Menu Al-Qur'an

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya". (Al-Hijr: 9).
Baca Al-Qur'an Digital Mushaf Kuno Tafsir Al-Qur'an Tajwid Murotal Juz 30 Download

بسم الله الرحمن الرحيم

📚 ┃Al-Mukhtaṣar fī Tafsīr Al-Qur`ān Al-Karīm
🎙┃ Ustadz Abdul Fattach, S.Pd.i حفظه الله تعالى - Staff Pengajar Ponpes Al-Madinah Surakarta
🗓┃Pertemuan 1: Kamis, 16 Oktober 2025 / 24 Rabi'ul Akhir 1447 H
🕰┃ Ba'da Isya [19:30-20:30]
🕌┃ Masjid Ponpes Joglo Qur'an - Boyolali



Tadabbur Surat Al-Ma'arij - Bagian 1

Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan hingga masih dipertemukan dalam majelis ilmu, semoga dengannya Allah ﷻ akan mengampuni dosa-dosa kita.

Berkumpulnya kita di sini adalah berkumpulnya Orang-orang yang shaleh karena hanya orang-orang yang baik yang akan berkumpul dalam majelis ilmu. Dengannya akan mendatangkan banyak kebaikan baik dunia maupun akhirat.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan:

مجالسة الصالحين تحولك من ستة إلى ستة:
١- من الشك إلى اليقين
٢- ومن الرياء إلى الإخلاص
٣- ومن الغفلة إلى الذكر
٤- ومن الرغبة في الدنيا إلى الرغبة في الآخرة
٥- ومن الكبر إلى التواضع
٦- ومن سوء النية إلى النصيحة

“Bermajelis dengan orang shalih itu akan merubahmu dari enam perkara kepada enam (kebaikan).

  1. Dari keraguan menjadi keyakinan.
  2. Dari yang riya menjadi ikhlas.
  3. Dari kelalaian menjadi dzikir.
  4. Dari ambisi terhadap dunia menjadi semangat terhadap akhirat.
  5. Dari sifat sombong menjadi tawadhu’.
  6. Dari niatan yang buruk menjadi nasihat (niatan yang baik). [Ighosatul Lahafan 1/136].

Demikian juga bergaul dengan orang yang shalih adalah obat bagi penyakit hati. Ibrahim Al Khawwash rahimahullah berkata:

• قال إبراهيم الخواص: دَوَاءُ الْقَلْبِ خَمْسَةُ أَشْيَاءَ: قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ بِالتَّدَبُّرِ وَخَلَاءُ الْبَطْنِ وَقِيَامُ اللَّيْلِ وَالتَّضَرُّعُ عِنْدَ السَّحَرِ وَمُجَالَسَةُ الصَّالِحِينَ

📁 حلية الأولياء ١٠/٣٢٧ | الكتاب: الأذكار: أبو زكريا محيي الدين يحيى بن شرف

Obatnya hati ada 5 perkara: Membaca Al Qur'an dengan merenungi maknanya, kosongnya perut, shalat malam, merendahkan diri berdzikir di waktu menjelang shubuh, dan bergaul dengan orang-orang saleh.

📚 Hilyatul Auliya': 10/327 | Juga disebutkan Imam An-Nawawi rahimahullah dalam kitabnya Al-Adzkâr.

📖 Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Ma'arij:

سَأَلَ سَآئِلٌۢ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ

1. Seseorang telah meminta kedatangan azab yang akan menimpa,

Tafsir: Seorang penyeru dari kalangan orang musyrik telah menyerukan kepada dirinya sendiri dan kepada kaumnya tentang azab bilamana azab itu terjadi sebagai bentuk cemoohan, padahal azab itu pasti terjadi pada hari Kiamat.

لِّلْكَٰفِرِينَ لَيْسَ لَهُۥ دَافِعٌ

2. orang-orang kafir, yang tidak seorangpun dapat menolaknya,

Tafsir: Azab itu untuk orang-orang yang kafir kepada Allah. Tidak ada seorang pun yang mampu menolak azab itu.

مِّنَ ٱللَّهِ ذِى ٱلْمَعَارِجِ

3. (yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik.

Tafsir: Ia berasal dari Allah yang memiliki sifat tinggi, berbagai derajat, beragam keutamaan, dan kenikmatan.

تَعْرُجُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ إِلَيْهِ فِى يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُۥ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

4. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.

Tafsir: Para malaikat dan Mailakat Jibril naik menghadap Allah melalui tingkatan-tingkatan itu pada hari Kiamat, yaitu hari yang panjang, lamanya adalah lima puluh ribu tahun.

فَٱصْبِرْ صَبْرًا جَمِيلًا

5. Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.

