بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Tafsir Juz 'Amma
Karya: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah
Bersama: Ustadz Rosyad Nur Ilyas, Lc 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Jum'at, 25 Dzulqa’dah 1446 / 23 Mei 2025
Tempat: Masjid Umar bin Khathab - Singopuran Kartosuro
Tafsir Surat An-Naba ayat 1-9
Tafsir Basmalah: Telah disebutkan sebelumnya.
١. عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ
Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?
Maksudnya: Tentang apa yang ditanya-tanyakan oleh orang-orang yang mendustakan al-Quran dan berita lainnya.
Kemudian Allah ‘Azza Wa Jalla menjawab pertanyaan ini, dengan firman-Nya:
٢. عَنِ ٱلنَّبَإِ ٱلْعَظِيمِ. ٣. ٱلَّذِى هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ
Tentang berita yang besar, yang mereka perselisihkan tentang ini.
Berita ini maksudnya adalah berita yang datang dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berupa penjelasan-penjelasan dan petunjuk terutama kabar berita yang berkaitan tentang hari akhir, kebangkitan dan pembalasan. Orang-orang berselisih tentang berita ini yang telah datang dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dari mereka ada yang beriman dan membenarkannya, dan dari mereka ada yang kufur dan mendustakannya, di antara mereka juga ada yang ragu-ragu tentangnya. Maka Allah di sini menjelaskan bahwa mereka yang mendustakan akan mengetahui tentang berita yang mereka dustakan dengan sangat yakin, itu terjadi saat hari kiamat tiba:
هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا تَأْوِيلَهُ يَوْمَ يَأْتِي تَأْوِيلُهُ يَقُولُ الَّذِينَ نَسُوهُ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ
“Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Qur'an itu (tentang hari kiamat), berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu: "Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak”(QS. Al-A’raf: 53)
٤. كَلَّا سَيَعْلَمُونَ ٥. ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ
Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui, kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui.
Kalimat yang kedua (yakni ayat kelima) adalah taukid (penguat) dari segi makna, meskipun kalimat tersebut bukanlah disebut taukid menurut istilah para pakar ilmu nahwu. Karena kalimat ini terpisah dengan kalimat sebelumnya dengan huruf ‘athaf (yaitu ثُمَّ [tsumma]) sedangkan taukid menurut pakar ilmu nahwu tidaklah boleh terpisah dengan huruf. Adapun yang dimaksud pengetahuan adalah pengetehuan secara yakin yang akan mereka saksikan sesuai dengan berita yang telah sampai kepada mereka saat di dunia (berupa berita hari akhir dan kebangkitan)
Kemudian Allah memberitakan kepada mereka tentang nikmat-nikmat-Nya agar itu semua diakui dan harus disyukuri, Allah Ta’ala berfirman:
٦. أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?”
Maknanya: Allah telah menjadikan bumi sebagai hamparan yang terhampar bagi manusia, yang tidak keras sehingga mereka tidak dapat bercocok tanam dan berjalan di atasnya dengan kesulitan, tidak juga lembek yang tidak dapat dimanfaatkan dan ditempati. Tetapi bumi tercipta dengan terhampar sesuai dengan kemaslahatan-kemaslahatan dan manfaat-manfaat untuk mereka.
٧. وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا
“dan gunung-gunung sebagai pasak?”
Maknanya: Allah telah menjadikan gunung-gunung sebagai pasak bagi bumi layaknya pasak bagi tenda yang mengokohkannya sehingga tenda itu kokoh dengannya. Gunung-gunung itu pun kokoh sebagaimana dalam firman Allah ta’ala:
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا
“Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya”(QS. Fushilat: 10)
Para pakar geofisika mengatakan: Gunung-gunung ini memiliki akar yang kokoh yang menancap ke dalam bumi layaknya pondasi bagi dinding rumah atau pasak tenda yang menancap ke tanah, oleh karenanya anda akan mendapatinya keras dan kuat tidak dapat digoyang angina. Ini adalah bentuk kesempurnaan kuasa dan nikmat-Nya.
٨. وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا
“dan Kami jadikan kalian berpasang-pasangan, ”
Maksudnya: Berkelompok antara laki-laki dan perempuan, kecil dan besar, hitam dan merah, sengsara dan bahagia, dan segala macam kelompok atau bentuk manusia pada hal lainnya. Allah ciptakan mereka berpasang-pasangan sesuai dengan kehendak dan ketentuan kebijaksanaan-Nya agar manusia dapat mengambil pelajaran dari kuasa Allah Ta’ala, dan mengakui bahwa Dia Maha Kuasa untuk menjadikan manusia yang diciptakan dari satu materi (tanah) atau dari satu ayah sehingga menjadi bermacam-macam keolmpok yang berbeda-beda.
٩. وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا
“dan Kami jadikan tidur kalian sebagai peristirahatan ”
Maknanya: Sebagai pemutus rasa lelah. Tidur dapat memutus rasa lelah yang dirasakan sebelumnya, sehingga manusia akan kembali bersemangat untuk melakukan kegiatan setelahnya.
Oleh kerenanya, anda akan dapati seseorang yang kelelahan kemudian ia tidur akan terasa lega dan kembali bersemangat, ini adalah di antara kenikmatan dan ini juga di antara tanda-tanda kekuasaan Allah Ta’ala:
وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. ” (QS. Ar-Rum: 23)
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم