Menu Al-Qur'an

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya". (Al-Hijr: 9).
Baca Al-Qur'an Digital Mushaf Kuno Tafsir Al-Qur'an Tajwid Murotal Juz 30 Download

بِسْـمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم

📚┃ Materi : Tafsir Surat Al-Muzzamil 1-9
🎙┃ Pemateri : Ustadz Muhammad Rizqi, Lc, حفظه الله (Staff pengajar pondok pesantren Imam Bukhori)
🗓┃ Setiap Hari Sabtu - Ba'da Maghrib - Isya'
🕌┃ Tempat : Masjid Al-Qomar - Purwosari Solo
 📷 ┃Rekaman Video: Kajian Rembulan Al-Qomar

Tafsir Surat Al-Muzzamil Ayat 1-9

  • Allah ﷻ berfirman pada ayat 1:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمُزَّمِّلُ

Hai orang yang berselimut (Muhammad),

Surat ini termasuk Surat Makiyyah. Al-Muzammil adalah orang yang menutupi badannya dengan baju semakna dengan kata al-Mudatsir. Hal ini terjadi pada Rasulullah ketika Allah memuliakan beliau dengan risalah. Allah memulainya dengan menurunkan wahyu dengan mengutus Jibril menemui beliau. Rasulullah melihat sesuatu yang belum pernah beliau lihat sebelumnya dan tidak ada yang mampu bertahan atasnya melainkan hanya para rasul. Pada saat itu Rasulullah gemetar kala melihat Jibril.

Kemudian Rasulullah pulang kepada istri beliau dan berkata, “Selimutilah aku, selimutilah aku.”  Rasulullah menggigil ketakutan.

Setelah itu datanglah jibril dan berkata, “Bacalah! Rasulullah menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Jibril memeluk erat beliau hingga Rosulullah kelelahan, Jibril mengajarkan bacaan padanya lalu Rasulullah pun membaca.

Kemudian Khadijah Radhiyallahu’anha menenangkan Beliau dengan segala kebaikan Muhammad dan meyakinkan bahwa itu bukan sesuatu yang buruk. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Aisyah Radhiyallahu’anha:

“Beliaupun pulang dalam kondisi gemetar dan bergegas hingga masuk ke rumah Khadijah. Kemudian Nabi berkata kepadanya: Selimuti aku, selimuti aku. Maka Khadijah pun menyelimutinya hingga hilang rasa takutnya. Kemudian Nabi bertanya: ‘wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku ini?’. Lalu Nabi menceritakan kejadian yang beliau alami kemudian mengatakan, ‘aku amat khawatir terhadap diriku’. Maka Khadijah mengatakan, ‘sekali-kali janganlah takut! Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Sungguh engkau adalah orang yang menyambung tali silaturahmi, pemikul beban orang lain yang susah, pemberi orang yang miskin, penjamu tamu serta penolong orang yang menegakkan kebenaran.” ” (HR. Al Bukhari no. 6982).

Setelah menenangkan hati dan mendengar kejadian yang dialami Rasulullah, Sayyidah Khadijah mengajak Rasulullah menemui anak pamannya, yakni Waraqah bin Naufal yang ketika itu telah berusia lanjut dan dikenal sebagai penganut agama Nasrani sejak zaman jahiliyah. Ia pandai menulis Al Kitab dalam bahasa Arab. Maka disalinnya Kitab Injil dalam bahasa Arab seberapa yang dikehendaki Allah untuk dapat ditulis. Namun usianya ketika itu telah lanjut dan matanya telah buta.

Khadijah berkata kepada Waraqah, “wahai paman, dengarkan kabar dari anak saudaramu ini”. Waraqah berkata, “Wahai anak saudaraku. Apa yang terjadi atas dirimu?”. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menceritakan kepadanya semua peristiwa yang telah dialaminya. Waraqah berkata, “(Jibril) ini adalah Namus yang pernah diutus Allah kepada Nabi Musa. Duhai, semoga saya masih hidup ketika kamu diusir oleh kaummu”. Nabi bertanya, “Apakah mereka akan mengusir aku?” Waraqah menjawab, “Ya, betul. Tidak ada seorang pun yang diberi wahyu seperti engkau kecuali pasti dimusuhi orang. Jika aku masih mendapati hari itu niscaya aku akan menolongmu sekuat-kuatnya”. Tidak berapa lama kemudian Waraqah meninggal dunia” (HR. Al Bukhari no. 6982).

