Kategori Aqidah

Masalah-masalah ilmiyah yang berasal dari Allah dan RosulNya, yang wajib diyakini oleh setiap muslim
Kajian Bertema Aqidah

ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ

📚┃Tema Kajian: "Bulan Muharram; Antara Keramat dan Syariat"
🎙┃Pemateri : Ustadz Agus Setiawan, S.H. حفظه الله تعالى - Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhari
🗓┃Hari & Tanggal : Hari Kamis, 26 Juni 2025 / 1 Muharram 1447
⏰┃Waktu : Ba'da Maghrib s.d. Selesai
🕌┃Tempat : Masjid Al-Ikhlas - Jl. Adi Sucipto No.88b, Kelurahan Jajar , Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57144



Setelah memuji Allâh dan bershalawat atas Nabi-Nya, Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah Ta’ala karuniakan hingga kita bisa hadir dalam majelis ilmu.

Hendaknya kita meniatkan datang ke majelis ilmu atas niat karena Allah ﷻ dengan mengikhlaskan kepada-Nya.

Pembahasan kali ini adalah hal yang berkaitan dengan tahun baru 1 Muharram 1447H.

1. Muharram dalam Tradisi Jawa

1.1 Kalender Jawa

Kalender Jawa juga memiliki 12 bulan: Sura, Sapar, Mulud, Bakdamulud, Jumadilawal, Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Dulkangidah, dan Besar.

Menurut sejarah merupakan penggabungan dua kalender yaitu saka Hindu dan kalender Islam.

Diketahui, penggabungan kalender ini dilakukan sejak dinasti Mataram, Sultan Agung Hanyokrokusumo, tepatnya pada 1 Suro 1555 Saka atau 1 Muharram 1043H. Saat itu, masyarakat Jawa mengadopsi kalender Islam untuk menyatukan nilai-nilai Islam dan kejawen. Agar masyarakat tidak terpecah, agar Islam dan Hindu bersatu.

Kata ‘suro’ berasal dari kata ‘Asyura’ dalam bahasa Arab yang artinya adalah sepuluh. Dalam lidah masyarakat Jawa, kata Asyura ini kemudian dilafalkan menjadi ‘suro’ yang dikenal sebagai malam sakral hingga saat ini.

1.2 Muharram dalam Mitos Jawa

Kesakralan suro diambil dari mitos Jawa bahwa jagat makhluk halus juga mengikuti kalender jawa hingga timbul mitos Kesakralan dan mistis. Didukung oleh praktek klenik dan ritual yang dilakukan raja-raja Jawa. Karena raja di Jawa identik dengan klenik dan ritual kesyirikan, untuk keselamatan dan tolak bala.

Syarat diterimanya amal harus memenuhi dua syarat:
1. Niat ikhlas karena Allah ﷻ.
2. Ittibâ (mencontoh) apa yang dilakukan (sunnah-sunnah) Rasulullah ﷺ.

Pelaku bid'ah biasanya salah dalam poin kedua, semua amalan dilakukan meskipun tidak ada contoh dari Rasulullah ﷺ. Untuk apa diutus Rasulullah ﷺ jika tidak untuk diikuti, dimana semua orang beribadah sesuai dengan standar sendiri?

1.3 Beberapa Ritual di Jawa Terkait Muharram

1. Ritual malam 1 Suro: Biasanya dilakukan ritual mencuci keris atau pusaka lainya dengan air bunga dan bacaan tertentu.

2. Puasa tradisi : Umumnya untuk membuka mata batin agar melihat jin. Padahal kita harus Puasa Jawa, atau tirakat puasa dalam tradisi Kejawen, memiliki berbagai macam jenis, masing-masing dengan tata cara dan tujuan spiritual yang berbeda. Beberapa jenis puasa yang umum dilakukan antara lain: puasa mutih, puasa ngebleng, puasa ngelowong, puasa pati geni, puasa ngrowot, puasa nganyep, puasa ngidang, puasa ngepel, puasa ngasrep, puasa senin-kemis, puasa wungon, tapa jejeg, lelana, tapa kungkum, ngalong, ngeluwang, dan puasa weton.

3. Tirakatan: Diambil dari istilah sufi dengan syarekat puasa khusus dan Dzikir khusus. Tujuannya mendekatkan diri tapi dengan cara yang keliru.

4. Ziarah kubur: Tujuan ziarah kubur adalah mengingat mati, bukan untuk mencari berkah agar enteng jodoh, mudah rezeki, naik pangkat dll. Maka, ziarah kubur yang syar'i adalah diperbolehkan asal caranya juga syar'i. Bukan seperti wisata religi.

5. Sedekah laut: Biasanya melarungkan kenduri kepada penunggu laut apalagi penyembelihan kepada selain Allah ﷻ dan ini semua adalah syirik.

6. Topo Bisu: Topo bisu, juga dikenal sebagai Tapa Bisu, adalah tradisi Jawa yang dilakukan dengan berjalan kaki dalam keheningan (membisu) untuk merenungkan diri, khususnya pada malam 1 Suro (Tahun Baru Jawa). Tradisi ini sering dikaitkan dengan ritual Mubeng Beteng di Keraton Yogyakarta, di mana peserta berjalan mengelilingi benteng keraton tanpa berbicara, makan, minum, atau merokok.

7. Pawai Obor: Di sejumlah daerah, terutama kawasan pedesaan, masyarakat menggelar pawai obor dengan berjalan kaki sambil membawa obor dan melantunkan doa. Peserta biasanya mengenakan pakaian tradisional atau busana Muslim. Pawai ini melambangkan penerangan batin untuk menyambut tahun baru.

8. Kirab Suro: Yaitu menggelar Kirab Malam 1 Suro dengan mengarak pusaka dan kerbau bule yang dianggap sakral. Kirab ini diiringi doa dan laku spiritual, sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan harapan akan keselamatan serta keberkahan. Ujungnya kotoran hewan menjadi rebutan yang katanya mengandung berkah. Maka, pelaku bid'ah menjadi orang yang bodoh. Inilah yang diperangi para nabi dan Rasul, agar kembali mulia.

9. Mubeng Benteng: Yaitu keliling benteng pada malam 1 suro.

10. Laku prihatin: Yaitu tidak tidur pada malam 1 suro karena bisa sial. Na'udzubillahmindalik.

1.4 Pantangan di Bulan Muharram dalam Tradisi Jawa

Pantangan-Pantangan dalam tradisi Jawa pada bulan Muharram, yang masuk dalam kategori kesyirikan, antara lain:

1. Menggelar hajatan karena takut sial.
2. Pindah rumah.
3. Sering keluar rumah untuk weton tertentu.
4. Bercermin pada malam hari karena diyakini portal gaib.
5. Mendengar cerita horor akan mendatangkan jin.
6. Membakar terasi atau ketela akan menarik makhluk halus.
7. Berperilaku tidak sopan di tempat keramat. Meskipun kita dianjurkan sopan di semua tempat,termasuk rumah jin.
8. Bepergian saat haid.
9. Membiarkan kamar mandi kotor dan gelap.
10. Membiarkan rumah kosong terlalu lama.

2. Muharram dalam Syariat Islam

2.1. Muharram dalam Kalender Hijriah Islam

Bulan Muharram juga menempati urutan pertama dalam kalender Islam. Perbedaannya dengan kalender Jawa, kalender hijriyah ini mengacu pada peristiwa Hijrah Nabi ﷺ dari Mekah ke Madinah yang menurut sejarah terjadi pada hari Jum'at, 27 Safar - 12 Rabi’ul Awal th 12 kenabian. Atau 13 - 27 September 622M.

Kalender hijriyah dimulai pada khalifah Umar bin Khathab Radhiyallahu’anhu setelah 13 tahun setelahnya. Dimana permulaan tahunya dimulai pada saat hijrahnya Nabi ﷺ.

2.2. Muharram dalam Syariat Islam

Muharram dalam syariat islam yaitu:

1. Termasuk dalam Bulan Haram

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺ menjelaskan bulan-bulan tersebut:

إِنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Sesungguhnya waktu telah berputar sebagaimana mestinya, hal itu ditetapkan pada hari Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun ada dua belas bulan, di antaranya ada empat bulan yang mulia. Tiga darinya berturut-turut, yaitu Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab yang biasa diagungkan Bani Mudlar yaitu antara Jumadil Tsani dan Syaban.” (HR Bukhari)

2. Muharram adalah Syahrullah

Muharram merupakan bulan Allah (syahrullah)

Dalam kitab Faidh al-Qadir karya Abd al-Ra’uf al-Munawi, yang mengatakan ”Bulan Muharram ini disebut syahrullah (bulan Allah), disandarkan pada lafazh jalalah ’Allah’ untuk menunjukkan mulia dan agungnya bulan tersebut, sebagaimana pula kita menyebut ’Baitullah’ (rumah Allah) atau ’Ahlullah’ (keluarga Allah) ketika menyebut Quraisy."

3. Muharram adalah Bulan pelipatgandaan Amal dan Dosa

Bulan haram adalah istimewa. Ini berarti bahwa amal saleh yang dilakukan di bulan ini akan mendapatkan pahala yang lebih besar dari biasanya, sementara dosa yang dilakukan juga akan memiliki konsekuensi yang lebih berat.

4. Disunnahkan Memperbanyak Puasa

Secara umum bulan Muharram diperintahkan untuk memperbanyak puasa. Sebagaimana Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أفضل الصيام بعد رمضان ، شهر الله المحرم

“Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)

Biasa puasa Senen Kamis, Ayyamul bidh ataupun puasa mutlak.

5. Disunnahkan Puasa Asyura

Puasa Asyura’ adalah puasa tanggal 10 Muharram.

