Kategori Aqidah

Masalah-masalah ilmiyah yang berasal dari Allah dan RosulNya, yang wajib diyakini oleh setiap muslim
Kajian Bertema Aqidah

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Kitab: Pokok-pokok Aqidah (Ushulus Sunnah) Imam Ahmad
Pemateri: Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawiy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pertemuan 11: 16 Rabi’ul Akhir 1447 / 8 Oktober 2025
Tempat: Masjid Al-Aziz - Jl. Soekarno Hatta no. 662 Bandung.



POKOK-POKOK SUNNAH MENURUT IMAM AHMAD BIN HANBAL RAHIMAHULLAH

Daftar Isi:

Ushulus Sunnah - Imam Ahmad #11 | Bab-9: Iman Terhadap Adzab atau Siksa Kubur

📖 Imam Abu ‘Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal berkata:

وَالإِيمَانُ بِعَذَابِ القَبْرِ، وَأَنَّ هَذِهِ الأُمَّةَ تُفْتَنُ فِي قُبُورِهَا، وَتُسْأَلُ عَنِ الإِيمَانِ وَالإِسْلَامِ، وَمَنْ رَبُّهُ؟ وَمَنْ نَبِيُّهُ؟ وَيَأْتِيهِ مُنْكَرٌ وَنَكِيرٌ، كَيْفَ شَاءَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَكَيْفَ أَرَادَ، وَالإِيمَانُ بِهِ وَالتَّصْدِيقُ بِهِ.

(21) Beriman terhadap siksa kubur, dan bahwa umat ini akan diuji di dalam kuburnya dengan ditanya tentang iman dan Islam: Siapa Rabbmu? Siapa Nabimu? Dan ia akan didatangi Munkar dan Nakir, bagaimananya terserah Allah. Wajib mengimaninya dan mempercayainya.

📃 Penjelasan:

Siksa kubur dan fitnah kubur adalah dua hal yang berbeda. Maka, diantara do'a Nabi ﷺ:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَالْهَرَمِ، وَالْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ

ᴀʟʟᴀᴀʜᴜᴍᴍᴀ ɪɴɴɪɪ ᴀ'ᴜᴜᴅᴢᴜ ʙɪᴋᴀ ᴍɪɴᴀʟ ᴋᴀꜱᴀʟɪ ᴡᴀʟ ʜᴀʀᴏᴍɪ, ᴡᴀʟ ᴍᴀ'ᴛꜱᴀᴍɪ ᴡᴀʟ ᴍᴀɢʜʀᴏᴍɪ, ᴡᴀ ᴍɪɴ ꜰɪᴛɴᴀᴛɪʟ Qᴏʙʀɪ

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan pikun/usia jompo, perbuatan dosa dan hutang, fitnah kubur dan azab kubur. [HR. Bukhari 6368]

Fitnah kubur merupakan ujian berupa pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir kepada mayit untuk menguji keimanan dan akidah mereka tentang siapa Tuhannya, Nabinya, dan Agamanya, yang hasilnya akan menentukan nasib mayit di alam barzakh (alam kubur).

Siapa yang mampu menjawab maka dia akan mendapatkan nikmat kubur, ujian inilah yang disebut fitnatul qabr.

Adapun adzab kubur adalah siksa bagi orang-orang kafir, munafik dan orang-orang muslim yang bermaksiat sesuai dengan kadar kemaksiatannya.

Beriman kepada Fitnah dan Azab Kubur termasuk dalam Pokok-pokok Aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah

Ada tiga alasan yang melandasinya:

1. Karena merupakan bagian dari Iman kepada Hari Akhir.

Yang hal ini telah dijelaskan oleh Allah ﷻ dan Rasul-Nya melalui Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih. Maka, apapun yang telah dijelaskan kita wajib mengimaninya.

Dan banyak nama tentang hari akhir, bahkan Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan ada sekitar 80 nama. Dan sikap orang-orang kafir mengingkarinya dan sikap orang-orang mukmin akan mempercayainya. Dalam Surat At-Taghabun Ayat 7 mereka mengatakan:

زَعَمَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَن لَّن يُبْعَثُوا۟

Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan.

2. Masalah ini termasuk masalah Ghaib yang tidak bisa dicerna dengan akal

Sifat-sifat orang yang bertakwa adalah percaya (beriman) dengan hal-hal yang ghaib yang tidak bisa dicerna dengan akal.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 3:

ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ. ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib.

3. Adanya kelompok-kelompok yang mengingkarinya.

Seperti kelompok-kelompok Khawarij dan Mu'tazilah yang hanya menggunakan akal.

Hal ini dihidupkan kembali oleh ahli filsafat seperti oleh Mu'tazilah gaya baru yaitu Hizbut tahrir, seperti dalam buku:

  • Tak Ada Azab Kubur ? - oleh Agus Musthofa.
  • Absahkah berdalil dengan Hadits Ahad - oleh Ramadlan Syamsuddin, yang diberi pengantar oleh Tokoh Hizbut Tahrir: Abdurrahman Al-Baghdadi yang isinya tidak percaya adanya siksa kubur.

Umar bin Khattab Radhiyallahu’anhu pernah mengatakan, akan ada sekelompok orang setelah kalian nanti yang mendustakan hukum rajam, keluarnya dajjal, adanya syafa'at dan adzab kubur. (Diriwayatkan Abu Amr Ad Dani dalam Al Fitan dan dishahihkan Al Albani)

Dan hukumnya sampai kepada Nabi ﷺ, karena tidak mungkin Umar mengatakan hal itu berdasarkan hawa nafsunya.

Hikmah Iman kepada adzab kubur

1. Kita akan selalu ingat kematian

Oleh karenanya, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda mengingatkan kita semua:

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَادِمِ اللَّذَّاتِ

“Perbanyaklah oleh kalian mengingat penghancur kelezatan.”

Apabila kita mengingat kampung akhirat dan kematian, maka kita akan mendapatkan tiga faedah, sebagaimana disampaikan oleh Ad-Daqqaq:

  1. Semangat dalam ibadah, dan membaguskannya karena dia merasa bahwa amalnya masih sedikit dan banyak dosa, barangkali ini ibadah yang terakhir kali.
  2. Segera dalam taubat, dia tidak menunda-nunda.
  3. Qana’ah dengan rezeki dari Allah.

2. Mempersiapkan Diri

Jika kita akan lulus sekolah saja, perlu persiapan ujian, apalagi urusan alam kubur, yang kita tidak pernah tahu nasib kita, apakah selamat ataukah tidak.

Maka, dalam kitab Tsalasul Utsul - Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah dijelaskan bekal untuk menjawab di alam kubur.

*****

1. Siksa Kubur

Aqidah ini disebutkan dalam dalil-dalil Al-Qur’an, sunnah dan ijmak para ulama.

Perlu diketahui, bahwa siksa kubur adalah untuk semua orang yang mati meskipun dia tidak dikubur. Lafadz siksa kubur adalah untuk kebanyakan, mencakup semua orang yang mati, walaupun tidak dikubur. Karena banyak kematian yang tidak dikubur, seperti karena tertimbun longsor, tenggelam, kebakaran, dimakan bintang dan lainnya.

1. Dalil dari Al-Qur'an:

Antara lain dalam Surat Ghafir ayat 46:

ٱلنَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدْخِلُوٓا۟ ءَالَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ ٱلْعَذَابِ

Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras".

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan dalam Tafsirnya, Ayat ini merupakan sumber dalil di kalangan mazhab ahli sunnah wal jama'ah atas adanya azab di alam barzakh, yaitu firman Allah ﷻ: (Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang).

2. Dalil dari Hadits Nabi ﷺ

Para ulama yang meneliti masalah ini mengatakan bahwa hadits-hadits tentang siksa kubur derajatnya mutawatir, yaitu diriwayatkan dari banyak shahabat.

Bahkan Imam Al-Baihaqi rahimahullah, menulis buku khusus tentang siksa kubur berjudul "Itsbat Adzabul Qobr" (إثبات العذاب القبر), yang berisi dalil-dalil dan pembahasan mengenai siksa dan nikmat kubur. Ia termasuk ulama yang mengumpulkan banyak riwayat tentang siksa kubur lebih dari 30 sahabat, yang menunjukkan bahwa hal ini bukanlah isu yang baru tetapi telah dibahas sejak lama oleh para ulama terdahulu.

Bahkan sebagian ulama seperti Al Qasthalani dalam Irsyad Saari Syarah Shahih Bukhari, mengatakan jika derajat hadits tentang siksa kubur tidak mutawatir, maka tidak ada hadits mutawatir di dunia ini.

Do'a dalam hadits Muslim:

عن أَبي هريرة – رضي الله عنه – : أنَّ رسُولَ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : (( إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنْ أرْبَعٍ ، يقول : اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ القَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ )) . رواه مسلم .

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian bertasyahud, hendaklah ia meminta perlindungan kepada Allah dari empat perkara dengan mengucapkan, ‘

ᴀʟʟᴀʜᴜᴍᴍᴀ ɪɴɴɪ ᴀ’ᴜᴅᴢᴜ ʙɪᴋᴀ ᴍɪɴ ‘ᴀᴅᴢᴀᴀʙɪ ᴊᴀʜᴀɴɴᴀᴍ, ᴡᴀ ᴍɪɴ ‘ᴀᴅᴢᴀʙɪʟ Qᴏʙʀɪ, ᴡᴀ ᴍɪɴ ꜰɪᴛɴᴀᴛɪʟ ᴍᴀʜʏᴀᴀ ᴡᴀʟ ᴍᴀᴍᴀᴀᴛ, ᴡᴀ ᴍɪɴ ꜱʏᴀʀʀɪ ꜰɪᴛɴᴀᴛɪʟ ᴍᴀꜱɪɪʜɪᴅ ᴅᴀᴊᴊᴀᴀʟ

(Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal).” [HR. Muslim, no. 588]

Hadits ini menarik karena hadits ini hadits Ahad (tidak mutawatir), juga membahas masalah fikih (do'a dalam shalat), dan kelompok ahli filsafat tidak menerima hadits Ahad dalam masalah akidah, tapi kalau masalah hukum dipakai. Maka, mereka bingung sendiri dan mengatakan : hadits ini bisa diamalkan, tetapi tidak boleh diyakini! Sesuatu yang kontradiktif!

3. Ijmak Ulama

Ijmak para ulama meyakini akan akidah ini. Maka imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah mengatakan, adzab kubur benar (haq) adanya dan tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang-orang yang sesat dan menyesatkan.

Dan Imam Abul Hassan Al-Asy’ari rahimahullah menjelaskan dalam kitab Arisalah ila ahli Tsaghr menjelaskan bahwa para ulama sepakat dan tidak ada yang mengingkari siksa kubur.

Alasan Penyebab Ingkar terhadap Siksa Kubur

1. Masalah ini adalah Masalah Irrasional

Kata mereka tidak akan ditemui masalah siksa dan adzab di dalam kubur. Mereka lebih memilih akal dibandingkan dengan dalil, seperti perkataan tokoh mereka Fakhrurrozi.

Sementara Ahlussunnah mendahulukan adanya dalil dibandingkan dengan akal.

  • Masalah ini masalah Keimanan (Ghaib). Ini ujian apakah beriman atau tidak.
  • Alam Barzakh berbeda dengan alam dunia.

Karena alam dunia berbeda dengan alam barzakh, karena kita tahu bahwa alam ada tiga:
1. Kehidupan dunia.
2. Kehidupan alam barzakh.
3. Kehidupan alam akhirat.

Maka, tidak mungkin menyamakan ketiga alam kehidupan tersebut.

Dianalogikan dengan suami isteri yang tidur seranjang, jika keduanya bermimpi, maka salah satunya tidak mengetahui, apalagi beda alam.

2. Hadits-hadits masalah siksa kubur banyak yang derajatnya ahad.

Dan bagi mereka hadits ahad tidak bisa dipakai dalam masalah akidah. Kita jawab:

  • Hadits-hadits tentang siksa kubur adalah tidak ahad, tetapi mutawatir menurut ahlul hadits.
  • Penggunaan hadits ahad dalam masalah akidah tidak dipakai dan dalam masalah fiqh dipakai, merupakan hal yang bid'ah, karena tidak ada dari Nabi ﷺ, sahabat dan para ulama.
3. Mereka beranggapan ini masalah khilafiyah

Kita jawab, betul ini perbedaan, tetapi perbedaan diantara Ahlussunnah dan ahlul bid'ah, dan berdalil dengan adanya khilaf bukan hujjah.

Dan jika terjadi khilaf, maka kembalikan kepada Al-Qur'an dan Sunnah.

Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman:

(فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ)

“Jika kalian berselisih dalam suatu hal, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya” (QS. An Nisa: 59).

Dan tidak semua perbedaan pendapat itu penting atau layak untuk diperdebatkan, kecuali hanya perbedaan yang memiliki dalil yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan (mu'tabar).

Contoh khilaf yang ditoleransi: Dalam shalat, turun sujud apakah tangan dulu atau kaki dulu.

Khilaf yang tidak ditoleransi adalah khilaf yang berkaitan dengan ahlussunnah dan ahlul bid'ah.

Permasalahan-permasalahan Terkait Siksa Kubur

1. Jenis-jenis Siksa Kubur

Masalah Ghaib harus berlandaskan dalil-dalil.

  • Dipukul dengan palu besi

وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ

Adapun orang kafir atau munafiq maka dia menjawab: Aku tidak mengetahui, aku berkata tentang dirinya seperti apa yang dikatakan oleh manusia, maka dikatakan kepadanya: Kamu tidak akan mengetahui dan tidak akan membaca, kemudian dia dipukul dengan sebuah palu dari besi dengan satu pukulan diantara kedua telinganya, maka dia berteriak dengan teriakan yang didengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia”. (Shahih Bukhari: 1/410 no: 1338 dan shahih Muslim: 4/2201 no: 2870)

Dalam hadits Bara’ disebutkan: Seandainya dipukulkan pada gunung tentu akan hancur menjadi debu.

  • Dihimpitkan Kuburannya.

Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu’anhu: “Maka ia semakin menyesal dan tersiksa, dan kuburnya menghimpitnya hingga tulang rusuknya porak-poranda”.

  • Digigit Ular Berbisa

Hal ini sebagaimana dalil berikut ini,

عن عائشة رضي الله عنها أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ: يُرْسَلُ عَلىَ اْلكَافِرِ حَيَّتَانِ وَاحِدَةٌ مِنَ قِبَلِ رَأْسِهِ وَ أُخْرَى مِنْ قِبَلِ رَجْلَيْهِ تَقْرِضَانِهِ قَرْضًا كُلَّمَا فَرَغَتَا عَادَتَا إِلىَ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ

Dari Aisyah radliyallahu anhabahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Akan dikirim kepada orang kafir dua ekor ular. Yang satu dari arah kepalanya dan yang lainnya dari arah kedua kakinya. Keduanya membelitnya dengan sekali belitan. Setiap kali keduanya selesai maka keduanya akan mengulanginya sampai hari kiamat”. [HR Ahmad: VI/ 152].

عن أبي هريرة رضي الله عنه عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ: إِنَّ اْلمـُؤْمِنَ فىِ قَبْرِهِ لَفىِ رَوْضَةٍ خَضْرَاءَ فَيُرَحَّبُ لَهُ قَبْرُهُ سَبْعُوْنَ ذِرَاعًا وَ يُنَوَّرُ لَهُ كَاْلقَمَرِ لَيْلَةَ اْلبَدْرِ أَتَدْرُوْنَ فِيْمَا أُنْزِلَتْ هَذِهِ اْلأَيَةِ ((فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَ نَحْشُرُهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ أَعْمَى)) قَالَ: أَتَدْرُوْنَ مَا اْلمـَعِيْشَةُ الضَّنْكُ؟ قَالُوْا: اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ قَالَ: عَذَابُ اْلكَافِرِ فىِ قَبْرِهِ وَ الَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنَّهُ يُسَلَّطُ عَلَيْهِ تِسْعَةٌ وَ تِسْعُوْنَ تِنِّيْنًا أَتَدْرُوْنَ مَا التِّنِّيْنُ؟ سَبْعُوْنَ حَيِّةً لِكُلِّ حَيِّةٍ سَبْعُ رُؤُوْسٍ يَلْسَعُوْنَهُ وَ َيخْدَشُوْنَهُ إِلىَ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ

Dari Abu Hurairahradliyallahu anhu dari Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin itu berada di dalam taman yang hijau di dalam kuburnya. Lalu kuburnya itu diperluas hingga tujuh puluh hasta dan diberi cahaya laksana bulan purnama. Tahukah kalian apa sebabnya diturunkan ayat ini ((maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta)).[7] Beliau bertanya, “Tahukah kalian, apakah penghidupan yang sempit itu?”. Mereka menjawab, “Allah dan Rosul-Nyalah yang lebih tahu”. Beliau bersabda, “Yaitu siksaan orang kafir di dalam kuburnya. Demi Allah, sesungguhnya akan diberikan kepada mereka sebanyak sembilan puluh sembilan tinnin (ular naga). Apakah kalian tahu apakah tinnin itu?, yaitu tujuh puluh ekor ular, tiap-tiap ularnya itu mempunyai tujuh kepala yang akan menyengat dan menggigitnya hingga hari kiamat”. [HR Abu Ya’la dan Ibnu Hibban di dalam shahihnya].

2. Faktor-faktor Penyebab Siksa Kubur

Menurut imam Ibnul Qayyim rahimahullah ada dua penyebab siksa kubur dalam kitabnya Ar-Ruh:

  1. Semua dosa dan Kemaksiatan, secara global: seperti kesyirikan, kekufuran, kebid’ahan dan lainya.
  2. Faktor-faktor terperinci yang disebut dalam dalil:
  • Tidak memperhatikan air kencing dan adu domba.

Ibnu Abbas radhiallahu anhuma mengatakan,

مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَبْرَينِ فَقَالَ: إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْلِ، وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ. فَأَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً. فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، لِمَا فَعَلْتَ هَذَا؟ قَالَ: لَعَلَّهُ يُخَفَّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا

Nabi shallallahu alaihi wa sallam melewati dua kuburan. Beliau bersabda, “Sesungguhnya, keduanya sedang diazab. Tidaklah keduanya diazab karena suatu perkara yang besar (menurut kalian). Salah satunya tidak menjaga diri dari percikan air kencing, sedangkan yang lain suka mengadu domba antara manusia.”

Beliau lalu mengambil sebuah pelepah kurma yang masih basah. Kemudian, beliau membelahnya menjadi dua bagian dan beliau tancapkan satu bagian pada tiap-tiap kuburan. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan hal ini?”

Beliau menjawab, “Mudah-mudahan diringankan azab tersebut dari keduanya selama pelepah kurma itu belum kering.” (Muttafaqun ‘alaih)

  • Isbal
  • Dusta
  • Belajar dan tidak mengamalkannya
  • Zina
  • Makan harta haram
3. Kiat-kiat Selamat dari Siksa Kubur
  1. Faktor secara global: Beriman kepada Allah dan rasul-Nya.
  2. Amalan-amalan yang secara khusus ada dalilnya. Seperti:
  • Jihad dan orang yang mati Syahid

Dari seseorang dari kalangan Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkata:

أَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ مَا بَالُ الْمُؤْمِنِينَ يُفْتَنُونَ فِيْ قُبُورِهِمْ إِلاَّ الشَّهِيدَ، قَـالَ: كَفَى بِبَارِقَةِ السُّيُوفِ عَلَى رَأْسِهِ فِتْنَةً.

“Sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah! Kenapa hanya orang-orang yang mati syahid saja yang tidak dikenai fitnah di dalam kuburnya?’ Beliau menjawab, ‘Kilatan pedang yang mengenai kepalanya sudah cukup merupakan fitnah.’” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh an-Nasa-i (XCI/28). Al-Albani berkata di dalam kitab Ahkaamul Janaa-iz, hal. 36, “Sanadnya shahih.”)

Hadits ‘Ubadah bin Shamit. Demikian pula hadits Qais al-Judzami Radhiyallahu anhuma. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللهِ سِتُّ خِصَالٍ يُغْفَرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دُفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ، وَيُرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْـرِ، وَيَأْمَنُ مِنَ الْفَزَعِ اْلأَكْبَرِ، وَيُحَلَّى حُلَّةَ اْلإِيْمَانِ وَيُزَوَّجُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ، وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِينَ إِنْسَانًا مِنْ أَقَارِبِهِ.

“Ada enam keistimewaan di sisi Allah yang dimiliki oleh seseorang yang mati dalam keadaan syahid: (1) Dia diampuni semenjak tetesan darah yang pertama. (2) Diperlihatkan tempatnya di dalam Surga. (3) Dilindungi dari siksa kubur. (4) Aman dari kegoncangan yang sangat besar. (5) Dihiasai dengan perhiasan keimanan dan dinikahkan dengan bidadari-bidadari. (6) Bisa memberikan syafa’at kepada tujuh puluh orang keluarganya.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 1663), kitab al-Jihaad, bab Tsawaabu Syahiid, dan beliau berkata, “Hadits ini hasan gharib.” Ibnu Majah (no. 2799), Ahmad (IV/131) dari hadits Miqdam bin Ma’di Karib. Hadits ini dishahihkan oleh al-Albani di dalam kitab Ahkaamul Janaa-iz, hal. 35, 36).

  • Membaca Surat Al-Mulk

Nabi ﷺ bersabda, "Itu surat Al Mulk yang dapat menjaga pembacanya dari siksa kubur." (HR Tirmidzi. Imam At-Tirmidzi juga meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu tentang keutamaan surat Al Mulk sebagai penyelamat siksa kubur dan ia mengatakannya hasan).

  • Mati di hari Jum'at atau malam Jum'at

Hadits ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَـا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَـوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ وَقَاهُ اللهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ.

“Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum’at atau malamnya, kecuali Allah akan men-jaganya dari fitnah kubur.” (Hadits hasan. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 1074) di dalam kitab al-Janaa-iz, bab Maa Jaa-a fiiman Maata Yaumal Jumu’ah, beliau bekata, “Hadits hasan gharib.” Hadits ini di-hasankan oleh al-Albani di dalam Shahiih al-Jaami’ (no. 5649) dan di dalam Misykaatul Mashaabih (no. 1367).

Ini hanya kabar gembira, adapun memastikan hal ini bukanlah kuasa kita.

4. Waktu Siksa Kubur

Apakah waktu tertentu ataukah sampai kiamat? Jawabannya berbeda-beda, yaitu orang kafir seperti Fir'aun maka akan disiksa di kubur selamanya.

Adapun yang sementara waktu, yaitu bagi setiap muslim yang berdosa.

5. Kenapa siksa kubur tidak dinampakkan?

Mengandung beberapa hikmah, diantaranya:

  1. Sebagai ujian keimanan.
  2. Untuk menutupi aib si mayit.
  3. Untuk memberikan ketenangan kepada keluarganya.
  4. Karena kasih sayang untuk manusia.

Jika adzab kubur tersebut dinampakkan, maka tidak ada yang berani untuk memakamkan saudaranya yang meninggal dunia. Hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لَوْلَا أَنْ لَا تَدَافَنُوا لَدَعَوْتُ اللهَ أَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

“Seandainya kalau bukan karena kalian saling memakamkan, maka aku ingin berdoa kepada Allah untuk memperdengarkan kepada kalian adzab kubur yang aku dengar.” (HR. Muslim no. 2868).

6. Siksa Kubur: apakah badannya, ruhnya atau keduanya

Ulama berbeda pendapat:
1. Badanya
2. Ruhnya
3. Keduanya ruh dan badan. Ini merupakan pendapat Jumhur ulama. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah berkata bahwa ruh kadang masih bersambung dengan jasad sehingga diadzab atau diberi nikmat bersama-sama.

Maka, hendaknya kita semua berlindung dari adzab kubur dan mempersiapkan diri dengan bekal agar terhindar dari siksa kubur.

2. Fitnah Kubur

Fitnah kubur adalah ujian yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Malaikat Munkar dan Nakir kepada orang yang sudah meninggal di dalam kubur mengenai Tuhan, agama, dan Nabi.

Ini adalah akidah yang wajib kita dimana berdasarkan dalil-dalil berikut:

1. Dari Al-Qur'an

Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim Ayat 27:

يُثَبِّتُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱلْقَوْلِ ٱلثَّابِتِ

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh.

Allah meneguhkan orang-orang beriman dengan perkataan yang benar, yaitu kalimat syahadat ‘laa ilaaha illaa Allah, Muhammad Rasulullah’. Allah meneguhkan mereka di dunia ketika kematian saat dua malaikat menanyai mereka dalam kubut, dan di hari kiamat meneguhkan mereka dari kengerian pada hari itu.

2. Hadits

Hadits-hadits tentang pertanyaan kubur derajatnya mutawatir, tetapi penamaan malaikat Munkar dan Nakir, derajatnya Ahad.

Imam Tirmidzi (1071) meriwayatkan dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- berkata: Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

Apabila mayit atau salah seorang dari kalian sudah dikuburkan, ia akan didatangi dua malaikat hitam dan biru, salah satunya Munkar dan yang lain Nakir.

Imam Ibnu Abu Dawud dalam Mandzumah Al-Haiyah Karya Imam Ibnu Abu Dawud berkata, Janganlah engkau mengingkari munkar dan Nakir, demikian juga telaga, mizan dan aku memberikan nasihat kepadamu.

3. Faedah beriman kepada Fitnah Kubur

Mempersiapkan jawaban. Inilah yang terkandung dalam kitab Tsalasul Utsul yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah.

Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk istiqomah dalam mengamalkan ilmu yang bermanfaat sebagai persiapan di akhirat.

Penutup

Ibnul Jauzi rahimahullah dalam "Akhbar Al-Humqa wa Al-Mughaffalīn" (Kabar Orang-Orang Pandir dan Bodoh), berkisah: Tatkala Tokoh Mu'tazilah Misr Al-Mirrizi meninggal dunia, tidak ada yang menyolati diantara Ahlussunnah kecuali satu orang yaitu Ubaid As-Suwainizi, Kemudian ketika pulang, dia dikerumuni teman-temannya Karena menyolati ahlul bid'ah, kemudian dia berkata: tahu gak apa yang saya baca saat sholat tadi: Ya Allah ﷻ sesungguhnya hambaMu yang meninggal ini, tidak percaya dengan siksa kubur, maka siksalah dia dengan siksa kubur yang pedih, Ya Allah ﷻ sesunguhnya dia tidak percaya bisa melihat engkau, maka janganlah engkau tampakkan di depan dia, Ya Allah sesungguhnya dia tidak percaya adanya timbangan, maka ringankanlah timbangan amalnya, Ya Allah ﷻ sesungguhnya dia tidak percaya adanya syafa'at, maka janganlah Engkau beri dia syafa'at.

Mendengar Ubaid berkata demikian, maka teman-temannya memuji dan setuju dengan sikapnya.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

  • Media
    Sarana belajar Agama Islam melalui video dan audio kajian dari Asatidz Indonesia yang bermanhaj salaf...
    Ebook
    Bahan bacaan penambah wawasan berupa artikel online maupun e-book yang bisa diunduh. Ebook Islami sebagai bahan referensi dalam beberapa topik yang insyaAllah bermanfaat.
  • image
    Abu Hazim Salamah bin Dînâr Al-A’raj berkata, “Setiap nikmat yang tidak mendekatkan kepada Allah, maka hal tersebut adalah ujian/petaka.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunyâ dalam Asy-Syukr Lillâh]
    image
    ‘Ammâr bin Yâsir radhiyallâhu ‘anhumâ berkata,“Ada tiga perkara, siapa yang mengumpulkannya, sungguh dia telah mengumpulkan keimanan: inshaf dari jiwamu, menebarkan salam kepada alam, dan berinfak bersama kefakiran.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry secara Mu’allaq dan Al-Baihaqy]

Share Some Ideas

Punya artikel menarik untuk dipublikasikan? atau ada ide yang perlu diungkapkan?
Kirim di Sini