Dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda, "Ketika Allah membentuk tubuh Adam di dalam surga, Allah membiarkannya beberapa saat. Sementara itu, Iblis datang mengelilingi dan memperhatikan apa yang sedang dibuat Allah.
Ketika dilihat iblis tubuh yang sedang dibentuk Allah itu berongga, dia tahu bahwa yang dicipta itu (Adam) diciptakan sebagai makhluk yang tak dapat menguasai nafsunya."
📖 HR. Musim, 2611; Ahmad, 3/152; Ibnu Hibban, 6163; ath-Thayalisi, 2297.
Selengkapnya: Nabi Adam 'alaihissalam dan Iblis Saat di Surga
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil yang belang, botak dan buta. Allah bermaksud untuk menguji mereka, maka Allah mengutus malaikat kepada mereka. Malaikat itu datang kepada si Belang dan bertanya, 'Apakah sesuatu yang paling engkau inginkan?' Si Belang menjawab, 'Saya menginginkan paras yang tampan dan kulit yang bagus serta hilangnya penyakit yang menjadikan orang-orang jijik kepadaku.'
Maka Malaikat itu lantas mengusap si Belang dan seketik hilanglah penyakit yang menjijikkannya itu serta ia di beri paras yang tampan dan kulit yang bagus. Malaikat itu bertanya lagi 'Harta apakah yang paling kau senangi?' Si Belang menjawah 'Unta, (atau ia mengatakan, 'Sapi.' Perawi ragu-ragu antara unta dan sapi, sebab orang yang belang dan botak, satunya minta unta, yang lainnya minta sapi). Kemudian ia diberi unta yang sedang bunting sepuluh bulan, dan malaikat tadi berkata, 'Semoga Allah memberi berkah dan rahmat atas apa yang kau terima.'
Kemudian Malaikat itu datang kepada Si Botak dan bertanya, 'Apakah sesuatu yang paling kau inginkan?' Si Botak menjawab, 'Rambut yang rapi dan hilangnya penyakit yang menjadikan orang-orang jijik kepadaku ini.' Malaikat lantas mengusap Si Botak dan seketika hilanglah penyakitnya serta tumbuh rambut yang rapi sebagai gantinya. Malaikat itu bertanya lagi, 'Harta apakah yang paling kau senangi?' Si Botak menjawab, 'Sapi.' Kemudian ia diberi sapi yang sedang bunting, dan malaikat tadi berkata, 'Semoga Allah memberi berkah dan rahmat atas apa yang kau terima.'
Kemudian Malaikat itu datang kepada Si Buta dan bertanya, 'Apakah sesuatu yang paling kau inginkan?' Si Buta menjawab, 'Allah mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat melihat orang-orang.' Malaikat lantas mengusap si Buta dan Allah mengembalikan penglihatannya kepada si Buta. Malaikat itu bertanya lagi, "Harta apakah yang paling kau senangi?.' Si Buta menjawab, 'Kambing.' Kemudian ia diberi kambing yang sedang bunting.
Lama kelamaan unta, sapi dan kambing berkembang biak dan unta tersebut memenuhi satu lapangan, begitu pula sapi dan kambing, masing-masing memenuhi satu lapangan.
Pada suatu waktu malaikat datang kepada si Belang dan menyamar sebagai orang yang berpenyakit belang seperti keadaannya semula sambil berkata, 'Saya adalah seorang miskin dan telah kehabisan bekal di tengah perjalanan ini dan sampai hari ini tidak ada harapanku kecuali kepada Allah ﷻ kemudian kepadamu. Saya benar-benar meminta pertolongan kepadamu dengan menyebut Dzat yang telah memberi engkau paras yang tampan dan kulit yang halus serta harta kekayaan. Saya meminta kepadamu seekor unta untuk bekal melanjutkan perjalanan saya.' Si Belang berkata, "Hak-hak yang harus saya berikan masih banyak (saya tidak bisa membekali apa-apa).'
Malaikat itu berkata, 'Kalau tidak salah saya pernah kenal denganmu, bukankah kamu dulu orang yang mempunyai sakit belang dan orang-orang jijik kepadamu, dan bukanlah kamu dulu orang yang miskin lalu Allah memberi rahmat kepadamu?'
Si Belang berkata, 'Sesungguhnya saya mempunyai harta kekayaan ini dari nenek moyang." Malaikat berkata, 'Jika kamu berdusta maka semoga Allah ﷻ mengembalikanmu seperti keadaanmu semula.'
Kemudian malaikat itu datang kepada si Botak dengan menyerupai orang yang berpenyakit Botak seperti keadaan si Botak waktu itu, dan berkata seperti apa yang dikatakannya kepada si Belang. Si Botak juga menjawab seperti si Belang, kemudian malaikat itu berkata, 'Jika kamu berdusta, semoga Allah menjadikan kamu seperti keadaanmu semula.'
Malaikat melanjutkan perjalanannya ke tempat si Buta dengan menyerupai orang yang buta seperti keadaan si Buta waktu itu, dan berkata, 'Saya adalah seorang miskin, saya telah kehabisan bekal di tengah-tengah perjalanan ini dan tidak ada lagi harapanku kecuali kepada Allah kemudian kepadamu. Saya benarbenar minta pertolongan kepadamu dengan menyebut Dzat yang telah mengembalikan penglihatanmu, yaitu saya meminta satu ekor kambing untuk bekal di dalam melanjutkan perjalanan saya.'
Si Buta menjawab, 'Saya dulu adalah orang buta kemudi Allah mengembalikan penglihatan saya. Dan dulu miskin, kemudian Allah memberi kekayaan seperti ini. Maka ambillah apa yang kau inginkan. Demi Allah sekarang saya tidak aka memberatkan sesuatu kepadamu yang kau ambil karena Allah'.
Malaikat itu berkata, 'Peliharalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu hanyalah diuji dan Allah benar-benar ridha terhadap kamu dan Allah telah memurkai kedua kawanmu'."
📖 HR. Al-Bukhari, 3464; Muslim, 2964.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah ﷺ menyebutkan seorang laki-laki dari Bani Israil yang meminta orang Bani Israil lainnya agar memberinya hutang sebesar 1000 dinar.
Lalu orang yang menghutanginya berkata, "Datangkanlah beberapa saksi agar mereka menyaksikan hutangmu ini." Ia menjawab, "Cukuplah Allah sebagai saksi bagiku!" Orang itu berkata, "Datangkanlah seseorang yang menjaminmu!" Ja menjawab, "Cukuplah Allah yang menjaminku!" Orang yang akan menghutangipun lalu berkata, "Engkau benar!"
Maka uang itu diberikan kepadanya (untuk dibayar) pada waktu yang telah ditentukan. Setelah lama orang yang berhutang itupun berlayar untuk suatu keperluannya. Lalu ia mencari kapal yang bisa mengantarnya karena hutangnya telah jatuh tempo, tetapi ia tidak mendapatkan kapal tersebut.
Maka iapun kemudian mengambil sebilah kayu yang kemudian ia lubangi, dan dimasukkannya uang 1000 dinar di dalamnya beserta surat kepada pemiliknya. Lalu ia meratakan kembali kayu tersebut dan memperbaiki letaknya. Selanjutnya ia pergi ke laut seraya berkata, "Ya Allah, sungguh Engkau telah mengetahui bahwa aku meminjam uang kepada si fulan sebanyak 1000 dinar. la meminta kepadaku seorang penjamin maka aku katakan waktu itu, "Cukuplah Allah sebagai penjamin.' Dan ia memintaku seorang saksi, maka aku katakan juga, 'Cukuplah Allah sebagai saksi'.
Kemudian iapun rela dengan uang yang aku pinjam itu. Sungguh aku telah berusaha keras mencari kapal untuk mengirimkan kepadanya uang yang telah aku pinjam karena telah tiba bagiku waktu untuk mengembalikannya, tetapi aku tidak mendapatkan kapal itu. Karena itu aku titipkan uang itu kepadaMu."
Lalu ia melemparnya ke laut dan pulang.
Adapun orang yang memberi hutang itu, maka ia keluar mencari kapal yang datang ke negerinya. Iapun keluar rumah untuk melihat-lihat barangkali ada kapal yang membawa titipan uang untuknya. Tetapi tiba-tiba ia menemukan sepotong kayu. Ia lalu mengambilnya untuk keperluan kayu bakar istrinya. Namun ketika ia membelah kayu tersebut ia mendapatkan uang berikut sepucuk surat.
Selang beberapa waktu datanglah orang yang berhutang sambil membawa uang 1000 dinar seraya berkata, "Demi Allah ﷻ aku terus berusaha untuk mendapatkan kapal agar bisa sampai kepadamu untuk mengantarkan uangmu, tetapi aku sama sekali tidak mendapatkan kapal sebelumnya kecuali yang aku tumpangi ini"
Orang yang menghutangi berkata, "Bukankah engkau tehh mengirimkan uang itu melalui sesuatu?" Ia menjawab, "Memang aku telah memberitahukan kepadamu bahwa aku tidak mendapatkan kapal sebelum yang aku tumpangi sekarang ini”
Orang yang menghutanginya berkata, "Sesungguhnya Allah ﷻ telah menunaikan apa yang engkau kirimkan kepadaku melalui kayu. Karena itu bawalah uang 1000 dinarmu kembali dengan keberuntungan."
📖 HR Bukhari no. 1498.