ثُمَّ بَعْدَ هذِهِ الْفِتْنَةِ إِمَّا نَعِيمٌ وَإِمَّا عَذَابٌ(١) إِلَى أن تَقُوْمَ الْقِيَامَةُ الْكُبْرَی(٢)
Kemudian setelah fitnah ini adalah nikmat atau azab(1) sampai tibalah Hari Kiamat kubra (Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Jana'iz, Bab Ma Ja' a Fi Adzab al-Qabr)
"Kemudian". Ini hanyalah menunjukkan urutan dan bukan menunjukkan tenggang waktu, karena mayit akan langsung mendapatkan nikmat atau azab sebagaimana telah disebutkan bahwa jika dia menjawab, "tidak tahu" maka dia dipukul dengan palu besi, dan bahwa mayit yang menjawab dengan benar langsung dibukakan pintu surga untuknya dan kuburnya akan dilapangkan.
Nikmat atau azab ini, apakah untuk badan atau ruh atau keduanya sekaligus?
Kami katakan, yang diketahui di kalangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah bahwa pada dasarnya nikmat dan azab itu untuk ruh, sedangkan badan mengikutinya, sebagaimana azab di dunia adalah terhadap badan dan ruh mengikutinya, dan sebagaimana hukum syar'i di dunia berlaku bagi badan secara zahirnya dan di akhirat adalah sebaliknya. Jadi di alam kubur, azab atau nikmat itu dikenakan terhadap ruh, akan tetapi jasad terpengaruh secara otomatis dan bukan independen. Dan bisa saja azab dikenakan terhadap badan, sementara ruh mengikutinya, sedangkan nikmat dikenakan terhadap ruh, sementara badan mengikutinya, hanya saja ini sangat jarang terjadi, karena pada prinsipnya azab itu dikenakan terhadap ruh dan badan mengikutinya.
Selengkapnya: Syarah Aqidah Wasithiyah: Nikmat dan Azab Kubur
ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ
Kajian Sabtu: Tematik
Tanggal: 14 Rabi’ul Awal 1447 / 6 September 2025
Tempat: Masjid Al-Qomar Purwosari, Surakarta
Bersama: Ustadz Abu Adib Hafidzahullah
Daftar Isi:
Setelah memuji Allâh dan bershalawat atas Nabi-Nya Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan hingga masih dapat bermuwajahah dalam majelis ilmu. Semoga kita bertambah ilmu dan amalan shalih yang menjadi pemberat timbangan di akhirat kelak.
Yang dimaksud dengan Hari Akhir adalah hari kiamat, dimana ketika itu seluruh manusia dibangkitkan untuk dihisab dan diberi balasan. Dinamakan hari akhir karena tidak ada hari lagi sesudahnya. Ketika itu para penghuni surga maupun penghuni neraka menetap pada tempatnya, tidak ada kelompok yang ketiga.
Iman kepada hari akhir terkandung tiga elemen (karena kekurangan iman ada pada ilmu):
Yaitudihidupkannya orang yang sudah mati pada tiupan sangkakala kedua, dalam kondisi tanpa alas kaki, telanjang dan tidak dikhitan. (Dalam riwayat lain tanpa harta), yaitu seperti saat kita baru lahir. Hal ini akan mengikis segala macam kesombongan.
Alloh Ta'ala berfirman:
كَمَا بَدَأْنَآ أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُۥ ۚ وَعْدًا عَلَيْنَآ ۚ إِنَّا كُنَّا فَٰعِلِينَ
"... sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya.suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kamilah yang akan rnelaksanakannya" - (Al-Anbiya:104)
Tiupan sangkakala pertama ini ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala,
وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ
“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” - (QS. An-Naml [27]: 87)
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
☪ Kajian Masjid Al-Mukarromah
🎙 Bersama Ustadz Abu Haidar As-Sundawy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
🗓 Bandung, 2 Rabi’ul Awal 1447 / 25 Agustus 2025
Tanda Kiamat Kecil: Melimpahnya Harta dan Tidak Dibutuhkannya Sedekah
Fenomena "melimpahnya harta dan tidak dibutuhkannya sedekah" adalah salah satu tanda-tanda kecil datangnya Hari Kiamat, di mana kekayaan melimpah ruah hingga orang enggan untuk bersedekah karena merasa tidak ada lagi orang miskin yang membutuhkan. Hal ini diriwayatkan dalam beberapa hadits berikut:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيْكُمُ الْمَالُ، فَيَفِيضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبَّ الْمَالِ مَنْ يَقْبَلُهُ مِنْهُ صَدَقَةً وَيُدْعَى إِلَيْهِ الرَّجُلُ فَيَقُولُ: لاَ أَرَبَ لِي فِيهِ.
“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga harta menjadi banyak pada kalian, harta itu terus melimpah sehingga membingungkan pemiliknya siapa-kah yang mau menerima shadaqah darinya, lalu seseorang dipanggil kemudian dia berkata, ‘Aku tidak membutuhkannya.’”
📖 Shahiih al-Bukhari , kitab al-Fitan (XIII/81-82, al-Fat-h), dan Shahiih Muslim, kitab az-Zakaah, bab Kullu Nau’in minal Ma’ruuf Shadaqah (VII/97, Syarah an-Nawawi).
وَمِنَ الْإِيْمَانِ بِالْيَوْمِ الْآخِرِ: الْإِيْمَانُ بِكُلِّ مَا أَخْبرَ بِهِ النَّبِيُُّ ﷺ مِمَّا يَكُوْنُ بَعْدَ الْمَوْتِ(١)، فَيُؤْمِنُوْنَ بِفِتْنَةِ لْقَبْرِ، وَبِعَذَابِ الْقَبْرِ، وَنَعِيْمِهِ (٢)، فَأَمَّاالْفِتْنَةُ فَإِنَّ النَّاسَ يُفْتَنُوْنَ(٣) فِي قُبُوْرِهِمْ(٤)، فَيقَالُ لِلرَّجُلِ(٥): مَنْ رَبُّكَ(١)؟ وَمَا دِيْنُكَ(٧)؟ وَمَنْ نَِبِيِّكَ(٨)؟ فَيَثَبِتُ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيًّا وَفِي الْآخِرَةِ(٩)، فَيقُولُ الْمُؤْمِنُ: رَبِّيَ الله، وَالْإِسْلَامُ دِينِني، وَمُحَمَّدٌ نَبِيِّيْ(١٠) وَأَمَّا الْمُرْتَابُ فَيَقُوْلُ: هَاه هَاة؛ لَا أَدْرِيْ، سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُوْلُوْنَ شَيِئًا فَقُلْتُهُ(١١)، فَيَضْرَبُ(١٢) بِمِرْزَبَةٍ مِنْ حَدِيْدٍ(١٣)، فَيَصِيْحُ ضيْحَةً يَسْمَعُهَا كُلُّ شَيْءٍ(١٤)؛ إِلَّا الْإِنْسَانَ وَلَّوْ سَمِعَهَا الْإِنْسَانُ لَصُعِقَ(١٥).
PASAL
Termasuk iman kepada Hari Akhir adalah: beriman kepada seluruh apa yang diberitakan Nabi ﷺ yang akan terjadi setelah kematian.(1) Mereka beriman kepada fitnah, azab dan nikmat kubur(2). Adapun fitnah, maka manusia akan diuji(3) di dalam kubur mereka(4), maka seorang laki-laki akan ditanya,(5) "Siapa tuhanmu?(6) Apa agamamu? (7) Dan siapa Nabimu?"(8) Maka, "Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan kalimat tauhid dalam kehidupan di dunia dan di Akhirat."(9) Maka seorang Mukmin menjawab Tuhanku adalah Allah, agamaku Islam dan Nabiku Muhammad.(10) Adapun orang yang ragu-ragu, maka dia menjawab, "Hah .. hah .. aku tidak tahu, aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu, maka aku menirunya,"(11) maka dia dipukul(12) dengan palu dari besi,(13) dia berteriak dengan teriakan yang didengar oleh segala sesuatu(14), kecuali manusia, dan kalau manusia mendengarnya, niscaya dia pingsan(15)
Selengkapnya: Syarah Aqidah Wasithiyah: Beriman Kepada Hari Akhir