بسم الله الرحمن الرحيم
📚┃Materi : "Haadzihi 'Aqidatunaa"
✍🏼┃Karya : Abu Umair Majdi bin Arafat Al-Mishri Hafidzahullah
🎙┃Pemateri : Ustadz Mohammad Alif, Lc, M.Pd Hafidzahullah (Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhari)
🗓┃Hari & Tanggal : Hari Jum'at, 24 Oktober 2025/ 2 Jumadil Awal 1447 H
🕰┃Waktu : Ba'da Maghrib - Isya'
🕌┃Tempat : Masjid Al-Qomar - Jl. Slamet Riyadi No. 414 Rel Bengkong Purwosari, Solo, Jawa Tengah 57142
Inilah Aqidah Kami - Pertemun#2
Telah berlalu Penjelasan awal beriman kepada Allah ﷻ , Tauhid kepada Allah ﷻ mencakup tiga bagian:
- Tauhid Rububiyah: Mengesakan Allah ﷻ atas segala perbuatan Sang Pencipta.
- Tauhid Uluhiyah : Mengesakan Allah ﷻ atas segala perbuatan makhluk.
- Tauhid Asma dan Shifat: Mengesakan Allah dengan nama-nama dan Sifat-sifat-Nya yang indah yang telah ditetapkan bagiNya dan dijelaskan dalam Al-Qur’an dan disebutkan dalam Sunnah-sunnah Rasul-Nya dengan nama yang ma'ruf dan dikenal. Adapun kaifiatnya (bagaimananya) hanya Allah ﷻ yang mengetahui.
kemudian:
Tauhid Uluhiyah: sebagaimana telah kami sebutkan ((dan iman kepada Uluhiyah-Nya, Subhaanahu Wata’ala)); maka kita tidak menyembah selain Dia, dan Dia lah satu-satunya yang layak disembah.
Ibadah: adalah segala sesuatu yang Dia cintai dan ridai, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tampak maupun yang tersembunyi.
Agar dicinta Allah ﷻ maka harus memenuhi dua syarat: Ikhlas dan Mutaba’ah.
Dan Allah Ta'ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. [Adz-Dzariyat: 56].
Dan Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّآ أَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ فَٱعْبُدِ ٱللَّهَ مُخْلِصًا لَّهُ ٱلدِّينَ
Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. [Az-Zumar: 2].
Dan Allah Ta'ala berfirman:
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. [Al-Bayyinah: 5].
Mengakui Rububiyah-Nya sebagai Rabb mengharuskan Kita berserah diri kepada-Nya melalui ibadah dan ketaatan serta pemujaan, dan segala sesuatu yang Allah perintahkan atau menjauhi yang dilarang, baik berupa ucapan, perbuatan, maupun keyakinan.
Jika kamu menaatinya, maka kamu telah mentauhidkan Allah dalam uluhiyah-Nya, dan memurnikan ibadah hanya bagi-Nya melalui ucapan (memuji Allah, bertakbir, mensucikan-Nya, berdoa, berdzikir, amar ma’ruf nahi munkar, membaca Al-Qur’an, dan perbuatan lisan lain yang disukai-Nya). Jika kamu melakukannya, maka kamu telah mentauhidkan Allah melalui ucapanmu.
Jika kita menundukkan anggota badan untuk menaati perintah-Nya: mulai dari shalat yang di dalamnya ada ruku' dan berdiri serta sujud, thawaf di sekitar Ka'bah, sa'i dan jihad di jalan Allah, berjalan kaki untuk menghadiri jamaah, berjalan kaki untuk menziarahi kerabat, menolong orang yang tertimpa musibah, dan membantu orang yang lemah, semua perbuatan lahiriah ini yang Allah perintahkan kepadamu, jika engkau melakukannya, maka engkau telah mentauhidkan-Nya dan menyembah-Nya melalui perbuatan anggota tubuhmu.
Adapun amalan batin, serta perbuatan hati: dari keikhlasan dan kejujuran. Serta cinta, penghormatan dan pengagungan, raghbah dan rahbah kepada-Nya Subhaanahu Wata’ala.
Jika kamu mengumpulkan ketiga pokok ini: (amal hati, amal anggota tubuh, dan ucapan lisan), serta menaati-Nya dengan sepenuh hati kepada perintah Allah; maka kamu telah mengesakan-Nya dalam perbuatanmu, mengesakan-Nya dalam uluhiyah-Nya.
Uluhiyah adalah mencintai disertai pengagungan [ta’dzim] dan takut [Khauf], cinta disertai takut dan penghormatan. Inilah pengabdian sejati kepada Allah dan penyembahan yang benar. Adapun takut tanpa cinta, atau cinta tanpa takut, keluar dari tauhid yang sempurna. Barangsiapa takut tanpa cinta dan tanpa harapan, dia menyerupai kelompok Khawarij; dan barangsiapa mencintai dan harapan tanpa takut, dia menyerupai kelompok Murji'ah.
Tauhid yang sempurna: yaitu menggabungkan antara cinta dan takut, dan inilah tauhid yang sempurna: mencintai dengan hati, takut dengan hati, khawatir dengan hati, tunduk, merendahkan diri, dan khusyuk dengan hati, serta Raghbah, Rahbah, dan kembali kepada Allah [inabah] dengan seluruh anggota badan, Kamu takut kepadanya lalu menaati perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Kamu mencintai-Nya sehingga menaati perintah-Nya yang tampak dan meninggalkan larangan-Nya yang tampak; maka cinta hati, takut hati, memuliakan dalam hati, pengagungan hati, harapan hati, dan takutnya hati akan tampak pada perbuatan anggota tubuh dan ucapan lidah.
Catatan:
• Raghbah (الرّغبة) maknanya dekat dengan ar rajā’ (الرّجاء) yaitu rasa mengharap, akan tetapi raghbah (الرّغبة) disini adalah (maksudnya) rasa rajā’ yang sangat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
• Rahbah (الرّهبة) adalah kesungguhan didalam rasa takut kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Maka ibadah adalah: mentauhidkan Allah dalam uluhiyah-Nya, mengesakan peribadatanmu hanya untuk-Nya, yaitu dengan berkata, berbuat, dan meyakini semua yang Dia sukai, dan menjauhkan hatimu serta perbuatanmu dari segala yang Dia benci, Subhānahu wa Ta’āla. Inilah tauhid rububiyah, memurnikan perbuatanmu hanya untuk-Nya, wahai para makhluk.
Sungguh benar apa yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu bahwa isi Al-Qur'an adalah Tauhid.
Yang ketiga dari tauhid dan iman kepada Allah ﷻ:
Iman kita kepada asma dan shifat Allah ﷻ: nama-nama dan sifat-sifat-Nya, sebagaimana Allah menamai diri-Nya sendiri atau menggambarkan diri-Nya sendiri, atau melalui Rasul-Nya tanpa adanya memalingkan lafadz maupun maknanya [Tahrif], pengingkaran [Ta’thil], atau penyerupaan [Tamtsil].
Dan Allah Ta'ala berfirman:
وَلِلَّهِ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ فَٱدْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا۟ ٱلَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِىٓ أَسْمَٰٓئِهِۦ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. [Al-A'raf: 180].
Dan Allah Ta'ala berfirman:
قُلِ ٱدْعُوا۟ ٱللَّهَ أَوِ ٱدْعُوا۟ ٱلرَّحْمَٰنَ ۖ أَيًّا مَّا تَدْعُوا۟ فَلَهُ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ ۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَٱبْتَغِ بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا
"Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu". [Al-Isra': 110].
Ayat ini menjadi dalil perintah berdo'a dengan menyebut nama-nama dan sifat-sifat Allah ﷻ yang mulia serta larangan mengeraskan suara dalam berdo'a.
Kita beriman kepada apapun yang Allah tetapkan untuk diri-Nya sendiri dalam kitab-Nya, atau yang Rasul-Nya tetapkan untuk-Nya, kita harus menerimanya dengan nama-nama yang kita tetapkan dengan makna yang diketahui yang kita kenal dari bahasa kita tempat Al-Qur'an diturunkan.
Dan Allah Ta'ala berfirman:
هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِى لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَٰلِمُ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ ۖ هُوَ ٱلرَّحْمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ
Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. [Al-Hasyr: 22].
هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِى لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْمَلِكُ ٱلْقُدُّوسُ ٱلسَّلَٰمُ ٱلْمُؤْمِنُ ٱلْمُهَيْمِنُ ٱلْعَزِيزُ ٱلْجَبَّارُ ٱلْمُتَكَبِّرُ ۚ سُبْحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. [Al-Hasyr: 23].
هُوَ ٱللَّهُ ٱلْخَٰلِقُ ٱلْبَارِئُ ٱلْمُصَوِّرُ ۖ لَهُ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ ۚ يُسَبِّحُ لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [Al-Hasyr: 24].
Semua itu adalah nama-nama Allah yang maknanya jelas diketahui; karena nama-nama itu disebutkan dalam Al-Qur'an yang menggunakan bahasa Arab yang jelas.
Jelas: maknanya nyata, yang dimengerti oleh orang yang berbicara dengan bahasa itu, yaitu orang-orang Arab yang diturunkan kepadanya, maka beriman kepada nama-nama Allah yang disebutkan dalam Al-Qur'an, dan nama-nama Allah yang disebutkan dalam hadis Nabi ﷺ.
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
إنَّ لله تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمَا مِائَةً إلاَّ وَاحِدًا مَنْ أحْصَاهَا دَخَلَ الجنَّةَ
"Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barangsiapa menjaganya akan masuk surga," Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari (2736, 7392), Muslim (2677), Tirmidzi (3506), Ibnu Majah (3860), dan Al-Bayhaqi (19601).
Hadits ini bukan membatasi bilangan nama-nama Allah yang terbatas 99 saja, melainkan nama-nama ini memiliki kekhususan tersendiri, dan unggul di atas nama-nama lainnya, yaitu siapa yang menjaganya akan masuk surga, seratus dikurangi satu, yaitu sembilan puluh sembilan nama yang Allah khususkan dengan keutamaan ini, yaitu siapa yang menjaganya akan masuk surga.
Menjaga: berarti menghafal dan mengetahuinya, memahami maknanya dan apa yang ditunjukkannya, serta mengamalkan sesuai dengan makna-makna tersebut.
Siapa yang menjaganya: artinya menghafalnya, memahami maknanya, dan mendekat kepada Allah dengan perilaku yang sesuai dengan makna-makna tersebut. Maka siapa yang mengetahui bahwa salah satu nama-Nya adalah Al-Jabbar, mengetahui bahwa Allah memiliki kekuasaan mutlak, dia takut kepada-Nya karena kekuasaan-Nya; sehingga tidak mendurhakai-Nya dan tidak melakukan hal yang dapat menimbulkan balasan dari-Nya.
Diketahui bahwa dari nama-Nya adalah Ar-Rahman dan Ar-Rahim yang mencerminkan kasih sayang: Dia menyayangi mereka yang pantas mendapatkan rahmat dari hamba-hamba-Nya yang beriman dan penyayang; ini berlaku sesuai dengan makna dari sembilan puluh sembilan nama-Nya: Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus dikurangi satu, dan tidak terbatas pada jumlah ini seperti yang datang dalam hadits Nabi ﷺ.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم