Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Islam

ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ

🎙Bersama: Al Ustadz Abu Adib حفظه الله تعالى
📘 Kitab : Syarhus-Sunnah Al-Barbahari | Ta'liq oleh: Syaikh Fauzan Al Fauzan Hafidzahullah.
      Download Matan KitabTerjemah Matan Kitab
🗓 Hari : 29 Dzulhijjah 1446 / 25 Juni 2025
🕰 Waktu: ba'da maghrib - isya
🕌 Tempat: Jajar Islamic Center Surakarta



Pertemuan#2: Peringatan untuk Bersyukur atas Nikmat Islam dan Berusaha Istiqamah di Dalamnya

  • Ta'liq oleh Syaikh Fauzan Al Fauzan Hafidzahullah:

Ini adalah satu penegasan atau pengakuan darimu bahwa kita diberi Islam ini, merupakan fadhilah dari Allah ﷻ yang telah Allah berikan hidayah kepada Islam ini berupa bimbingan ketetapan, istiqamah dan teguh di atasnya.

Bukan karena usaha dan kekuatan kita. Nikmat Islam adalah taufik dari Allah kepada kita sehingga kita lahir dalam keadaan Islam karena orang tua kita Islam. Jika kita dari keturunan kafir, maka akan lain cerita kita. Hidayah Islam adalah hidayah taufik dari Allah ﷻ.

📃 Penjelasan:

Andaikan kita tidak mendapatkan hidayah, maka kita tidak akan mendapatkan kenikmatan surga yang kita dambakan. Karena tidak ada yang dapat masuk surga kecuali karena iman dan Islam, maka kita syukuri Islam ini dengan kita pelajari islam dan menjaganya dengan mentaati perintah Allah ﷻ dan diberi keistiqomahan di dalamnya. Agar Allah ﷻ berikan hidayah Islam hingga maut menjemput kita.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 102:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim”. (Qs. Al-Imran: 102)

Abdullah Ibnu Mas'ud Radhiyallahu’anhu menjelaskan makna takwa dengan sebenar-benarnya adalah:

  1. Allah ﷻ selalu ditaati dan tidak boleh dimaksiati.
  2. Allah ﷻ selalu disyukuri nikmatNya dan tidak boleh dikufuri.
  3. Allah ﷻ selalu diingat dan tidak boleh dilupakan.
  • Ta'liq oleh Syaikh Fauzan Al Fauzan Hafidzahullah:

Dan Allah ﷻ memberikan anugerah kepada kita dengan Islam ini, Al-Islam minnatun, Islam adalah anugerah, karunia dari Allah ﷻ. Dan dengan nikmat-nikmat lainya seperti 'afiyah (kesehatan) dan rezeki.

📃 Penjelasan:

Islam adalah anugerah, karunia dari Allah ﷻ karena tidak ada kewajiban dari Allah ﷻ untuk menjadikan kita Islam. Bisa jadi Allah ﷻ menakdirkan kita menjadi kafir, karena Allah ﷻ memberikan nikmat dunia kepada seluruh makhluk tetapi memberikan nikmat Islam dan iman bagi yang dicintaiNya.

Tiga sumber kenikmatan adalah iman, afiyah dan rezeki. Rasulullah ﷺ bersabda:

Dari ’Ubaidillah bin Mihshan Al Anshary dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

“Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi no. 2346, Ibnu Majah no. 4141. Abu ’Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib).

Tidak perlu khawatir dengan masalah rezeki karena telah Allah jamin untuk makhluk-Nya. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Hud Ayat 6:

۞ وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).

Yang perlu kita khawatirkan adalah apakah kita mampu menjawab pertanyaan munkar dan nangkir di Alam Kubur atau tidak, meniti shirath di jembatan atau tidak.

  • Ta'liq oleh Syaikh Fauzan Al Fauzan Hafidzahullah:

Dan Allah ﷻ telah menjadikan kita sebaik-baiknya umat. Allah ﷻ berfirman :

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (Ali Imran ayat 110).

Khitab ayat ini adalah ditujukan buat kaum muslimin dimasa Rasulullah ﷺ yaitu Jama'ah kaum muslimin.

Tetapi kebaikannya ditujukan لِلنَّاسِ kepada umat manusia sampai hari ini. Coba kalau para sahabat tidak mendakwahkannya, maka kita kita tidak akan menjumpai keindahan islam pada hari ini.

Maka kewajiban kita sekarang adalah mendakwahkan islam dengan cara yang ma’ruf sesuai dengan ilmu masing-masing, menyebarkan kebaikan, dan melarang dari perbuatan mungkar. Dan hendaklah bermanfaat bagi masyarakat.

📃 Penjelasan:

Kewajiban dakwah sesuai dengan kemampuan masing-masing, termasuk kepada keluarga kita.

Hal ini sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” [At-Tahrîm/66: 6]

Maka, Nabi ﷺ bersabda: Tiga orang yang Allâh Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melihat mereka pada hari kiamat: anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai laki-laki, dan dayûts. (HR Nasai dan Ahmad)

Barangsiapa mengetahui ada keburukan pada keluarganya, istrinya atau anaknya, tetapi dia membiarkannya dengan alasan cinta atau lainnya, maka ia adalah dayûts.

Jenjang Amar ma'ruf dan nahi mungkar sesuai dengan hadits Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 49]

Orang mukmin yang berkah adalah yang bermanfaat bagi masyarakat, sebagaimana perkataan Isya Alaihissallam,

وَجَعَلَنِى مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ

"Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada," (QS. Maryam : 31)

Imam At-Thabari rahimahullah menjelaskan makna berkah dalam tafsirnya:

1. Bermanfaat dimanapun berada.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289)

Dalam salah satu hadis Nabi, diumpamakan bahwa kehidupan seorang mukmin itu bagaikan lebah madu. Bila ia makan, selalu mencari makanan yang baik dan bersih, berupa sari madu dari berbagai macam bunga. Lebah itu bila mengeluarkan sesuatu juga bermanfaat bagi makhluk lain, berupa madu yang sangat manis dan mengandung obat. Bila ia hinggap di atas ranting pohon, tidak merusak ranting itu, meskipun ranting itu sudah rapuh. Nabi bersabda:

إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ ‏ ‏لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تَكْسِر ولم تُفْسِد (رواه أحمد والحاكم والبيهقي)

“Manusia mu’min adalah laksana lebah madu. Jika dia makan, hanya memakan makanan yang baik, jika mengeluarkan sesuatu adalah sesuatu yang baik pula dan bila hinggap diatas ranting pohon tidak mematahkannya dan merusaknya”. (HR. Ahmad, No: 18121, Hakim, No: 8566, Baihaqi, No: 5765).

2. Mengajarkan kebaikan

Jika memiliki ilmu, maka ajarkan kepada orang lain. Semakin mengajar maka ilmu semakin bertambah.

3. Amar Ma'ruf nabi Mungkar

Sesuai dengan kemampuan masing-masing.

  • Ta'liq oleh Syaikh Fauzan Al Fauzan Hafidzahullah:

Maka hendaklah kita meminta taufik agar Allah ﷻ mendatangkan kecintaanNya dan keteguhan iman dan Islam, meskipun sudah tahu kebenaran, jangan merasa aman dari fitnah. Jangan mendatangi tempat fitnah yang membinasakan dan tersesat dari jalan Allah ﷻ.

Maka, Rasulullah ﷺ selalu berdo'a:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

Yaa Muqollibal quluub, tsabbit qolbii ‘alaa diinik.

“Wahai Dzat yang Maha membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami di atas agamaMu.”

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

“Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubanaa ‘ala tho’atik”

[Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu!]

Demikian juga nabi Ibrahim alaihi salam selalu berdo'a dalam Surat Ibrahim Ayat 35:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا ٱلْبَلَدَ ءَامِنًا وَٱجْنُبْنِى وَبَنِىَّ أَن نَّعْبُدَ ٱلْأَصْنَامَ. رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِّنَ ٱلنَّاسِ ۖ فَمَن تَبِعَنِى فَإِنَّهُۥ مِنِّى ۖ وَمَنْ عَصَانِى فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Demikian pula seorang yang imannya semakin kuat, maka ia semakin khawatir dan tidak mentazkiyah dirinya, tetapi meminta keteguhan dan minta husnul khotimah terus menerus.

📃 Penjelasan:

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: Diantara tanda kebahagiaan seorang hamba adalah apabila amalnya bertambah maka bertambah pula rasa takut dan kehati-hatiannya. Sebaliknya diantara tanda kesengsaraan seorang hamba adalah apabila amalnya bertambah maka dia semakin sombong, merendahkan org lain dan menganggap baik dirinya. 📖 Fawaidul fawaid hal. 357

Nabi Ibrahim alaihi salam dan Nabi ﷺ saja sangat khawatir jika dirinya dan anak cucunya menjadi kafir, mereka berdo'a agar istiqomah dan diberikan taufik Allah ﷻ, Apalagi dengan kita yang banyak dosa?

Renungkan do'a Rasulullah ﷺ, Do’a sederhana yang sudah sepatutnya kita hafal dan amalkan karena begitu ringkas namun kandungannya amat mendalam. Inilah do’a agar baik dalam amalan akhir.

Do’a tersebut adalah:

اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

Allahumma ahsin ‘aqibatanaa fil umuuri kullihaa, wa ajirnaa min khizyid dunyaa wa ‘adzabil akhiroh.

(Ya Allah, baguskanlah setiap akhir urusan kami, dan selamatkanlah dari kebinasaan di dunia dan dari siksa akhirat) - HR. Ahmad 4:181.

Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Oleh karena itu, hendaklah manusia tidak terpedaya dengan kondisinya saat ini, justru ia harus selalu memohon kepada Allah agar diberikan keteguhan dan akhir hayat yang baik (husnul khatimah). Rasulullah ﷺ pernah mengabarkan:

Demi Allah yangtidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, sesungguhnya di antara kamu ada orang yang melakukan perbuatan ahli surga sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, akan tetapi catatan mendahuluinya, akhirnya dia melakukan perbuatan ahli neraka, ia pun masuk ke neraka. Sesungguhnya di antara kamu ada orang yang melakukan perbuatan ahli neraka sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta, akan tetapi catatan mendahuluinya, akhirnya dia melakukan perbuatan ahli surga, ia pun masuk ke Surga. (HR. Bukhari dan Muslim).

Jika seseorang diinginkan kebaikan oleh Allah ﷻ, maka dijadikan ia senantiasa beramal sholih sebelum kematian menjelang.

Disebutkan dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan lainnya, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إذا أراد الله بعبد خيرا استعمله قيل : ما يستعمله ؟ قال : يفتح له عملا صالحا بين يدي موته حتى يرضي عليه من حوله

“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, Allah jadikan ia beramal.” Lalu para sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud dijadikan dia beramal?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dibukakan untuknya amalan shalih sebelum meninggalnya sehingga orang-orang yang berada di sekitarnya ridha kepadanya.”

Masalahnya, kita tidak mengetahui kapan kita mati, maka perlu perjuangan dan do'a agar kita husnul khotimah.

Diantara tanda su'ul khotimah :

  1. Menunda-nunda taubat.
  2. Cinta maksiat.
  3. Panjang angan dengan dunia.

Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk selalu istiqomah dalam beramal dan dijauhkan dari su'ul khotimah. Aamiin.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم