaaha illallah) lebih berat. Demikianlah tidak ada satu pun yang lebih berat dari sesuatu yang padanya terdapat Nama Allah.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 2639, Ibnu Majah, no. 4300, Al-Hakim, 1/6, 529, dan Ahmad, no. II/213. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Albani dalam Silsilah Ahaadiits ash-Shahiihah, no. 135)
2. Yang ditimbang adalah Amalan-amalannya
Pendapat ini didukung oleh hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu di atas, bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ، حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ
“Ada dua kalimat yang ringan diucapkan oleh lisan, tetapi berat dalam timbangan (pada hari Kiamat), dan dicintai oleh ar-Rahman (Allah Yang Maha Pengasih): Subhaanallohi wa bihamdihi dan Subhanallohil ‘Azhim.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6406, 6682, dan Muslim, 2694).
3. Yang ditimbang Orangnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّهُ لَيَأْتِي الرَّجُلُ الْعَظِيْمُ السَّمِيْنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَزِنُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ
“Sesungguhnya pada hari Kiamat nanti ada seorang laki-laki yang besar dan gemuk, tetapi ketika ditimbang di sisi Allah, tidak sampai seberat sayap nyamuk.”
Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: ”Bacalah..
فَلاَ نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا (105)
“Dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari Kiamat.” (QS. Al-Kahfi: 105). (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4729 dan Muslim, no. 2785)
Tiga pendapat di atas tidak saling bertentangan satu sama lain. Sebagian orang ada yang ditimbang amalnya, sebagian yang lain ditimbang buku catatannya, dan sebagian yang lain ditimbang dirinya.
Makanya, Ibnu Katsir rahimahullah berkata, karena semua dalil-dalilnya shahih, maka semuanya akan ditimbang untuk mengkompromikan dalil-dalil tersebut.
- Beriman dengan Hari hisab menjadikan seseorang selamat di akhirat. Dan mereka mendapatkan kabar gembira di akhirat berupa surga yang banyak buah-buahan (Ayat 20-24).
- Orang-orang yang diberikan kitab catatan dengan tangan kiri merasa menyesal:
1. Mereka mengira kematian adalah akhir segala sesuatu (ayat 27)
2. Harta dunia tidak ada manfaatnya (ayat 28)
3. Kekuasaan tiada berguna (ayat 29).
4. Tangan dibelenggu ke leher dan gambaran siksa neraka (ayat 30-36).
Maka harta dan kekuasaan yang digunakan untuk agama Allah ﷻ lah yang akan menyelamatkan seseorang.
Dalam hadits disebutkan,
الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ وَالْحَسَدُ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
“Sedekah itu akan memadamkan dosa sebagaimana air dapat memadamkan api. Hasad akan memakan kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar.” [HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. ]
Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرةٍ، فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طيِّبَةٍ.
"Jagalah diri kalian dari neraka meskipun hanya dengan sedekah setengah biji kurma. Barangsiapa yang tak mendapatkannya, maka ucapkanlah perkataan yang baik." (HR. Bukhari no. 1413, 3595 dan Muslim no. 1016).
Penyebab dimasukkan ke dalam neraka (ayat 33-34):
1. Tidak beriman kepada Allah ﷻ.
2. Tidak menganjurkan memberi makan orang-orang miskin (bakhil dan pelit serta mengajak orang untuk pelit).
Mereka disiksa dengan minuman darah dan nanah (ayat 36).
Maka, jadilah ahlul Qur'an dengan mentadaburinya dengan hati yang bersih.
Utsman bin Affan radhiyallahu anhu berkata,
لَوْ طَهَرَتْ قُلُوْبُنَا، مَا شَبِعَتْ مِنْ كَلَامْ اللهِ
“Sekiranya hati kita ini bersih, tidaklah ia akan jemu membaca Al-Qur’an.” ( Ighasat Al-Lahfan min Mashayid Asy-Syayathin: 1/64 )
Semoga Allah Ta’ala menyelamatkan kita dan keluarga kita dari pedihnya siksa neraka.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم