Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Islam
Rumah Tangga adalah Amanah

Para istri yang mulia....

Di satu sisi rumah tangga Adalah nikmat. Namun di sisi lain rumah tangga merupakah-amanah dan tanggung jawab yang harus kita pikul sebaik-baiknya. Sebuah amanah yang tak boleh dilakukan serampangan dan sesuka hati. Kita harus selalu ingat bahwa tanggungjawab ini pasti akan ditanyakan oleh Allah kelak di akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda dalam sebuah hadits:

“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Amir yang memerintah manusia adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang rakyatnya. Seorang lelaki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan ditanya tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin dalam rumah suaminya. Dan ia akan ditanyai tentangnya. Seorang budak adalah pemimpin pada harta tuannya, dan ia akan ditanya tentangnya. Ketahuilah, setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya.” (Hadits riwayat Al-Bukhari dalam Shahihnya (893) dan Muslim (4828).

Marilah kita jaga amanah ini baik-baik.

Sungguh, Allah telah menjanjikan pahala yang besar bagi orang-orang yang senantiasa memelihara amanah yang dipikulnya. Merekalah orang-orang yang berhak mewarisi Surga Firdaus dan mereka akan kekal di dalamnya.

Allah ﷻ berfirman:

وَٱلَّذِينَ هُمْ لِأَمَٰنَٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَٰعُونَ.َٱلَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَوَٰتِهِمْ يُحَافِظُونَ. أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْوَٰرِثُونَ. ٱلَّذِينَ يَرِثُونَ ٱلْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

“Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, yakni yang akan mewarisi Jannah Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Mu'minuun: 8-11)

Saudariku...

Memang tugas dan tanggung jawab ini tidaklah ringan. Dan melaksanakan tanggung jawab ini tak semudah membalikkan telapak tangan. Ujian dan rintangan mungkin muncul silih berganti. Rasa letih dan bosan kadang datang mendera. Dan setan pasti akan terus membuat makar dan tipu daya untuk mematahkan semangat kita.

Apalagi tabiat dasar manusia adalah suka berkeluh kesah. Allah ﷻ berfirman:

 اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًاۙ

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir” (QS. Al-Ma'aarij: 19)

Namun, jauhilah sifat seperti ini sebisa mungkin. Ingatlah, keluh kesah hanya membawa kerugian. Sebab, sekecil apapun tugas dan tanggung jawab, bila kita sikapi dengan keluh kesah, amarah dan perasaan tidak ikhlas, niscaya tugas yang ringan akan berubah menjadi beban yang berat. Dan kerugian yang lebih besar lagi adalah hati yang tidak ikhlas, yang menyebabkan kita terluput dari pahala. Inilah kerugian di atas kerugian. Sebab di dunia kita selalu merasa terbebani dan di akhirat ternyata tidak ada catatan pahalanya di sisi Allah.

Sebaliknya....

Jika kita laksanakan segenap tugas dan tanggung jawab itu dengan penuh keikhlasan, niscaya akan membawa kebaikan. Sebab, seberat apapun tugas dan tanggung jawab, bila kita lakukan dengan penuh kerelaan, kegembiraan dan harapan, serta menyambutnya dengan senyuman niscaya tugas yang berat akan terasa ringan. Lebih dari itu, dengan keikhlasan hati tadi, maka semua jerih payah dan setiap tetesan keringat akan bernilai pahala di sisi Allah. Inilah keberuntungan di atas keberuntungan. Sebab, jika kita laksanakan tanggung jawab ini dengan sebaik-baiknya niscaya suami juga akan merasa senang dan semakin cinta kepadamu. Demikian juga anak-anak akan semakin menyayangimu. Tentu semua itu akan menghadirkan kebahagiaan bagi kita di dunia. Dan di akhirat kita akan mendapat keberuntungan yang jauh lebih besar, yang mana Allah ﷻ akan membalas segala usahamu itu dengan balasan yang terbaik yaitu Surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Ya Allah, anugerahkanlah kekuatan dan kemudahan kepada kami untuk memelihara dan melaksanakan amanahMu ini. Dan masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang beruntung, Allahumma amiin.


Buku: Surat Terbuka untuk Para Istri
Penulis: Abu Ihsan al-Atsari & Ummu Ihsan Choiriyah Hafidzahumallah
Pustaka Darul Ilmi
Cetakan Ketiga 2011

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم