بسم الله الرحمن الرحيم
🎙┃ Ustadz Abdul Fattach, S.Pd.i حفظه الله تعالى
🗓┃Rabu, 4 Juni 2025 /8 Dzulhijjah 1446 H
🕰┃ 16.30 WIB - Adzan Maghrib
🕌┃ Masjid Al-Qomar
Jl. Slamet Riyadi No. 414 Rel Bengkong Purwosari, Solo, Jawa Tengah 57142
Buktikan Rasa Syukur Kita dengan Shalat Dan Qurban
Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah ﷻ berikan kepada kita sehingga kita masih bisa melakukan amalan shalih di awal bulan Dzulhijjah. Dimana amalan di hari-hari ini merupakan amalan yang Allah ﷻ paling cintai.
Dalam hadits riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhuma, dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر. قالوا ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذالك بشيء. (رواه البخاري)
“Tidak ada hari yang amal saleh lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (10 awal Zulhijah –pen).” Para sahabat bertanya, “Apakah lebih baik daripada jihad fii sabiilillah?” Beliau bersabda, “Iya. Lebih baik daripada jihad fii sabiilillah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid –pen).” (HR. Bukhari).
Para sahabat membandingkan dengan jihad karena Jihad adalah puncak Islam sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya, “Wa dzirwatu sanamihil jihaadu fii sabilillah,” (artinya: Dan puncaknya adalah jihad fii sabilillah) (HR. Tirmidzi, ia berkata, “Hasan shahih,” Ahmad dalam Musnadnya, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi no. 2110).
Bahkan hari-hari ini mengalahkan keutamaan di bulan Ramadhan. Di bulan Ramadhan umat Islam diwajibkan berpuasa, Allah ﷻ menurunkan permulaan Al-Qur’an dan di bulan Dzulhijjah diwajibkan berhaji dan menurunkan penutup Al-Qur’an. Yaitu surat Al - Maidah ayat 3:
ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا ۚ
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.
Maka bulan Dzulhijjah bisa juga disebut bulan Al-Qur’an karena turunnya surat penyempurna Al-Qur’an.
Selengkapnya: Buktikan Rasa Syukur Kita dengan Shalat Dan Qurban
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
🎙 Ustadz Dr. Ariful Bahri, MA 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
🗓 Senin, 2 Juni 2025 / 6 Dzulhijjah 1446
📍 Masjid Cahaya Sunnah Boyolali
Malam Pertama di Alam Barzakh
Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah ﷻ berikan kepada kita terutama nikmat kesehatan dan kesempatan berkumpul menuntut ilmu. Karena kita tidak selamanya di dunia ini...
Rasulullah ﷺ pernah mengabarkan usia kebanyakan umatnya berkisar antara 60-70 tahun.
أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ
“Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yg bisa melampui umur tersebut” (HR. Ibnu Majah).
Kita tahu, amalan yang kita lakukan belum ditampakkan Allah ﷻ apakah diterima atau tidak, akan tetapi salah seorang ulama salaf mengatakan,
من ثواب الحسنة الحسنة بعدها ، ومن جزاء السيئة السيئة بعدها
Diantara ganjaran amal shalih adalah amal shalih setelahnya. Dan diantara ganjaran dosa adalah dosa setelahnya.
Saat seorang semakin giat melakukan amal ibadah, setelah melakukan suatu ibadah, itulah diantara tanda amal ibadah sebelumnya diterima.
kajianبِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Bersama Ma'had Sabilurrasyad
🎙 Bersama Ustadz Abu Haidar As-Sundawy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
📌 Masjid Mahad Sabilurrasyad Soreang
🗓 Bandung, 1 Dzulhijjah 1446 / 28 Mei 2025
Ilmu Tanpa Amal
Telah dijelaskan bahwa kita wajib mengamalkan ilmu. Mestinya orang yang sudah berilmu, dia akan sholeh. Ilmunya melahirkan amalan yang menjadikannya beriman dan beramal shalih, tetapi ternyata tidak semua yang berilmu shaleh.
Tidak semua yang berilmu tetapi tidak mendapatkan hidayah, berkata Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Miftah Daris Saadah : Ilmu tidak serta merta melahirkan hidayah, bahkan ada orang berilmu yang sesat. Padahal tahu akan bahayanya kesesatan tersebut, orang yang berilmu tapi fasik, orang yang berilmu tapi dzalim, dan bertolak belakang dengan Ilmu. Tokoh kesesatan adalah iblis. Dia tahu Allah ﷻ itu ada, Esa dan Pencipta, tahu akan azab di neraka. Bahkan iblis meminta untuk ditangguhkan hingga kiamat. Iblis kufur inad, yaitu menentang Allah ﷻ.
Selain itu kaum 'Aad - Tsamud, mereka paham akan ilmu. Tapi lebih memilih kesesatan.
Surat Fussilat Ayat 17:
وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَٰهُمْ فَٱسْتَحَبُّوا۟ ٱلْعَمَىٰ عَلَى ٱلْهُدَىٰ فَأَخَذَتْهُمْ صَٰعِقَةُ ٱلْعَذَابِ ٱلْهُونِ بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, makna ayat ini adalah kami telah jelaskan kepada mereka kebenaran ayat-ayat-Nya tetapi mereka lebih memilih kesesatan, maka kufurnya mereka bukan karena kebodohan tapi karena penentangan (kufur inad). Termasuk dalam hal ini adalah Fir'aun yang menentang Nabi Musa.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 102:
قَالَ لَقَدْ عَلِمْتَ مَآ أَنزَلَ هَٰٓؤُلَآءِ إِلَّا رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ بَصَآئِرَ وَإِنِّى لَأَظُنُّكَ يَٰفِرْعَوْنُ مَثْبُورًا
Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir'aun, seorang yang akan binasa".