Tafsir: Maka, bersabarlah -wahai Rasul- dengan kesabaran yang tidak mengandung kegundahan dan keluhan.

إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُۥ بَعِيدًا

6. Sesungguhnya mereka memandang siksaaan itu jauh (mustahil).

Tafsir: Sesungguhnya mereka menyangka siksa ini jauh sekaligus tidak mungkin terjadi.

وَنَرَىٰهُ قَرِيبًا

7. Sedangkan Kami memandangnya dekat (mungkin terjadi).

Tafsir: Sementara kami melihatnya dekat dan pasti terjadi, tidak disangsikan.

يَوْمَ تَكُونُ ٱلسَّمَآءُ كَٱلْمُهْلِ

8. Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak,

Tafsir: Yaitu pada hari langit menjadi seperti lelehan tembaga, emas, dan semisalnya.

وَتَكُونُ ٱلْجِبَالُ كَٱلْعِهْنِ

9. dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang berterbangan),

Tafsir: Saat itu gunung-gunung menjadi seperti bulu karena ringannya.

وَلَا يَسْـَٔلُ حَمِيمٌ حَمِيمًا

10. dan tidak ada seorang teman akrabpun menanyakan temannya,

Tafsir: Saat itu, seorang teman karib tidak bertanya kepada teman karibnya tentang kondisinya, karena masing-masing sibuk dengan urusan dirinya sendiri.

يُبَصَّرُونَهُمْ ۚ يَوَدُّ ٱلْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِى مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍۭ بِبَنِيهِ

11. sedang mereka saling memandang. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya,

Tafsir: Setiap orang menyaksikan kawan karibnya, tidak ada yang tersembunyi olehnya, namun meski demikian masing-masing tidak saling bertanya dikarenakan dahsyatnya kondisi saat itu. Orang yang dipastikan masuk neraka berkeinginan agar dia bisa menebus siksa yang menimpanya pada hari itu dengan anak-anaknya.

وَصَٰحِبَتِهِۦ وَأَخِيهِ

12. dan isterinya dan saudaranya,

Tafsir: Dia juga ingin menebusnya dengan istrinya dan saudaranya.

وَفَصِيلَتِهِ ٱلَّتِى تُـْٔوِيهِ

13. dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia).

Tafsir: Bahkan, ingin menebusnya dengan keluarga-keluarga dekatnya yang bersamanya menghadapi kesusahan.

وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ يُنجِيهِ

14. Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya.

Tafsir: Juga ingin menebusnya dengan semua orang di dunia dari kalangan manusia, jin, dan lain-lainnya, kemudian menyerahkan tebusannya itu agar selamat dari siksa neraka.

كَلَّآ ۖ إِنَّهَا لَظَىٰ

15. Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak,

Tafsir: Kenyataannya bukan sebagaimana yang diinginkan oleh pendosa ini karena neraka yang ingin ditebusnya itu adalah api akhirat yang membara dan menyala-nyala.

نَزَّاعَةً لِّلشَّوَىٰ

16. yang mengelupas kulit kepala,

Tafsir: Ia mengelupas kulit kepala secara ganas karena panas dan nyalanya yang dahsyat.

تَدْعُوا۟ مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّىٰ

17. yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama),

Tafsir: Ia menyeru orang yang berpaling dari kebenaran dan menjauh darinya, serta tidak beriman kepadanya dan tidak beramal untuknya.

وَجَمَعَ فَأَوْعَىٰٓ

18. serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya.

Tafsir: Juga yang mengumpulkan harta dan enggan untuk menginfakkannya di jalan Allah.

📃 Penjelasan:

Tujuan Pokok Surah Ini:

بيان حال وجزاء الخلق يوم القيامة.

Keterangan kondisi para hamba dan pembalasan amalan mereka pada hari Kiamat.

Fawaid Ayat-ayat:

  • Hukum bertanya-tanya: Ayat pertama mengandung pertanyaan yang tujuannya untuk mengolok-olok, ini adalah haram hukumnya. Adapun bertanya tentang hari kiamat agar bisa mempersiapkan diri, maka ini hal yang dibolehkan.
  • Ayat 2: Penetapan tentang adzab neraka bagi orang-orang kafir dan ini berkaitan dengan iman kepada hari akhir.
  • Pada ayat 3 dan 4: penetapan sifat Al-'Ulu bagi Allah ﷻ (Allah ﷻ yang Maha Tinggi). Dan ilmu-Nya mencakup seluruh makhluk-Nya, maka ma' iyah Allah ﷻ adalah kebersamaan Ilmu Allah ﷻ dengan kita dimanapun berada, adapun Dzat Allah ﷻ adalah di atas.

Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menetapkan sifat Allah ﷻ yang Maha Tinggi. Sepeeti dalam Surat Al-a'la ayat 1:

سَبِّحِ ٱسْمَ رَبِّكَ ٱلْأَعْلَى

Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi,

  • Ayat 4: Iman kepada Malaikat Allah, yang mencatat perbuatan hamba.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخْمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ

Diperlihatkan amal-amal pada setiap hari senin dan kamis. Maka Aku ingin amalku diperlihatkan saat aku berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747).

“Sesungguhnya amalan dilaporkan kepada Allah setiap hari senin dan kamis.” (HR. Ad-Darimi dan Ahmad).

Hari dimana pengampunan dosa di sematkan kecuali yang memutus silahturahim sampai mereka berdamai.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

Pintu-pintu surga di buka, pada hari senin dan kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan.

Lalu dikatakan, 'Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai…” (HR. Muslim).

  • Perintah bersabar kepada Nabi ﷺ dari gangguan orang-orang musyrik.

Sabar secara bahasa berarti al habsu yaitu menahan diri: hati, lisan dan anggota badan. Agar tidak tergesa-gesa mendoakan keburukan kepada mereka. Bersabar meskipun mereka melempari dengan batu hingga bercucuran saat di Thaif bahkan ditawari Malaikat Gunung, yang akan menimbun mereka dengan gunung, tetapi Nabi ﷺ tidak mau bahkan mendo'akan agar diampuni karena mereka tidak tahu, maka, Thaif yang sekarang adalah daerah pencetak ulama.

Sabar ditinjau dari obyeknya dibagi menjadi tiga:

  1. Sabar dalam melakukan ketaatan.
  2. Sabar dalam menjauhi larangan-Nya.
  3. Sabar dalam menerima takdir-Nya.

Sabar ditinjau dari jenisnya dibagi menjadi dua:

  1. Sabar Ikhtiyari: Diusahakan karena pilihan. Seperti melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan. Ada pilihan, melakukannya atau tidak. Sabar jenis ini lebih besar pahalanya karena ada pilihan yang dipengaruhi oleh nafsu kita.
  2. Sabar Idhtirori (terpaksa). Misalnya musibah-musibah yang menimpa tanpa ada pilihan, mau tidak mau harus kita terima karena takdir Allah ﷻ.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ﴿١٥٥﴾الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ﴿١٥٦﴾أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. [al-Baqarah/2:155-157]

  • Orang-orang kafir tidak menerima dengan adzab Allah ﷻ padahal adzab itu dekat.
  • Adzab terjadi ketika datangnya hari kiamat, dimana gunung-gunung diterbangkan seperti kapas.
  • Orang-orang yang mujrim (berbuat) dosa berkeinginan untuk menebus adzab Allah ﷻ meskipun dengan anggota keluarga dan manusia.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran Ayat 91:

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَمَاتُوا۟ وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَن يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِم مِّلْءُ ٱلْأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ ٱفْتَدَىٰ بِهِۦٓ ۗ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُم مِّن نَّٰصِرِينَ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.

Kecuali bisa ditebus dengan sedekah disaat hidupnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jagalah diri kalian dari neraka meskipun hanya dengan sedekah setengah biji kurma. Barangsiapa yang tidak mendapatkannya, maka ucapkanlah perkataan yang baik.” (HR. Bukhari no. 1413, 3595 dan Muslim no. 1016)

Demikian juga Nabi ﷺ menyuruh para wanita untuk bersedekah agar menjadi pelindung dari siksa neraka.

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah beristighfar (mohon ampun kepada Allâh) karena sungguh aku melihat kalian sebagai penghuni neraka yang paling banyak.” Hadits Imam Muslim, no. 79 [132]); Ahmad (II/66-67); Abu Dawud (no. 4679) dan lainnya.

  • Kemudian disebutkan juga siksaan neraka, Ia mengelupas kulit kepala secara ganas karena panas dan nyalanya yang dahsyat.
  • Penyebabnya karena tidak mengimani siksa neraka dan mengumpulkan harta tanpa memenuhi haknya.

Beberapa Faedah Ayat-ayat dari Mukhtaṣar fī Tafsīr Al-Qur`ān Al-Karīm:

• تنزيه القرآن عن الشعر والكهانة.

  • Al-Qur`ān bersih dari syair dan pedukunan.

• خطر التَّقَوُّل على الله والافتراء عليه سبحانه.

  • Bahayanya mengada-ada terhadap Allah dan mendustakan atas nama-Nya.

• الصبر الجميل الذي يحتسب فيه الأجر من الله ولا يُشكى لغيره.

  • Kesabaran yang baik adalah kesabaran yang dilakukan dengan mengharap pahala dari Allah dan tidak diiringi dengan keluhan kepada manusia.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم