ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ
Kajian Mukhtashar fii Khuluqil Muslim#3 | Oleh: Sulthan Bin Abdullah Al-‘Umary Hafidzahullah
Download Kitab: s-alamri.com
🎙| Bersama: Al Ustadz Abu Adib Hafidzahullah
🗓 | Hari/Tanggal: Rabu, 4 Rabi'ul Awal 1447 / 27 Agustus 2025
🕰 | Waktu: ba'da maghrib - isya
🕌 | Tempat: Jajar Islamic Center Surakarta
#3 Akhlak Muslim kepada Allah ﷻ
Daftar Isi:
Telah berlalu pembahasan mengenai 11 poin akhlak seorang muslim kepada Allah ﷻ: https://shorturl.at/DcVyA
Selanjutnya:
Allah ﷻ berfirman:
يَأَيُّها اُلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا نُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَي اَللَّهِ وَرَسُولهِ،
"Hai orang-orang yang beriman, Kami tidak menomorsatukan selain Allah dan Rasul-Nya." [Surat Al-Hujurat: 1].
Yakni janganlah kalian memutuskan suatu perkara tanpa menyertakan Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian terburu-buru melakukan itu sedangkan Rasulullah bersama kalian.
Jika wahyu kelihatannya bertentangan dengan akal, maka kita hendaknya menyadari bahwa akal belum sampai untuk memahami wahyu, dahulukan wahyu di atas akal, maka perlu lebih banyak belajar untuk memahaminya.
Selengkapnya: Mukhtashar fii Khuluqil Muslim#3: Akhlak Muslim kepada Allah ﷻ
عُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ - Durhaka Kepada Orang Tua
Telah disebutkan sebelumnya bahwa berbakti kepada orang tua merupakan akhlak yang paling utama, karena merekalah yang paling berhak mendapatkan akhlak yang baik, perlakuan yang baik, serta akhlak dan etika yang mulia. Oleh karena itu, durhaka kepada orang tua dianggap sebagai perusakan nilai dan akhlak, serta manifestasi dari akhlak yang paling buruk dan hina. Hal ini dianggap sebagai dosa besar dan kejahatan berat dalam hukum Islam, dan hukumannya di hadapan Allahﷻsangat berat. Nabi ﷺ telah memperingatkannya dengan sangat keras dalam berbagai hadis, dan beliau menganggapnya sebagai salah satu dosa besar yang paling besar.
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ، عَنْ أَبِيهِ رَضنَّلََّ عَنهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ َِللَ: ((أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الكَبَائِرِ؟) ثَلَاثًا، قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ: الإِشْرَاكُ بِاللهِ، وَعُقُوقُ الوَالِدَيْنِ – وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَكِثًا فَقَالَ :- أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ))، قَالَ: فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا: لَيْتَهُ سَكَتَ، متَّفق عليه.(أخرجه البخاريُّ (٢٦٥٤)، ومسلم (٨٧).
وعن أَنَسِ بْنِ مَالِكِ رََِلَهَ عَنهُ قَالَ: ذَكَرَ رَسُولُ اللهِ َ َّلههِ الْكَبَائِرَ، أَوْ سُئِلَ عَنْ الْكَبَائِرِ فَقَالَ: ((الشِّرْكُ بِاللهِ، وَقَتْلُ النَّفْسِ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ، فَقَالَ: أَلَا أُنَبَّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ قَالَ: قَوْلُ الزُّورِ، – أَوْ قَالَ :- شَهَادَةُ الزُّورِ)، متَّفق علیه. (أخرجه البخاريُّ (٥٩٧٧)، ومسلم (٨٨).
وعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍ و رَضَََِّهَ عَنّْهَا، عَنِ النَّبِيَِّ ل ه قَالَ: ((الْكَبَائِرُ: الْإِشْرَاكُ بِاللهِ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ، وَقَتْلُ النَّفْسِ، وَالْيَمِينُ الْغَمُوسُ))، رواه البخاريُّ(١).
Durhaka orang tua berasal dari akar kata الْعَقِّ ‘aqq, yang berarti melubangi dan memotong. Artinya, memutus hubungan dengan mereka dan menyakiti mereka dengan cara apa pun, baik besar maupun kecil, baik mereka melarangnya maupun tidak, serta melakukan apa yang membuat mereka marah dan menyinggung perasaan mereka. Kata ini mencakup semua makna keburukan, sebagaimana kebaikan mencakup semua makna kebajikan.
سُئِلَ الحسن البصريُّ رَحِمَةُاللَهُ عَنِ الْبِرِّ وَالْعُقُوقِ، فَقَالَ: ((الْبِرُّ أَنْ تَبْذُلَ لَهُمَا مَا مَلَكْتَ، وَأَنْ تُطِيعَهُمَا فِيمَا أَمَرَاكَ بِهِ مَا لَمْ يَأْمُرَاكَ بِمَعْصِيَةِ اللهِ، وَالْعُقُوقُ أَنْ تَهْجُرَهُمَا وَتَحْرِمَهُمَا))) أخرجه الحسين بن حرب في البِرِّ والصِّلة (١٠).
Al-Hasan al-Bashri rahimahullah ditanya tentang berbuat baik dan durhaka kepada orang tua. Beliau menjawab, “Berbuat baik adalah memberi mereka apa yang kamu miliki dan mentaati mereka dalam apa yang mereka perintahkan kepadamu selama mereka tidak memerintahkanmu untuk bermaksiat kepada Allah. Sedangkan durhaka adalah memboikot mereka dan merampas hak-hak mereka.” (HR. al-Husain bin Harb dalam al-Birr wa’l-Silah (10)).