Asy-Syaikh Dr. Husain bin ‘Abdil-‘Aziiz Aalusy-Syaikh hafidhahullah saat menjelaskan beberapa pokok dan kaedah dalam fatwa syar’iyyah (kaedah keempat) berkata :
من الخطأ في الفتاوى التسرع في النفي كأن تنفي كلاماً عن إمام أو ورود حديث أو صحته ، أو ضعفه .
ذكر ابن عساكر في تاريخ مدينة دمشق في ترجمة الزهري: أن الزهري ذكر عنده واعظ حديثاً فقال له الزهري : لم يرد هذا في سنة النبي ( فجلس الواعظ فقال غلام يا إمام قال نعم : قال أحفظت السنة كلها ؟ قال : لا قال أحفظت ثلثيها ؟ قال لا قال أحفظت شطرها ؟ قال : لا قال :هب أنك حفظت شطرها فاجعل حديث الشيخ في النص الذي لم تحفظه فسكت الزهري وأقر بقوة حجة هذا الصبي . ولهذا قيل :- أنه قد يخفى على الكبير ما يعلمه الصغير كما ذكره شيخ الإسلام فهذا الهدهد يقول لسليمان (أَحَطْتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَأٍ بِنَبَأٍ يَقِينٍ).
“Dan termasuk di antara kekeliruan dalam berfatwa adalah tergesa-gesa dalam menafikkan sesuatu, seperti menafikkan (keberadaan) perkataan dari seorang imam, keberadaan satu hadits, keshahihannya atau kedla’ifannya.
Ibnu ‘Asaakir dalam kitab Taariikh Madiinati Dimasyq pada biografi Az-Zuhriy : Bahwasannya ada seorang pemberi nasihat yang menyebutkan satu hadits di sisi Az-Zuhriy. Az-Zuhriy berkata kepadanya : “Hadits itu tidak ada dalam sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Pemberi nasihat itu pun duduk. Lalu ada seorang anak yang berkata : ‘Wahai imam’. Az-Zuhriy berkata : ‘Ya’. Si anak berkata : ‘Apakah engkau menghapal seluruh sunnah ?’. Az-Zuhriy berkata : ‘Tidak’. Si anak berkata : ‘Apakah engkau menghapal dua pertiganya ?’. Az-Zuhriy berkata : ‘Tidak’. Si anak berkata : ‘Apakah engkau menghapal setengahnya ?’. Az-Zuhriy berkata : ‘Tidak’. Si anak berkata : ‘Anggaplah engkau hapal setengahnya. Maka jadikanlah hadits yang disebutkan syaikh tadi sebagai (setengah) bagian lain yang tidak engkau hapal’. Terdiamlah Az-Zuhriy karena kuatnya hujjah anak tersebut.
Valentine’s Day adalah perayaan resmi Nasrani dan ummat Islam dilarang ikut-ikutan merayakan, ini adalah wilayah aqidah yang kita harus tegas dan tidak mencampuradukkan antara hak dan batil.
Dalam The Catholic Encyclopedia, Vol. XV sub judul; Santo Valentino, diurai tentang sejarah Valentino. Sumber ini setidaknya menampilkan kisah Valentino dalam 3 versi. Inti dari semuanya adalah bahwasanya hari Valentine adalah untuk mengenang Pendeta St. Valentine yang hidup di akhir abad ke 3 M di zaman Raja Romawi Claudius II. Pada tanggal 14 Februari 269 / 270 M Claudius II menghukum mati St.Valentine yang telah menentang beberapa perintahnya.
Dalam The Encyclopedia Britania, Vol XII, sub judul: Chistianity, dijelaskan bahwa untuk lebih mendekatkan ke dalam agama Kristen, pada 496 M Paus Glasisus I menjadikan kisah ini menjadi perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Pendeta St. Valentine yang dieksekusi pada tangal 14 Februari (The World Encylopedia 1998).
Semangat Valentine adalah Semangat Berzina dan Pelecehan Kaum Perempuan
Ritus hari Valentine’s yang mengusung panji percintaan dan kasih sayang, diperingati dengan berbagai cara. Ada yang mengekspresikannya dalam bentuk memakai pakaian dan apa saja yang berwarna pink. Pengiriman kartu yang kadang-kadang disertai dengan hadiah yang sarat dengan simbol LOVE. Namun ada yang merayakan dengan menggelar pesta makan, minum yang diiringi musik dansa yang dinyanyikan secara berpasangan. Bahkan diakhiri hubungan seks alias berzina.
Jadi, hari Valentine lebih tepat disebut dengan HARI PELECEHAN KEHORMATAN!!!.