Nama Syaikh Abdul Qadir al-Jailani telah lama dikenal oleh umumnya kaum Muslimin di negeri kita ini, akan tetapi kebanyakan cerita atau keyakinan yang disandarkan kepada beliau adalah kedustaan dan kebohongan belaka, bahkan sebagiannya sampai kepada perbuatan syirik Akbar yang dapat mengeluarkan pelakunya dari agama Islam, padahal beliau berlepas diri dari semua itu. Terbukti bahwa Syaikh Abdul Qadir al-Jailani telah menetapkan apa yang menjadi ‘aqidah (keyakinan) beliau di dalam kitab-kitab yang telah beliau tulis langsung, seperti kitab al-Ghunyah dan yang lainnya.
Di mana dengan tegas beliau menyatakan bahwa beliau mengikuti apa yang telah ditetapkan oleh para ulama Salaf; Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Bahkan beliau pun mewasiatkan kaum Muslimin untuk mengikuti ‘aqidah tersebut. Siapa saja yang menginginkan bukti akan kebenaran hal ini, silahkan membaca risalah ringkas yang ada di tangan para pembaca ini, karena risalah ini ditulis secara khusus untuk membuktikan kebenaran bahwa Syaikh Abdul Qadir al-Jilani benar-benar telah mengikuti ‘aqidah para ulama Salaf; Ahlus Sunnah wal Jama’ah, selain itu risalah ini juga dilengkapi dengan biografi singkat Syaikh Abdul Qadir al-Jailani.
Ikuti kajian selengkapnya "Wasiat Emas dan ‘Aqidah Syaikh ‘Abdul-Qadir Jaelani" oleh Ustazd Abdul Hakim Abdat :
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir,... (Al Maidah:54)
Yuhibbuhum wayuhibbunahum - Alloh azzawajalla mencintai mereka dan mereka mencintai Alloh, Ibnul qayyim aljauzy menuturkan: "Tidak mengherankan jika kita mencinta Alloh ta'ala, tidak aneh jika yg miskin mencintai yang kaya, orang yang hina mencintai yang Maha perkasa, karena tabiat manusia diciptakan Alloh azzawajalla mencintai orang yg memberi nikmat kepadanya.Ketika orang yg mudah memberi maka akan disukai dan dicintai. Oleh karena itu wajar jika manuasia mencintai Alloh. Tapi yg aneh dzat yg maha memiliki ini mencintai hambanya padahal Dia sendiri yang memberi nikmat. Cinta Alloh kepada hamba merupakan perkara yang besar, tiada yg mampu mamahami cinta Alloh kecuali hamba yg tahu betul bagaimana mengenal Alloh dengan asmanya yang maha indah".
Tanda cinta Alloh kepada hamba antara lain:
Selengkapnya: Audio Kajian: "Tanda-tanda Allah mencintai hambaNya"
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Al-Isro':32)
Dalam Surat Al-Furqon ayat 63-terakhir dijelaskan sifat hamba yang dirahmati Alloh ('ibadurrahman) yaitu orang yg berjalan di muka bumi dengan tenang. Ia memiliki sifat : Tidak melakukan perzinaan. Ibnu Katsir dalam tafsirnya "Dan janganlah kamu mendekati zina;" menunjukan dilarangnya zina dan segala hal yang mengarah ke sana. Maka Alloh'azzawajalla memberikan ganjaran yang hina yaitu hudud.
Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah dan Ishaq bin Ibrahim berkata Ishaq telah mengabarkan kepada kami Jarir, dan Utsman berkata, telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Abu Wail dari Amru bin Syurahbil dari Abdullah dia berkata, "Aku bertanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Kamu membuat tandingan bagi Allah (syirik), sedangkan Dialah yang menciptakanmu." Aku berkata, "Sesungguhnya dosa demikian memang besar. Kemudian apa lagi?" Beliau bersabda: "Kemudian kamu membunuh anakmu karena khawatir dia makan bersamamu." Aku bertanya lagi, "Kemudian apa lagi?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. bersabda: "Kamu berzina dengan isteri tetanggamu."(HR Muslim no 24/Lidwa Pustaka)
Tanda kiamat anatara lain tersebarnya zina. Sampai sesorang melakukan perzinaan di tengah jalan seperti seeekor keledai. Sampai orang yang terbaik mengatakan kalaulah engkau berbuat, menjauhlah dari jalan ini.
Dari Abdullah bin Umar radliyallah ‘anhuma, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sampai orang-orang bersetubuh di jalan-jalan seperti layaknya keledai.” Aku (Ibnu ‘Umar) berkata, “Apa betul ini terjadi?”. Beliau lantas menjawab, “Iya, ini sungguh akan terjadi.”
Ibnu Abbas radliyallah ‘anhuma berkata: “Mereka pada masa jahiliyah memandang zina yang lakukan dengan sembunyi-sembunyi tidaklah mengapa. Namun, mereka memandang buruk zina yang dilakukan dengan terang-terangan. Lalu Allah mengharamkan zina yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.” (Dinukil dari Fathul Baari)
Kajian Kitab Syarhus Sunnah