بِسْـمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم
📚┃Materi : Merenungi Hari Penghisaban Amal
🎙┃ Pemateri : Ustadz Mishbah Abu Zakariya hafizhahullah.
🗓┃ Hari, Tanggal : Ahad, 26 Oktober 2025 M / 6 Jumadil Awwal 1447
🕌┃Tempat : Masjid Al-Ikhlas - Safira Residence Singopuran
Setelah memuji Allâh dan bershalawat atas Nabi-Nya, Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan.
Kemudian, kehidupan di dunia adalah sementara, setelah kematian akan ada lagi proses pertanggungjawaban di akhirat.
فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (QS. Al-A'raf ayat 34).
Maka, barangsiapa yang mempersiapkan amal kebaikan dengan ikhlas dan ittibâ, merekalah orang-orang yang beruntung, sedangkan yang sedikit kebaikannya adalah orang-orang yang merugikan diri sendiri.
بِسْـمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم
📚┃ Materi : Kitabut Tadzkirah Biahwalil Mauta wa Umuril Aakhirah Karya Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Qurtubiy Rahimahullah
🎙┃ Pemateri : Ustadz Muhammad Jamaludin hafizhahullah. (Pengasuh Ponpes Ma'hadul Qur’an Boyolali
🗓┃ Hari, Tanggal : Sabtu, 25 Oktober 2025 M / 3 Jumadil Awwal 1447
🕌┃ Tempat : Masjid Al-Ikhlas - Safira Residence Singopuran
📖┃ Daftar Isi :
Telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya, beberapa sifat mizan:
Pendapat ini didukung oleh hadits berikut:
1. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu di atas, bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ، حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ
“Ada dua kalimat yang ringan diucapkan oleh lisan, tetapi berat dalam timbangan (pada hari Kiamat), dan dicintai oleh ar-Rahman (Allah Yang Maha Pengasih): Subhaanallohi wa bihamdihi dan Subhanallohil ‘Azhim.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6406, 6682, dan Muslim, 2694).
Selengkapnya: Mizan: Apa yang Ditimbang? | Apakah Orang Kafir Ditimbang? | Hasil Mizan
ثُمَّ بَعْدَ هذِهِ الْفِتْنَةِ إِمَّا نَعِيمٌ وَإِمَّا عَذَابٌ(١) إِلَى أن تَقُوْمَ الْقِيَامَةُ الْكُبْرَی(٢)
Kemudian setelah fitnah ini adalah nikmat atau azab(1) sampai tibalah Hari Kiamat kubra (Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Jana'iz, Bab Ma Ja' a Fi Adzab al-Qabr)
"Kemudian". Ini hanyalah menunjukkan urutan dan bukan menunjukkan tenggang waktu, karena mayit akan langsung mendapatkan nikmat atau azab sebagaimana telah disebutkan bahwa jika dia menjawab, "tidak tahu" maka dia dipukul dengan palu besi, dan bahwa mayit yang menjawab dengan benar langsung dibukakan pintu surga untuknya dan kuburnya akan dilapangkan.
Nikmat atau azab ini, apakah untuk badan atau ruh atau keduanya sekaligus?
Kami katakan, yang diketahui di kalangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah bahwa pada dasarnya nikmat dan azab itu untuk ruh, sedangkan badan mengikutinya, sebagaimana azab di dunia adalah terhadap badan dan ruh mengikutinya, dan sebagaimana hukum syar'i di dunia berlaku bagi badan secara zahirnya dan di akhirat adalah sebaliknya. Jadi di alam kubur, azab atau nikmat itu dikenakan terhadap ruh, akan tetapi jasad terpengaruh secara otomatis dan bukan independen. Dan bisa saja azab dikenakan terhadap badan, sementara ruh mengikutinya, sedangkan nikmat dikenakan terhadap ruh, sementara badan mengikutinya, hanya saja ini sangat jarang terjadi, karena pada prinsipnya azab itu dikenakan terhadap ruh dan badan mengikutinya.
Selengkapnya: Syarah Aqidah Wasithiyah: Nikmat dan Azab Kubur
ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ
Kajian Sabtu: Tematik
Tanggal: 14 Rabi’ul Awal 1447 / 6 September 2025
Tempat: Masjid Al-Qomar Purwosari, Surakarta
Bersama: Ustadz Abu Adib Hafidzahullah
Daftar Isi:
Setelah memuji Allâh dan bershalawat atas Nabi-Nya Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan hingga masih dapat bermuwajahah dalam majelis ilmu. Semoga kita bertambah ilmu dan amalan shalih yang menjadi pemberat timbangan di akhirat kelak.
Yang dimaksud dengan Hari Akhir adalah hari kiamat, dimana ketika itu seluruh manusia dibangkitkan untuk dihisab dan diberi balasan. Dinamakan hari akhir karena tidak ada hari lagi sesudahnya. Ketika itu para penghuni surga maupun penghuni neraka menetap pada tempatnya, tidak ada kelompok yang ketiga.
Iman kepada hari akhir terkandung tiga elemen (karena kekurangan iman ada pada ilmu):
Yaitudihidupkannya orang yang sudah mati pada tiupan sangkakala kedua, dalam kondisi tanpa alas kaki, telanjang dan tidak dikhitan. (Dalam riwayat lain tanpa harta), yaitu seperti saat kita baru lahir. Hal ini akan mengikis segala macam kesombongan.
Alloh Ta'ala berfirman:
كَمَا بَدَأْنَآ أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُۥ ۚ وَعْدًا عَلَيْنَآ ۚ إِنَّا كُنَّا فَٰعِلِينَ
"... sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya.suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kamilah yang akan rnelaksanakannya" - (Al-Anbiya:104)
Tiupan sangkakala pertama ini ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala,
وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ
“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” - (QS. An-Naml [27]: 87)