ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ
Kajian : Tafsir Surat Luqman Ayat 12-15
Tanggal: 2 Muharram 1447 / 28 Juni 2025
Tempat: Masjid Al-Qomar Purwosari, Surakarta
Bersama: Ustadz Rizqi Narendra, Lc Hafidzahullah (Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhori).
Tafsir Surat Luqman Ayat 12-15
Tanggung jawab laki-laki yang terbesar adalah membimbing dan mendidik keluarganya agar terhindar dari api neraka. Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang suami dalam keluarga adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka.
Dalam pelajaran tafsir kali ini, akan dibahas beberapa poin nasehat Luqman kepada anaknya sekaligus sebagai pelajaran bagi para pemimpin keluarga untuk mengikutinya.
- Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Luqman Ayat 12:
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَٰنَ ٱلْحِكْمَةَ أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
Dan Kami telah memberi Lukman pemahaman di dalam agama dan kebenaran di berbagai urusan, dan Kami katakan kepadanya, Bersyukurlah kepada Rabbmu -wahai Lukman- atas apa yang dikaruniakan kepadamu berupa taufik untuk menaati-Nya. Barangsiapa bersyukur kepada Rabbnya, sesungguhnya syukurnya itu kembali kepada dirinya sendiri, dan Allah tidak butuh terhadap syukurnya.
Dan barangsiapa mengingkari nikmat Allah padanya, sesungguhnya kerugian pengingkarannya itu kembali kepada dirinya, dan Allah sama sekali tidak di rugikan dengan pengingkarannya terhadap nikmat yang diberikan kepadanya. Sesungguhnya Allah tidak butuh terhadap seluruh makhluk-Nya dan Dia Maha Terpuji dalam segala urusan.
Dalam hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman,
يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِى مُلْكِى شَيْئًا يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِى شَيْئًا
“Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu bertaqwa seperti orang yang paling bertaqwa di antara kalian, tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. Jika orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu berhati jahat seperti orang yang paling jahat di antara kalian, tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun juga.” (HR. Muslim no. 2577)
Sosok Luqman yang dijelaskan para ulama berasal dari Nubia (Dulu Habasyah) Merupakan wilayah yang terletak di selatan Mesir dan utara Sudan saat ini, dekat bendungan Aswan. Memiliki fisik khas orang Afrika, Luqman bukanlah Nabi, akan tetapi beliau seorang lelaki yang bijaksana yang memiliki petunjuk yang lurus.
Hati dan amalan seharusnya menjadi perhatian utama daripada lahiriyah. Karena baiknya hati, baik pula amalan lainnya. Karena hati yang bersih, amalan yang lain bisa diterima. Beda halnya jika memiliki hati yang rusak, terutama hati yang tercampur noda syirik. Karena itu perhatikanlah hatimu!
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564).
- Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Luqman Ayat 13:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Mau'idhoh adalah nasehat yang menyentuh hati, hingga disampaikan dengan cara yang ma’ruf dan mendalam. Yaitu dengan nasehat berdua.
Panggilan يَٰبُنَىَّ adalah panggilan kepada anak dengan lembut. Maka Allah ﷻ tidak menggunakan kata ياولدي.
Perintah bertauhid yaitu pada kalimat لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ (janganlah kamu mempersekutukan Allah ﷻ), menanamkan Tauhid. Dengan menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya
3. Perintah Berbakti kepada Orang Tua
- Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Luqman Ayat 14:
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Pada ayat ini Allah ﷻ mengambil alih topik bahasan, setelah memenuhi hak-hak Allah untuk mentauhidkanNya dengan perintah berbakti kepada orang tua.
Ketika seseorang memperhatikan hak-hak Allah ﷻ dan mendidik keluarganya untuk menjaga hak-hak Allah ﷻ, maka Allah ﷻ akan mengatur urusan dia. Sama seperti nasihat Nabi ﷺ kepada Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhuma. Jagalah Allah ﷻ maka Allah ﷻ akan menjagamu.
4. Mendahulukan Urusan Allah ﷻ di Atas Segala Hal
- Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Luqman Ayat 15:
وَإِن جَٰهَدَاكَ عَلَىٰٓ أَن تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِى ٱلدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَٱتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَىَّ ۚ ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Yakni jangan kamu kira bahwa menaati orang tua yang menyuruh berbuat syirk termasuk berbuat ihsan kepada keduanya, karena hak Allah harus didahulukan atas hak semua manusia. Dan berbuat baik harus tetap dilakukan kepada kedua orang tua, tetapi ketika kedua orang tua menyuruh kufur dan maksiat, seperti berbuat syirk, maka tidak boleh ditaati.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم