Menu Haji dan Umrah

Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Ali Imran : 97)
Artikel Manasik Haji Manasik Umrah Fatwa Fiqh Download Video
  • Ber-idhthiba'
 ketika thawaf qudum atau thawaf umrah, yaitu me-masukkan kain ihram penutup pundak dari bagian bawah ketiak kanan, lalu ujungnya diletakkan di atas pundak kiri, dengan demikian pundak kanan-nya terbuka. Berdasarkan hadits Ya'la bin Umayyah Radhiallaahu anhu :

           "Bahwasanya Nabi Shalallaahu alaihi wasalam melaksanakan thawaf sambil ber-idhthiba'."

  • Mengusap Hajar Aswad, berdasarkan hadits 'Abdullah Ibnu 'Umar Radhiallaahu anhu , ia berkata:

      "Aku melihat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ketika tiba di Makkah, apabila telah mengusap Hajar Aswad, permulaan thawafnya (yakni) beliau berlari-lari kecil sebanyak tiga putaran pertama dari tujuh putaran thawaf."

      "Aku melihat 'Umar bin al-Khaththab Radhiallaahu anhu mencium Hajar Aswad dan ber-kata: 'Kalau saja bukan karena aku melihat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu.'"
  • Sujud diatas Hajar Aswad berdasarkan hadits 'Abdullah bin 'Umar, ia berkata:
      "Aku melihat 'Umar bin al-Khaththab mencium Hajar Aswad dan beliau sujud diatasnya, lalu beliau kembali menciumnya dan sujud diatasnya lagi, kemudian berkata: 'Beginilah aku melihat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam .'"
  • Bertakbir (mengucapkan "Allaahu Akbar",-Pent) pada setiap kali tiba di Hajar Aswad berdasarkan hadits 'Ab-dullah bin 'Abbas Radhiallaahu anhu , ia berkata:

      "Nabi Shalallaahu alaihi wasalam melakukan thawaf di Baitul-lah dengan menunggang seekor unta, setiap kali tiba di Hajar Aswad beliau memberikan isyarat kepadanya dengan sesuatu yang ada padanya dan beliau bertakbir."

  • Berlari-lari kecil pada tiga putaran per-tama thawaf qudum (thawaf umrah).

      Dari 'Abdullah bin 'Umar Radhiallaahu anhu, ia berkata:

      "Bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam apabila thawaf di Baitullah, thawaf yang pertama (thawaf qudum,-Pent), beliau berlari-lari kecil pada tiga putaran dan berjalan (biasa) pada empat putaran (terakhir,-Pent) dari Hijr ke Hijr."

  • Mengusap Rukun Yamani berdasarkan hadits 'Abdullah bin 'Umar Radhiallaahu anhu , dia berkata:

      "Aku tidak pernah melihat Nabi Shalallaahu alaihi wasalam mengusap bagian dari Baitullah (Ka'bah, -Pent), kecuali dua rukun Yamani."

  • Ketika berjalan (dalam thawaf) antara rukun Yamani dan Hajar Aswad, membaca do'a dibawah ini:

      "Ya Rabb kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api Neraka."

  • Shalat dua rakaat sesudah thawaf dibelakang maqam Ibrahim, berdasarkan hadits 'Abdullah bin 'Umar Radhiallaahu anhu, ia berkata:


      "Rasulullah tiba (di Makkah,-Pent) lalu melakukan thawaf mengelilingi Baitullah tujuh kali, kemudian shalat di belakang maqam Ibrahim dua rakaat dan thawaf antara Shafa dan Marwah, dan (Ibnu 'Umar) berkata: 'Sesungguh-nya pada (diri) Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam terdapat suri teladan yang baik bagi kamu.'"

  • Membaca : “Wattakhidzuu mimmaqaami Ibraahiima mushalla”  di maqam Ibrahim sebelum melaksanakan shalat dua rakaat.
  •  Membaca surat “Al-ikhlas dan Al-Kaafiruun” pada waktu sunnah thawaf.

      Dua point terakhir ini berdasarkan hadits Jabir Radhiallaahu anhu ketika menceritakan tentang sifat/cara haji Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam :

      "Bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ketika sampai di maqam Ibrahim  beliau membaca...

  • Beriltizam (meletakkan dada, wajah (pipi) dan kedua tangan) pada tembok Ka'bah yang berada di antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah, berdasarkan hadits 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata:

      "Aku pernah thawaf bersama 'Abdullah bin 'Amr, maka ketika selesai menger-jakan thawaf 7 putaran, kami shalat dibelakang Ka'bah, lalu kukatakan (padanya): 'Tidakkah engkau mohon perlindungan kepada Allah dari siksaan api Neraka?' Ia berkata: 'Aku berlin-dung kepada Allah dari siksaan api Neraka.' Lalu dia ('Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash, -Pent) terus berjalan kemudian mengusap Hajar Aswad, lalu berdiri di antara Hajar Aswad dan pintu (Ka'bah,-Pent) serta menempelkan dada dan kedua tangannya serta pipinya padanya (pada dinding Ka'bah,-Pent), lalu ia ber-tutur: 'Beginilah aku melihat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam berbuat.'"

  •  Usai melaksanakan shalat sunnah tha-waf, minum air zam-zam dan menu-angkannya diatas kepala, berdasarkan pada hadits Jabir bin 'Abdillah Radhiallaahu anhu , bahwasanya Nabi Shalallaahu alaihi wasalam melakukan hal itu. Lagi pula Nabi Shalallaahu alaihi wasalam telah bersabda:

      "Air zam-zam (akan bermanfat) sesuai dengan apa yang diniati ketika di-minum."

  • Setelah minum air zam-zam kembali ke Hajar Aswad, lalu bertakbir dan menciumnya jika memungkinkan, namun jika tidak, maka cukup dengan mengusapnya lalu mencium tangan yang mengusapnya, dan jika tidak dapat mengusapnya, cukup dengan memberi isyarat kepadanya.

Kajian Haji dan Umrah