Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Islam

ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ

✒┃ Materi : Syarah Fadhlul Islam – Kesempurnaan dan Keagungan Islam Serta Perintah Berpegang Teguh dan Menjaga Kemurniannya
▪ Syarah Oleh Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan Hafidzahullah.
🎙┃ Narasumber : Ustadz Abu Ubaid Rizqi, Lc., hafidzahullah ta’ala
▪ Alumnus LIPIA Jakarta
▪ Pengajar Ilmu Syar’i Pondok Pesantren Imam Bukhari
📆┃Setiap SELASA ba’da Maghrib – Isya’
🕌┃ Tempat : 📍Masjid Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiallāhu’anhā | Blimbing 01/04, Blimbing Gatak Sukoharjo



Pertemuan#3: Perintah kepada Kaum Yahudi dan Nasrani untuk Beriman Kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya

4. Imam Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah berkata:

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى : يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَءَامِنُوا۟ بِرَسُولِهِۦ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِن رَّحْمَتِهِۦ وَيَجْعَل لَّكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِۦ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Hadid ayat 28)

📃 Penjelasan:

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama kalian untuk kalian….” (Al-Ma’idah: 3), berbicara kepada orang-orang Mukmin, lalu ayat kedua, “Katakanlah (wahai Rasul), ‘Wahai manusia, jika kalian masih dalam keragu-raguan…”.” (Yunus: 104), berbicara kepada kaum musyrikin dan paganis.

Sedangkan ayat ini, “Wahai orang-orang yang beriman!…” (Al-Hadid: 28), berbicara kepada Ahli Kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani.

“Bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada RasulNya,” yakni, Nabi Muhammad ﷺ.

“Niscaya Dia memberikan kepada kalian dua bagian dari rahmatNya,” yakni, pahala iman kepada para Rasul terdahulu dan pahala iman kepada Nabi Muhammad ﷺ . Maka orang Mukmin dari kalangan Ahli Kitab diberi pahala dua kali, pahala iman kepada kitab terdahulu dan pahala iman kepada kitab yang hadir sesudahnya. Ini adalah karunia besar.

“Mereka itu diberikan pahalanya dua kali (karena beriman kepada Taurat dan Al-Qur’an disebabkan kesabaran mereka.” (Al-Qashash: 54).

“Dan Dia menjadikan cahaya untuk kalian,” yakni, cahaya bashirah, “yang dengan cahaya itu kalian dapat berjalan,” dengannya kalian membedakan antara yang haq dengan yang batil, hidayah dengan kesesatan, karena agama ini adalah cahaya. Al-Qur’ an adalah cahaya dan as-Sunnah adalah cahaya.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَكُم بُرْهَٰنٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكُمْ نُورًا مُّبِينًا

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran). (QS. An-Nisa ayat 174).

Maka orang yang berjalan di atas petunjuk al-Qur’an adalah orang yang berjalan di atas cahaya. Sedangkan orang yang berjalan bukan di atas petunjuk al-Qur’an adalah orang yang berjalan dalam kegelapan dan kesesatan -na’udzu billah—, sekalipun jalan tersebut dibuat indah dan dihiasi oleh apa yang ada di atasnya, namun ia adalah kebatilan dan kesesatan. Iman kepada Rasulullah ﷺ adalah sebab bagi cahaya hakiki yang manusia berjalan di atasnya.

“Serta Dia mengampuni kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
______________
Nama Allah ﷻ ada dua jenis:
1. Lazim (Instransitif sifat yang tidak memerlukan objek) tidak berpengaruh pada makhluk.
2. Muta’addi (transition – sifat yang memerlukan objek), sifat yang berdampak atau berpengaruh pada makhluk. Seperti ghofur dan rahim. Hal ini mengandung 3 faedah :

  1. Tetapnya nama tersebut bagi Allah ﷻ
  2. Tetapnya sifat yang terkandung dalam sifat tersebut,
  3. Tetapnya konsekuensi dari nama dan sifat tersebut.

Maka ayat yang ditutup dengan Allah ﷻ ghofur dan rahim, mengandung konsekuensi :
1. Ghofur: Allah mengampuni dosa-dosa yang lalu.
2. Rahim: terhadap apa yang akan mereka lakukan sekarang ini.

Maka, pahala orang-orang kafir yang masuk Islam, pahalanya masih ada dan tidak hangus.
______________

Ini adalah keistimewaan besar yang dengannya Allah mendorong Ahli Kitab agar beriman kepada Nabi ﷺ Muhammad yang datang dengan membawa apa yang dibawa oleh saudara-saudara beliau dari para Nabi, menyeru kepada apa yang mereka seru, yaitu mengikhlaskan ibadah kepada Allah ﷻ dan meninggalkan ibadah kepada selainNya. Maka termasuk hal yang aneh bila mereka mendurhakai beliau dan menentang beliau, padahal beliau tidak datang dengan membawa sesuatu yang bertentangan dengan apa yang dibawa oleh Nabi-nabi dan Rasul-rasul mereka. Ini menunjukkan bahwa Islam adalah iman kepada Rasulullah ﷺ sesudah beliau diutus dan bahwa siapa yang tidak beriman kepada Rasulullah, maka dia bukan di atas Islam, akan tetapi di atas kekafiran.

Ayat ini menunjukkan keutamaan orang-orang Mukmin dari kalangan Ahli Kitab yang diberi nikmat oleh Allah, lalu mereka menerima kebenaran, bahwa Allah akan memberi mereka pahala dua kali, dan memberi mereka keistimewaan yang besar.

Keutamaan Islam atas Agama Selainnya.

5. Imam Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah berkata:

وَفِي «الصَّحِيحِ»: عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَثَلُكُمْ وَمَثَلُ أَهْلِ الكِتَابَيْنِ، كَمَثَلِ رَجُلٍ اسْتَأْجَرَ أُجَرَاءَ، فَقَالَ: مَنْ يَعْمَلُ لِي مِنْ غُدْوَةٍ إِلَى نِصْفِ النَّهَارِ عَلَى قِيرَاطٍ؟ فَعَمِلَتِ اليَهُودُ، ثُمَّ قَالَ: مَنْ يَعْمَلُ لِي مِنْ نِصْفِ النَّهَارِ إِلَى صَلاَةِ العَصْرِ عَلَى قِيرَاطٍ؟ فَعَمِلَتِ النَّصَارَى، ثُمَّ قَالَ: مَنْ يَعْمَلُ لِي مِنَ العَصْرِ إِلَى أَنْ تَغِيبَ الشَّمْسُ عَلَى قِيرَاطَيْنِ؟ فَأَنْتُمْ هُمْ، فَغَضِبَتِ اليَهُودُ وَالنَّصَارَى، فَقَالُوا: مَا لَنَا أَكْثَرَ عَمَلًا، وَأَقَلَّ عَطَاءً؟ قَالَ: هَلْ نَقَصْتُكُمْ مِنْ حَقِّكُمْ؟ قَالُوا: لاَ، قَالَ: فَذَلِكَ فَضْلِي أُوتِيهِ مَنْ أَشَاءُ»

Dalam Shahih Al-Bukhari, dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhuma dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Perumpamaan kalian dibandingkan Ahlul Kitab seperti seseorang yang menyewa para pekerja yang dia berkata: ‘Siapa yang mau bekerja untukku dari pagi hingga pertengahan siang dengan upah satu qirath?’ Maka orang-orang Yahudi melaksanakannya. Kemudian dia berkata, ‘Siapa yang mau bekerja untukku dari pertengahan siang hingga shalat ‘Ashar dengan upah satu qirath?’ Maka orang-orang Nasrani mengerjakannya. Kemudian orang itu berkata lagi: ‘Siapa yang mau bekerja untukku dari ‘Ashar hinga terbenamnya matahari dengan upah dua qirath?’ Maka kalianlah orang yang mengerjakannya. Orang-orang Yahudi dan Nasrani marah seraya berkata: ‘Bagaimana bisa, kami yang mengerjakan lebih banyak pekerjaan namun lebih sedikit upah yang kami terima!’ Lalu orang itu berkata: ‘Apakah ada hak kalian yang aku kurangi?’ Mereka menjawab: ‘Tidak ada.’ Orang itu berkata: ‘Itulah karunia dariku yang aku memberikannya kepada siapa yang aku kehendaki.”

  • HR. Al-Bukhari no. 2268.

📃 Penjelasan:

Dalam hadits lainnya, Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ مِنَ الأَنْبِيَاءِ قَبْلِي: نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ، وَجُعِلَتْ لِي الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا، وَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلاَةُ فَلْيُصَلِّ، وَأُحِلَّتْ لِي الغَنَائِمُ، وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً، وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ كَافَّةً، وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ

“Aku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada seorangpun dari nabi-nabi sebelumku: (1) aku ditolong melawan musuhku dengan ketakutan mereka sepanjang sebulan perjalanan; (2) bumi dijadikan untukku sebagai tempat sujud dan suci; maka di mana saja seorang laki-laki dari umatku mendapati waktu salat, hendaklah ia salat; (3) dihalalkan harta rampasan untukku; (4) para nabi sebelumku diutus khusus untuk kaumnya, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia; dan (5) aku diberikan (hak) syafaat.” (HR. Bukhari no. 438)

Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Zahir hadis ini menunjukkan bahwa masing-masing dari lima perkara yang disebutkan tersebut tidaklah diberikan kepada nabi sebelumnya, dan memang demikian.” (Fathul Baari, 1: 436).

Di dalam hadits ini terkandung keutamaan Islam, dan bahwa orang Islam lebih besar pahalanya di sisi Allah ﷻ dibandingkan pemeluk agama-agama sebelumnya, perumpamaan yang Nabi ﷺ buat di atas menjelaskan hal itu.

Itu adalah karuniaku yang Aku berikan kepada siapa yang Aku kehendaki. Tidak ada penghalang bagi Allah ﷻ, Dia memberikan karuniaNya kepada siapa yang Dia kehendaki dan Allah adalah Pemilik karunia yang besar. Akan tetapi Allah tidak akan menzhalimi siapa pun, tidak mengurangi hak dari pemilik hak sedikit pun, karena Allah adalah al-Hakam yang Mahaadil, membalas amal shalih dan menambah balasan, dan tambahan ini adalah karunia dari Allah ﷻ.

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۖ وَإِن تَكُ حَسَنَةً يُضَٰعِفْهَا وَيُؤْتِ مِن لَّدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan menzhalimi seseorang walaupun sebesar dzarrah, dan jika ada kebajikan (sekecil dzarrah), niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisiNya.” (An-Nisa : 40).

Ini adalah karunia Allah ﷻ. Tidak boleh ada protes terhadap Allah karena memberikan keutamaan lebih bagi umat ini atas umat-umat sebelumnya, karena Allah lebih mengetahui tempat-tempat turunnya karuniaNya dan siapa yang berhak mendapatkannya, dan Allah lebih mengetahui makhlukNya. Membalas amal perbuatan adalah keadilan, dan menambah pembalasan adalah karunia.

Hadits ini terkandung keutamaan Islam atas agama selainnya.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم