Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
E-book Islam Resensi Buku Islam Penerbit Buku
Enam Pilar Bukti Butuhnya Hamba Kepada Allah Di Masa-masa Sulit

Penyusun : Syaikh Sholeh bin Abdullah al-‘Ushoimiy
Penerjemah : Muhammad Sulhan Jauhari

Segala puji bagi Allah yang Maha melakukan apa yang Dia kehendaki dan Maha memutuskan apa yang Dia inginkan. Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang hak kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, sebagai persaksian tauhid. Aku pun bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan- Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas beliau, keluarga dan para sahabatnya, dengan sholawat yang sempurna lagi kekal hingga hari kiamat.

Amma ba’du:

Kaum Mukminin, sesungguhnya butuhnya hamba kepada Allah subhanahu wa ta'ala merupakan hal penting yang harus ia miliki. Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

“Wahai sekalian manusia, kalianlah yang memerlukan Allah, dan Allah Dia-lah yang Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha terpuji.” (QS. Fathir: 15)

Pentingnya hal tersebut lebih ditekankan lagi pada masa-masa sulit dan ketika adanya hajat di tengah umumnya manusia. Sebab manusia itu, apabila tertimpa kesulitan dan kesempitan, mereka sangat butuh kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Dan butuhnya hamba kepada Allah di dalam Syariat Islam terbukti jelas pada enam pilar agung berikut:

Pilar Pertama: BERIMAN KEPADA TAKDIR ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA

Allah ta’ala berfirman:

وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا

“Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan takdir-takdirnya dengan tepat.” (QS. al-Furqon: 2)

Allah ta’ala juga berfirman:

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ

“Sungguh, Kami telah menciptakan segala sesuatu menurut takdir.” (QS. al-Qomar: 49)

Maka, sudah sepatutnya seorang hamba beriman kepada takdir Allah subhanahu wa ta'ala dan menghadapinya dengan penuh kesabaran.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sungguh, segala urusannya adalah kebaikan. Dan itu tidaklah dimiliki melainkan oleh seorang mukmin. Apabila tertimpa kesenangan ia bersyukur, maka itu baik baginya. Dan apabila tertimpa kesulitan ia bersabar, maka itu pun baik baginya.” (HR. Muslim No. 2999 dari hadits Shuhaib ar- Rumiy radhiyaAllahu ‘anhu)

Oleh karena itu, sepatutnya seorang hamba memakmurkan hatinya dengan cara beriman kepada takdir Allah subhanahu wa ta'ala, dan beriman bahwa segala urusan hanya Allah-lah yang Maha mengaturnya, serta segala keputusan hanyalah menjadi milik-Nya. Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi. Apa yang tidak Dia kehendaki niscaya tak akan terjadi.

Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta.

 Footnote: 1) HR. Tirmidzi no. 2969, 3247, 3372, dan Ibnu Majah no. 3828 dari hadits an-Nu’man bin Basyir radhiyaallahu ‘anhu.

Kuliah singkat ini disampaikan ba’da sholat ashar, Selasa, 15 Rojab, 1441 H di Masjid Jami’ Mush’ab bin Umair di Distrik al-Jazirah kota Riyadh

Download e-book materi ini: Enam Pilar - Syaikh Sholeh Al-Ushoimy