Dari Abu Musa Al Asy’ari radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan:

كان يوم عاشوراء تعده اليهود عيداً ، قال النبي صلى الله عليه وسلم : « فصوموه أنتم ».

Dulu hari Asyura’ dijadikan orang yahudi sebagai hari raya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Puasalah kalian.” (HR. Al Bukhari)

Dari Abu Qatadah Al Anshari radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan:

سئل عن صوم يوم عاشوراء فقال كفارة سنة

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang puasa Asyura’, kemudian beliau menjawab: “Puasa Asyura’ menjadi penebus dosa setahun yang telah lewat.” (HR. Muslim dan Ahmad).

6. Kemenangan Nabi Musa Alaihissallam pada hari Asyura

Di antara keutamaan hari Asyura adalah hari tersebut bani Israil –pengikut Nabi Musa ‘alaihis salam- diselamatkan oleh Allah dari kejahatan Fir’aun. Saat itu Fir’aun yang dikenal keji ditenggelamkan. Adapun Nabi Musa ‘alaihis salam dan pengikutnya yang setia diberi keselamatan oleh Allah.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma, beliau berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِى تَصُومُونَهُ ». فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ ». فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.

“Ketika tiba di Madinah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendapati orang-orang Yahudi melakukan puasa ’Asyura. Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bertanya, ”Hari yang kalian bepuasa ini adalah hari apa?” Orang-orang Yahudi tersebut menjawab, ”Ini adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya. Ketika itu pula Fir’aun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada hari ini”. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam lantas berkata, ”Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian.”. Lalu setelah itu Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa.” (HR. Muslim no. 1130)

7. Tingkatan puasa khusus pada hari Asyura

Tingkatan puasa Asyura, menurut Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab Zaadul Ma'ad, terbagi menjadi tiga:

  • Tingkatan sempurna: Berpuasa tiga hari berturut-turut, yaitu tanggal 9, 10, dan 11 Muharram.
  • Tingkatan kedua: Berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram.
  • Tingkatan ketiga: Berpuasa hanya pada tanggal 10 Muharram.

Demikian juga disebutkan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari, Mubarak Furi dalam Tuhfatul Ahwadzi.

Jika ada yang beranggapan kan bulan lalu sudah puasa Arafah yang menghapus dosa dua tahun? Jawabannya siapa yang menjamin puasa kita diterima? Seberapa sempurna kita berpuasa pada saat itu? Karena tingkat penghapusan dosa juga ditentukan oleh kualitas puasa kita.

8. Keutamaan puasa Asyura

1. Menghapuskan dosa setahun yang lalu. Yaitu menghapus dosa-dosa kecil. Adapun dosa besar hanya Isa dilakukan dengan bertaubat nashuha dan jika berkaitan dengan hak-hak orang lain, maka wajib diselesaikan di dunia.
2. Nabi ﷺ sangat bersemangat melakukannya.
3. Hari kemenangan kaum muslimin Pada zaman Nabi Musa alaihissalam.
4. Puasa Muharam dulu diwajibkan sampai kemudian dinash (dihapus) menjadi Sunnah hingga Nabi ﷺ wafat.
5. Termasuk dalam bulan Haram (pahala dilipatgandakan).

9. Kebid'ahan di Bulan Muharram

1. Bulan keramat: bukan bulan keramat tetapi bulan haram yang agung. Hingga peperangan dilarang di bulan haram.
2. Do'a awal tahun dan akhir tahun Hijriyah.
3. Perayaan tahun Hijriyah.
4. Puasa awal tahun dan akhir tahun.
5. Menghidupkan malam tahun baru 1 Muharram.
6. Menghidupkan malam 10 Muharram.
7. Shalat Asyura.
8. Sedekah 10 Asyura.
9. Do'a hari Asyura.
10. Peringatan hari suka cita (ritual Syiah). Dan Syiah bukan Islam!

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

  • Media
    Sarana belajar Agama Islam melalui video dan audio kajian dari Asatidz Indonesia yang bermanhaj salaf...
    Ebook
    Bahan bacaan penambah wawasan berupa artikel online maupun e-book yang bisa diunduh. Ebook Islami sebagai bahan referensi dalam beberapa topik yang insyaAllah bermanfaat.
  • image
    Abu Hazim Salamah bin Dînâr Al-A’raj berkata, “Setiap nikmat yang tidak mendekatkan kepada Allah, maka hal tersebut adalah ujian/petaka.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunyâ dalam Asy-Syukr Lillâh]
    image
    ‘Ammâr bin Yâsir radhiyallâhu ‘anhumâ berkata,“Ada tiga perkara, siapa yang mengumpulkannya, sungguh dia telah mengumpulkan keimanan: inshaf dari jiwamu, menebarkan salam kepada alam, dan berinfak bersama kefakiran.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry secara Mu’allaq dan Al-Baihaqy]

Share Some Ideas

Punya artikel menarik untuk dipublikasikan? atau ada ide yang perlu diungkapkan?
Kirim di Sini