Inilah akhlak yang baik dari seorang isteri yang shalihah. Seorang isteri adalah pakaian bagi suami yang bisa melindungi.

Kemudian Allah menganugerahkan keteguhan padanya dan memberinya wahyu hingga mencapai tingkat yang belum pernah dicapai oleh para rasul sebelumnya.

  • Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Muzzammil Ayat 2:

قُمِ ٱلَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا

Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),

Selanjutnya Allah memerintahkan beliau untuk bersabar atas gangguan kaumnya lalu memerintahkan untuk tegar dengan perintahNya dan mengumumkan dakwah beliau kepada Allah. Allah memerintah beliau dengan ibadah yang paling mulia, yaitu shalat pada waktu yang paling mantap dan utama (qiyamul lail).

Dan perintah shalat ini langsung diterima Rasulullah ﷺ melalui peristiwa Isra' Mi'raj. Ini menunjukkan pentingnya syariat shalat. Selanjutnya Allah ﷻ memerintahkan shalat sunnah malam.

Di antara rahmat Allah, Dia tidak memerintahkan Rasulullah untuk menghidupkan seluruh malam dengan shalat, tapi Allah berfirman, “Bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya).”

  • Surat Al-Muzzammil Ayat 3:

نِّصْفَهُۥٓ أَوِ ٱنقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا

(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.

Selanjutnya Allah menentukannya, “(Yaitu) seperduanya atau kurangilah darinya,” yakni dari seperdua, “sedikit” misalnya sepertiganya, “atau lebih dari seperdua itu,” lebih dari seperdua seukuran dua pertiga malam.

Karenanya, Rasulullah ﷺ melarang sahabat yang ingin shalat semalam suntuk karena Hak Allah ﷻ, hak badan, hak keluarga, semuanya memiliki proporsionalitas.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

”Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ’Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan. Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku penuhi. Dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni.” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 1808)

وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلاَمٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( أيُّهَا النَّاسُ : أَفْشُوا السَّلامَ ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ، تَدْخُلُوا الجَنَّةَ بِسَلاَمٍ )) رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ )) .

Dari ‘Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai manusia, tebarkanlah salam, bagikanlah makanan, dan shalatlah pada waktu malam ketika orang-orang sedang tidur, niscaya kalian pasti masuk surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih).

  • Surat Al-Muzzammil Ayat 4:

أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ ٱلْقُرْءَانَ تَرْتِيلًا

Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.

“dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan,” karena membaca al-Quran dengan perlahan bisa mendatangkan perenungan, pemikiran, bisa menggerakan kalbu, beribadah dengan tanda-tanda kebesaran Allah serta bersiap-siap secara sempurna untuk itu.

  • Surat Al-Muzzammil Ayat 5:

إِنَّا سَنُلْقِى عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا

Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat.

Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat,” yakni, Kami akan mewahyukan al-Quran yang berat ini padamu. Yang dimaksud dengan berat adalah makna-maknanya yang agung, sifat-sifatnya yang luhur. Untuk itu, sesuatu yang sifatnya seperti ini layak dipersiapkan, dibaca secara perlahan, serta merenungkan apa yang tercakup di dalamnya.

  • Surat Al-Muzzammil Ayat 6:

إِنَّ نَاشِئَةَ ٱلَّيْلِ هِىَ أَشَدُّ وَطْـًٔا وَأَقْوَمُ قِيلًا

Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu') dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.

Kemudian Allah menyebutkan hikmah dalam perintah qiyamul lail seraya berfirman, “Sesungguhnya bangun di waktu malam,” yakni, shalat pada waktu malam setelah tidur, “adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan,” yakni, lebih dekat mencapai maksud al-Quran sehingga sesuai dengan hati dan lisan, beban menjadi ringan, apa yang diucapkan bisa dipahami, dan urusannya menjadi lurus.

Karena pada malam hari tidak ada kesibukan saat orang pada tidur, maka seseorang akan merasakan tingkat kekhusyuan dan keikhlasan, kecuali dia merusak sendiri.

  • Surat Al-Muzzammil Ayat 7:

إِنَّ لَكَ فِى ٱلنَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلًا

Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).

Tidak seperti di siang hari, karena di waktu siang maksud-maksud ini tidak bisa dicapai. Karena itu Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak),” yakni, untuk memenuhi kebutuhan dan penghidupan yang menyebabkan hati sibuk dengan yang lain, tidak konsentrasi secara sempurna.

  • Surat Al-Muzzammil Ayat 8:

وَٱذْكُرِ ٱسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًا

Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.

“Sebutlah nama Rabbmu,” mencakup berbagai macam dzikir, “dan beribadahlah kepadaNya dengan penuh ketekunan,” yakni konsentrasi padaNya, sebab konsentrasi dan kembali kepada Allah adalah terputusnya hati dari seluruh makhluk dan penuh kecintaan terhadap Allah serta segala sesuatu yang bisa mendekatkan padaNya dan pada ridhaNya.

Dzikir bentuknya bermacam-macam, seperti bermajelis ilmu.

فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui. (Al anbiya ayat 7)

  • Majelis dzikir adalah taman surga di dunia ini.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya, ”Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab, ”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir.”

  • Sholat juga dzikir, Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. [Thaha/20:14]

  • Membaca Alquran juga dzikir. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Hijr Ayat 9:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.

Dzikir adalah atribut orang-orang yang mencintai dan sekaligus dicintai Allâh Azza wa Jalla . Disebutkan dalam hadits qudsi:

يَقُولُ اَللَّهُ -تَعَالَى-: أَنَا مَعَ عَبْدِي مَا ذَكَرَنِي, وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ

Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Aku (Allâh) bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku, selagi dua bibirnya bergerak mengingat-Ku”. [HR. Ahmad 2/ 540, Ibnu Majah 3792 (2/1246), dan dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shahîh Ibni Majah, no. 93792 (2/317)]

Kedekatan kita dengan Allah ﷻ akan mendatangkan kecintaanNYA, dan ini dapat dibuktikan dengan:
1. Mengerjakan perkara yang wajib
2. Melaksanakan perkara yang mustahab

  • Doa yang dianjurkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam untuk meraih kecintaan Allah :

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَالْعَمَلَ الَّذِى يُبَلِّغُنِى حُبَّكَ اللَّهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَىَّ مِنْ نَفْسِى وَأَهْلِى وَمِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ

(Allohumma innii as’aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wal ‘amalal-ladzii yubbaligunii hubbaka. Allohummaj’al hubbaka ahabba ilayya min nafsii wa ahlii wa minal-maa’il-baarid)

“Ya Allah, aku mohon padaMu cintaMu dan cinta orang yang mencintaiMu, amalan yang mengantarkanku menggapai cintaMu. Ya Allah, jadikan kecintaanku kepadaMu lebih aku cintai daripada cintaku pada diriku sendiri, keluargaku, dan air dingin.”
_______________

HR. At-Tirmidzi dari Abu Darda’ radhiyallahu anhu, Hasan oleh At-Tirmidzi

  • Surat Al-Muzzammil Ayat 9:

رَّبُّ ٱلْمَشْرِقِ وَٱلْمَغْرِبِ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَٱتَّخِذْهُ وَكِيلًا

(Dialah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.

“(Dia-lah) Rabb masyriq dan maghrib,” ini adalah isim jenis yang mencakup seluruh arah timur dan barat. Allah adalah Rabb seluruh timur dan barat serta segala cahaya yang ada padanya serta segala sesuatu yang menjadi maslahat miliknya dari alam atas dan alam bawah.

Allah adalah Rabb segala sesuatu, Pencipta dan Pengaturnya. “Tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia,” yakni, tidak ada yang berhak disembah selain WajahNya Yang Agung Yang berhak diistimewakan dan dicintai, diagungkan dan dimuliakan, karena itu Allah berfirman, “Maka ambillah Dia sebagai pelindung,” yakni Penjaga dan Pengatur untuk segala urusanmu.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم