Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
E-book Islam Resensi Buku Islam Penerbit Buku

Al Mulakhkhash Syarh Kitab Tauhid Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid

Judul Asli: ِAl-Mulakhkhash Fii Syarhi Kitaabit Tauhid
Judul Buku: Al-Mulakhkhash Syarh Kitab Tauhid – Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid
Penulis: DR. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
Penerjemah: Abu Ahmad
Penerbit: Pustaka As-Sunnah Makassar
Kota Terbit: Makassar
Tahun Terbit: Oktober 2012
Cetakan: Pertama
Deskripsi Fisik: XVI + 648; Hard Cover
ISBN:  979-3913-67-4

Secara garis besar buku Al-Mulakhkhash Syarh Kitab Tauhid – Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid ialah merupakan salah satu buku pensyarah (penjelasan) yang paling mudah dipahami dari buku induknya yang berjudul Kitab Tauhid, di dalam buku Al-Mulakhkhash ini mengupas tentang tauhid secara menyeluruh terutama tauhid uluhiyah dan rububiyah namun dengan penjelasan yang singkat jelas dan padat.


كتاب التوحيد

[KITAB TAUHID]

وقول الله تعالى؛ وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ

Firman Allah ta’ala“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)

———-ooOoo———-

Pembahasan kitab ini adalah penjelasan tentang tauhid yang Allah wajibkan kepada hamba-hamba-Nya, yang karenanyalah Allah menciptakan mereka. (Kitab ini juga) menjelaskan perkara yang meniadakan tauhid, berupa (berbagai jenis) syirik besar, atau yang menghilangkan kesempurnaan tauhid yang wajib atau mustahab, berupa jenis-jenis syirik kecil dan bid’ah-bid’ah.

كتاب : adalah bentukan mashdar dari kata kerja kataba yang berarti mengumpulkan. Oleh karena itu, kalimat al-kitaabah bil qalam berarti mengumpulkan huruf-huruf dan kata-kata. 

التوحيد : adalah mashdar dari kata wahhadahu yang berarti menjadikannya satu/tunggal. Yang dimaksud di sini adalah mengesakan Allah dalam peribadahan.

وَ خَلَقْتُ: ‘dan Aku menciptakan’: al-khalq ‘penciptaan’ bermakna mengadakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan contohnya tidak ada.

لِيَعْبُدُونِ : ‘agar mereka beribadah kepada-Ku’: secara bahasa, ibadah adalah perendahan diri dan ketundukan. Menurut istilah syariat, ibadah adalah suatu yang mencakup segala sesuatu yang Allah cintai dan ridhai, baik berupa ucapan maupun amalan, dan yang tampak maupun yang tidak tampak.

[Makna Ayat Secara Global]

Allah ta’ala mengabarkan bahwa Allah tidaklah menciptakan jin dan manusia, kecuali agar mereka beribadah kepada-Nya, maka yat ini adalah penjelasan tentang hikmah penciptaan manusia dan jin. Allah tidak menginginkan apapun dari mereka sebagaimana keingan seorang tuan dari budaknya, berupa bantuan rezeki dan makanan, kecuali bahwa keinginan Allah hanyalah kemaslahatan untuk mereka.

[Hubungan Antara Ayat  dan Bab]

Ayat ini menunjukkan tentang kewajiban bertahuid, yaitu mengesakan peribadahan hanya kepada Allah, karena tidaklah jin dan manusia diciptakan, kecuali untuk tujuan tersebut.

[Faidah Ayat]

  1. Kewajiban mengesakan ibadah kepada Allah bagi seluruh makhluk: jin dan manusia
  2. Penjelasan tentang hikmah penciptaan jin dan manusia.
  3. Bahwa Sang Penciptalah yang berhak mendapatkan peribadaha, bukan selain-Nya yang tidak menciptakan. Dalam hal ini terdapat bantahan terhadap para penyembah berhala dan selainnya.
  4. Penjelasan bahwa Allah ta’ala tidak memerlukan makhluk-Nya dan (penjelasan tentang) perlunya para makhluk kepada Allah sebab Dia-lah Yang mencipta, sedang mereka adalah yang diciptakan.
  5. Penetapan adanya hikmah dalam setiap perbuatan-Nya Subhanahu.[dinukil dari buku ini. (hlm: 3-4)]

[PERSONAL REVIEW]

Buku ini adalah buku syarah (penjelas) dari buku induknya yang berjudul Kitab Tauhid buah karya Syaikh Al-Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, dan telah banyak disyarah oleh para ulama.

Namun diantara sekian banyaknya buku syarah Kitab Tauhid, buku syarah inilah yang kami rekomendasikan dan sangat layak untuk dimiliki oleh setiap muslimin dan muslimat sebab kebutuhan mereka terhadap khazanah (perbendaharaan) ilmu tauhid yang sangat urgent bagi kehidupan kita sehari-hari, dengan penjelasan yang ringkas namun padat makna menjadikan para pembaca tidak mudah jenuh sebab penuturan yang terlalu panjang seringkali menjadikan para pembaca pemula cepat merasa jenuh dalam membaca hingga akhirnya ditinggalkanlah bacaannya tersebut.

Penulis menjelaskan kandungan ayat disertai korelasi ayat dengan judul bab dan memaparkan faidah ayat sehingga menjadikan buku ini semakin menambah mudah para pembaca untuk memahami isi kandungannya.

Hanya saja pada buku ini faidah perkataan dari pengarang buku induknya tidak dicantumkan dan tidak pula disyarah sehingga apabila pembaca terbiasa membaca Kitab Tauhid (buku induknya) akan merasakan ada sesuatu yang hilang dari syarahbuku ini.

Namun kendati demikian hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah dikarenakan intisari buku induk yang berjudul Kitab Tauhid adalah menyampaikan ayat-ayat yang berkaitan dengan tauhid dan hadits-hadits maupun atsar para shahabat yang berkaitan dengan pembahasan tauhid.

Salah satu pelajaran dari buku ini yang paling penting adalah para pembaca dibuat secara otomatis jadi mempelajari tafsir bil-hikmah yaitu sebuah penafsiran yang menyajikan hikmahnya saja sehingga ketika menemukan ayat Al-Qur’an yang terdapat juga di buku ini para pembaca menjadi tahu hikmah dan faidah ayat tersebut. [Abu Hamzah Yudha Abdul Ghani]