بسم الله الرحمن الرحيم
📚 ┃Al-Mukhtaṣar fī Tafsīr Al-Qur`ān Al-Karīm
🎙┃ Ustadz Abdul Fattach, S.Pd.i حفظه الله تعالى - Staff Pengajar Ponpes Al-Madinah Surakarta
🗓┃Kamis, 21 Agustus 2025 / 27 Shafar 1446 H
🕰┃ Ba'da Maghrib - Isya
🕌┃ Masjid Ponpes Joglo Qur'an - Boyolali
Tadabbur Surat Al-Qalam - 2
Setelah memuji Allâh dan bershalawat atas Nabi-Nya, Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan hingga masih dipertemukan dalam majelis ilmu setelah melakukan shalat maghrib berjama'ah, semoga amalan-amalan kita diterima dan menjadikannya jalan mudah bagi kita menuju surga Allah ﷻ.
Ustadz mengingatkan untuk selalu istiqomah dalam menuntut ilmu, apapun keadaannya. Paling tidak setiap pekan disempatkan dalam menuntut ilmu.
Karena kedudukan dan pahala yang besar bagi para penuntut ilmu, sampai-sampai segala sesuatu, baik di langit maupun di bumi memintakan ampun untuknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صاحب العلم يستغفر له كل شيء حتى الحوت في البحر
“Segala sesuatu memintakan ampun bagi ahlul ilmi, sampai-sampai ikan di lautan.” (HR. Abu Ya’la. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Al-Jaami’ Ash-Shaghir no. 7201)
Allah ﷻ berfirman,
اشهَدُوا أُنِّي قًدْ غَفَرْتُ لَهُمْ ذُنُوبَهُمْ
“Persaksikanlah, sungguh Aku telah mengampuni dosa-dosa mereka.” - HR. Ibnu Hibban No. 1887, dan dinyatakan sahih oleh Al-Arnauth.
Pada pertemuan sebelumnya telah dibahas tafsir surat Al-Qalam ayat 1-7.
Tafsir Surat Al-Qalam ayat 8-16
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
، فَلَا تُطِعِ الْمُكَذِّبِينَ،
Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah). (QS. Al-Qalam : 8)
Pada ayat sebelumnya disebutkan bahwa Allah ﷻ memuji Nabi ﷺ dengan akhlak yang baik. Pada ayat ini, kita disuruh menjauhi orang-orang yang berakhlak buruk, yaitu suka berdusta. Akhlak terburuk adalah mendustakan ayat-ayat-Nya.
Sebab itu, janganlah kamu -wahai Rasul- mengikuti orang-orang yang mendustakan ajaran yang kamu bawa.
Disebutkan di dalam Hadits,
عَنْ أَبِى أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ (سنن أبى داود)
“Saya memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meningalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Saya memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meningalkan kedustaan walaupun dia bercanda. Saya memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang membaguskan akhlaqnya.” (HR. Abu Dawud)
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ
Mereka menginginkan agar engkau bersikap lunak maka mereka bersikap lunak (pula).” (QS. Al-Qalam : 9)
Mereka berkeinginan kamu bersikap lemah dan lembut kepada mereka dalan urusan agama, sehingga mereka juga bersikap lemah dan lembut kepadamu.
Prinsip dakwah asalnya adalah lemah lembut, seperti dakwahnya nabi Musa alaihissalam kepada Fir'aun. Allah ﷻ berfirman:
فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى
"Berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.” (QS Thaha [20]: 44).
Dalam Surat Ali ‘Imran Ayat 159:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka.
Namun, jika orang-orang kafir menolaknya dan menentangnya, maka bersikaplah tegas dalam mengingatkan mereka. Allah ﷻ berfirman dalam Surah Al-Fath Ayat 29:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.
Bahkan pada awal-awal dakwah Islam, banyak yang di siksa seperti keluarga Bilal, Ammar bin Yasir dan Sumayyah.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِينٍ
“Dan janganlah engkau mematuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina.” (QS. Al-Qalam : 10)
Namun, janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah dengan kebatilan dan orang yang hina.
Perkara yang tercela adalah banyak bersumpah. Sumpah yang dibolehkan adalah untuk menolak tuduhan dusta atau untuk menguatkan khobar.
Banyak bersumpah adalah alatnya Orang-orang munafik untuk menutupi kedustaan mereka. Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Munafiqun Ayat 2:
ٱتَّخَذُوٓا۟ أَيْمَٰنَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا۟ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّهُمْ سَآءَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.
Demikian juga dalam ayat lainnya
زَعَمَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَن لَّن يُبْعَثُوا۟ ۚ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّى لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ ۚ وَذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ
Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah ﷻ. [At-Taghabun:7]
Ayat ini menunjukkan sumpah Nabi ﷺ kepada orang-orang kafir bahwa kiamat itu pasti ada.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
هَمَّازٍ مَّشَّاءٍ بِنَمِيمٍ
“(yang) suka mencela, yang kian kemari menyebarkan fitnah.” (QS. Al-Qalam : 11)
Yaitu dia yang banyak menggunjing dan menyebarkan adu domba di antara manusia untuk memecah belah mereka.
Sifat tercela lainya setelah banyak berdusta, suka menjilat, banyak bersumpah, melakukan perbuatan hina dan suka ghibah dan namimah.
Ada Perumpamaan ghibah yang diambil dari Al-Quran, Surah Al-Hujurat ayat 12, yang menyebutkan bahwa ghibah itu seperti memakan daging saudara sendiri yang sudah mati.
Demikian juga sifat buruk namimah (adu domba). Contohnya si A mengatakan kepada si B yang membuat si C menjadi tidak suka kepada si B, baik itu perkataan dusta maupun perkataan benar. Sebaliknya, si A juga mengatakan kepada si C yang membuat si B tidak suka.
Maka, penting untuk bertabayun yang berarti "meneliti dengan seksama" atau "memastikan kebenarannya", sangat penting untuk menghindari fitnah, kesalahpahaman, dan penyebaran berita palsu.
Perhatikan hadits mengenai siksa kubur, orang yang disiksa tidak lah melakukan dosa yang dia anggap besar, akan tetapi ia melakukan namimah.
ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ ﻗَﺎﻝَ ﻣَﺮَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰُّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺑِﺤَﺎﺋِﻂٍ ﻣِﻦْ ﺣِﻴﻄَﺎﻥِ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔِ ﺃَﻭْ ﻣَﻜَّﺔَ ، ﻓَﺴَﻤِﻊَ ﺻَﻮْﺕَ ﺇِﻧْﺴَﺎﻧَﻴْﻦِ ﻳُﻌَﺬَّﺑَﺎﻥِ ﻓِﻰ ﻗُﺒُﻮﺭِﻫِﻤَﺎ ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰُّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – « ﻳُﻌَﺬَّﺑَﺎﻥِ ، ﻭَﻣَﺎ ﻳُﻌَﺬَّﺑَﺎﻥِ ﻓِﻰ ﻛَﺒِﻴﺮٍ » ، ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ « ﺑَﻠَﻰ ، ﻛَﺎﻥَ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻤَﺎ ﻻَ ﻳَﺴْﺘَﺘِﺮُ ﻣِﻦْ ﺑَﻮْﻟِﻪِ ، ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺍﻵﺧَﺮُ ﻳَﻤْﺸِﻰ ﺑِﺎﻟﻨَّﻤِﻴﻤَﺔِ » .
Dari Ibnu Abbas, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati sebuah kebun di Madinah atau Mekah beliau mendengar suara dua orang yang sedang disiksa dalam kuburnya. Nabi bersabda, “Keduanya sedang disiksa dan tidaklah keduanya disiksa karena masalah yang sulit untuk ditinggalkan”. Kemudian beliau kembali bersabda, “Mereka tidaklah disiksa karena dosa yang mereka anggap dosa besar. Orang yang pertama tidak menjaga diri dari percikan air kencingnya sendiri. Sedangkan orang kedua suka melakukan namimah” - [HR Bukhari no. 213]
Imam Ibnu Abdil bar dalam kitabnya Al-Kafi fi Fiqhi Ahlil Madinah berkata,
mengadu domba diantara anak cucu Adam adalah dosa yang besar dan makhluk yang paling Allah ﷻ murkai dan orang yang paling jauh dari Rasulullah di hari kiamat, yaitu orang yang berjalan dengan mengadu domba, yang memisahkan dua orang yang saling mencintai, yang mencari-cari kesalahan orang yang baik
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
مَّنَّاعٍ لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ
“Yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa.” (QS. Al-Qalam : 12)
Sifat tercela lainya setelah banyak berdusta, suka menjilat, banyak bersumpah, melakukan perbuatan hina, suka ghibah dan namimah adalah dia yang banyak menghalangi perbuatan baik, melampaui batas pada harta, kehormatan, dan jiwa manusia, serta banyak dosa dan maksiat.
Termasuk dalam hal ini adalah mendustakan agama, mendustakan hari pembalasan dan yang diancam dengan neraka wail.
- Orang yang mendustakan agama adalah mereka yang menghardik anak yatim, tidak mau memberikan haknya, baik berupa harta mereka yang berada dalam kekuasaannya ataupun yang tidak suka bersedekah. (QS. Al-Maun: 2-3)
- Neraka Wail adalah ancaman siksa pedih yang diperuntukkan bagi orang-orang yang lalai dalam shalat, termasuk mereka yang malas, meremehkan, dan tidak menjaga waktu shalat. (QS. Al Maun: 4-5).
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
عُتُلٍّ بَعْدَ ذَٰلِكَ زَنِيمٍ
“Yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya.” (QS. Al-Qalam : 13)
Sifat tercela lainya setelah banyak berdusta, suka menjilat, banyak bersumpah, melakukan perbuatan hina, suka ghibah dan namimah adalah dia yang banyak menghalangi perbuatan baik, melampaui batas pada harta, kehormatan, dan jiwa manusia, serta banyak dosa dan maksiat. Juga dia yang bertabiat kaku dan kasar, dikenal keburukannya di tengah kaumnya.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
أَن كَانَ ذَا مَالٍ وَبَنِينَ
“Karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak.” (QS. Al-Qalam : 14)
Penyebab dari melakukan perbuatan buruk seperti dijelaskan di atas adalah hal itu karena dia mempunyai harta dan anak, dia sombong dengan menolak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ
“Apabila ayat-ayat Kami dibacakan kepadanya, dia berkata, ‘(Ini adalah) dongeng-dongeng orang dahulu’.” (QS. Al-Qalam : 15)
Jika dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berkata, “Ini adalah yang ditulis dari khurafat-khurafat orang-orang terdahulu.”
Membaca Al-Qur’an memiliki keutamaan besar, apalagi dihafalkan dan diamalkan. Inilah tujuan mempelajari Al-Qur'an sebagai kalamullah.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
سَنَسِمُهُ عَلَى الْخُرْطُومِ
“Kelak dia akan Kami beri tanda pada belalai(nya).” (QS. Al-Qalam : 16)
Kami akan menaruh tanda yang menjelekkan dirinya di atas hidungnya dan melekat padanya.
- Terdapat pensifatan Rasul ﷺ dengan akhlak Al-Qur’an.
- Sifat orang-orang kafir adalah sifat yang hina (banyak bersumpah, perbuatan hina, menggunjing, mengadu domba, menghalangi kebaikan, melampaui batas, kasar dan keras serta jahat) dan wajib bagi seorang mukmin untuk menjauhi.
- Siapa yang banyak bersumpah akan hina di sisi Allah ﷻ dan turun derajatnya di sisi manusia. (Lihat Mukhtaṣar fī Tafsīr Al-Qur`ān Al-Karim hal. 564).
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم