Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
E-book Islam Resensi Buku Islam Penerbit Buku
Mengamalkan Sunah yang Beragam

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Diantara praktek yang memudahkan kita untuk belajar khusyu adalah mengamalkan sunah yang beragam.

Para ulama menyebut sunah yang beragam ini dengan sunah tanawwu’ [التنوّع], yaitu praktek amalan yang semuanya diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dalam ibadah shalat, ada banyak sekali sunah yang beragam. Baik yang bentuknya gerakan, maupun bacaan.

Sebagai contoh:

1. Mengangkat tangan ketika takbiratul ihram

Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat tangan setinggi pundak, dan terkadang setinggi telinga. Keduanya berdasarkan riwayat yang shahih.

2. Kesesuaian antara takbiratul ihram dan mengangkat tangan

Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat tangan dulu, baru mengucapkan takbiratul ihram. Terkadang beliau melakukan takbiratul ihram, baru mengangkat kedua tangan. Dan terkadang bersamaan.

Ketiga sunah ini berdasarkan riwayat yang shahih.

3. Ada banyak redaksi doa iftitah yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan perawi sahabat yang berbeda-beda.

Demikian pula doa rukuk, tidal, sujud, maupun duduk diantara dua sujud, ada beberapa redaksi yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dan masih banyak lagi. Apa yang kami sebutkan di atas, hanya contoh.

Bagaimana sikap yang tepat ketika kita mengetahui adanya banyak ragam sunah dalam beberapa gerakan dan bacaan shalat?

Sikap yang tepat adalah mempelajari semuanya, menghafalkannya, dan mengamalkannya secara bergantian.

Ada banyak manfaat ketika seseorang mengamalkan sunah tanawwu’ secara bergantian. Diantaranya,

1️⃣ Pertama, mengamalkan semua sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara bergantian. Dengan cara ini akan semakin memperbesar peluang pahala karena mengikuti sunah.

2️⃣ Kedua, melestarikan sunah-sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena jika kita hanya mengamalkan satu sunah, maka sunah yang lain akan hilang. Sebaliknya ketika kita mengamalkan semua sunah itu secara bergantian, maka semua sunah itu akan terjaga.

3️⃣ Ketiga, menghindari terjadinya gerakan otomatis ketika shalat.

Kebiasaan dan rutinitas pada satu gerakan, akan membuat gerakan itu terkesan lebih spontan. Dan gerakan yang spontan, Mengurangi tingkat kesadaran. Dan hal ini, bisa terjadi pada ibadah shalat. Ketika orang yang shalat hanya melakukan 1 jenis gerakan dan bacaan saja, dan itu menjadi tata cara shalatnya dari kecil hingga dewasa, maka pada saat dia melakukan shalat, banyak gerakan yang dia lakukan hanya spontanitas.

Berbeda dengan mereka yang menghafal lebih dari 1 bacaan atau gerakan, sebelum dia melakukannya, dia akan berfikir terlebih dahulu, gerakan dan bacaan apa yang akan dia pilih.

Misalnya:

Jika orang hanya hafal satu doa iftitah saja, maka begitu takbiratul ihram, dia akan spontan membaca doa itu.

Berbeda dengan orang yang menghafal banyak doa iftitah, seusai takbiratul ihram dia akan berfikir terlebih dahulu, doa iftitah yang mana yang akan dia baca.

Dengan cara ini, shalat yang kita kerjakan akan lebih khusyu, karena semua diiringi dengan berfikir mengenai konten shalat yang kita kerjakan.

4️⃣ Keempat, menghindari potensi fanatik golongan

Kurikulum pendidikan suatu ormas tertentu, terkadang hanya mengadopsi salah satu jenis doa atau bacaan saja. Sementara doa dan bacaan yang lain kurang diperhatikan, sehingga menjadi ciri khas.

Di Indonesia, dua ormas besar NU dan Muhammadiyah memiliki kurikulum pelajaran agama yang berbeda, termasuk perbedaan redaksi doa dan dzikir yang dibaca ketika shalat. Sehingga ada istilah: doa iftitah versi Muhammadiyah dan doa iftitah versi NU. Tasyahud versi Muhammadiyah dan tasyahud versi NU, dst. padahal semuanya diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Berbeda jika kita amalkan semua sunah itu, akan lebih menghilangkan kesan fanatis pada golongan.

Disamping manfaat di atas, ada beberapa hikmah dengan adanya sunah tanawwu’,

  1. Bahwa ibadah itu ibarat makanan bagi hati. Dan ketika kita makan, kita tidak hanya butuh satu jenis makanan, namun kita butuh aneka jenis nutrisi.
  2. Bahwa sunah tanawwwu’ merupakan bagian dari kemudahan syariat. Sehingga hamba tidak menjadi bosan ketika melakukan ibadah secara bergantian.

Macam-Macam Sunah Tanawwu’

Sunah tanawwu’ dalam shalat ada 3 macam:

Pertama, sunah tanawwu’ yang hanya bisa dikerjakan salah satu saja, namun secara bergantian.

  • Misalnya cara takbiratul ihram, antara setinggi pundak dan setinggi telinga. Tidak mungkin dipraktekkan satu tangan setinggi pundak, sementara tangan satunya setinggi telinga.
  • Bacaan iftitah, yang di sana ada aneka macam doa. Diamalkan salah satu, namun secara bergantian.

Kedua, sunah tanawwu yang bisa digabungkan.

Seperti doa sebelum salam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan beberapa doa sebelum salam, dan itu semua bisa digabungkan dalam sekali shalat.

Ketiga, sunah tanawwu’ yang dikerjakan kadang-kadang.

Seperti membaca surat di rakaat ketiga dan keempat atau mengangkat tangan ketika hendak sujud. Umumnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukannya, namun terkadang beliau melakukannya. Sehingga yang sesuai sunah, kita amalkan namun sifatnya hanya sesekali.

Disimpulkan dari buku: at-Tanawwu’ al-Masyru’ fi Shifat as-Shalat - Karya Syaikh Salman bin Umar as-Sunaidi.

Aneka doa rukuk & sujud, apakah bisa digabungkan?

Ada banyak doa rukuk, i’tidal dan doa sujud yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apakah kita boleh menggabungkan sekian banyak doa itu dalam sekali rukuk atau sekali sujud?

Misalnya: Ada sekian redaksi doa rukuk. Apakah kita boleh menggabungkan banyak redaksi dalam sekali rukuk, ataukah kita baca salah satu kemudian diulang-ulang?

Ulama berbeda pendapat dalam masalah ini.

  • Pendapat pertama, yang lebih afdhal digabungkan semuanya dalam sekali rukuk.

Ini merupakan pendapat an-Nawawi. Beliau menyebutkan dalam kitab al-Adzkar, Yang paling afdhal adalah menggabungkan semua doa-doa ini, jika hal itu memungkinkan, dimana tidak memberatkan yang lain. (al-Adzkar, hlm 53).

  • Pendapat kedua, yang lebih sesuai sunah adalah membaca salah satu doa untuk satu rukun. Meskipun boleh dibaca secara bergantian di rukun yang lain.

Ini merupakan pendapat Shiddiq Hasan Khan. Beliau menyatakan dalam kitabnya Nuzul al-Abrar, Orang yang shalat boleh membaca doa pertama di rukuk pertama, atau doa rukuk kedua di rukuk kedua. Dan saya tidak mengetahui adanya dalil yang menganjurkan untuk menggabungkan semua doa salam satu rukuk. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga tidak menggabungkan beberapa doa dalam satu rukuk. Namun beliau baca doa A di rukuk pertama, dan doa B di rukuk kedua.. (Nuzul al-Abrar, dinukil dari Ashlu Sifat Shalat, 2/649).

Imam al-Albani menyebutkan satu riwayat, dari Ibnu Juraij, bahwa beliau pernah bertanya kepada Imam Atha’, “Apa yang anda baca ketika rukuk?”

Jawab Imam Atha’, Jika saya tidak buru-buru, maka saya membaca:

  • Subhanaka wa bihamdik, Laa ilaha illa anta, Subhana Rabbina in kaana wa’du Rabbina lamaf'ula (3x)
  • Subhanallahil-adziim (3x)
  • Subhanallahi wa bihamdih (3x)
  • Subhanal-Malikil-Quddus (3x)
  • Subbuhun Quddus, Rabbul malaikati war-Ruh, tasbiqu rahmatu Rabbi ghadhabahu (beberapa kali)

Kemudian beliau mengatakan, saya membaca doa ketika sujud, seperti yang saya baca ketika rukuk. (Ashlu shifat shalat, 2/650)

Riwayat ini menunjukkan bahwa tidak masalah menggabungkan banyak doa salam satu rukun, seperti dalam satu rukuk atau satu sujud.

Kemudian Imam al-Albani memberikan keterangan untuk bacaan rukuk dan sujud yang sangat lama,

Menurut saya, tidak masalah menggabungkan semua doa ketika rukuk dan sujud yang lama. Namun jika hanya membaca satu jenis doa, —ketika rukuk dan sujudnya panjang - itu tidak mungkin dilakukan kecuali dengan diulang-ulang salah satu dzikir yang sesuai sunah dan ini yang mendekati sunah. (Ashlu shifat shalar, 2/650).

Demikian. Allahu a’lam.

Video Kajian Mengamalkan Sunnah yang Beragam | Ustadz Ammi Nur Baits, ST., BA


Kitab:  Tafsir Shalat - Memahami Makna Gerakan & Bacaan dalam Shalat
Penulis:  Ustadz Ammi Nur Baits, ST, BA Hafidzahullah

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم