بِسْـمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم
📚┃Materi : Kitab Adabul Mufrad
🎙┃ Pemateri : Ustadz Yunan Hilmi, Lc Hafizhahullah (Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhori)
🗓┃ Hari, Tanggal : Senin, 14 Juli 2025 M / 18 Muharram 1447H
🕌┃ Tempat : Masjid Al-Ikhlas - Adi Sucipto Jajar Solo.
بَابُ هَلْ يَكُونُ قَوْلُ الْمَرِيضِ: إِنِّي وَجِعٌ، شِكَايَةً؟
Bab 229: Apakah Kata-kata Orang yang Sakit, “Aku Sakit” Dianggap Keluhan
٥٠٩ - حَدَّثَنَا زَكَرِيَّا قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: دَخَلْتُ أَنَا وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ عَلَى أَسْمَاءَ، قَبْلَ قَتْلِ عَبْدِ اللَّهِ بِعَشْرِ لَيَالٍ، وَأَسْمَاءُ وَجِعَةٌ، فَقَالَ لَهَا عَبْدُ اللَّهِ: كَيْفَ تَجِدِينَكِ؟ قَالَتْ: وَجِعَةٌ، قَالَ: إِنِّي فِي الْمَوْتِ، فَقَالَتْ: لَعَلَّكَ تَشْتَهِي مَوْتِي، فَلِذَلِكَ تَتَمَنَّاهُ؟ فَلَا تَفْعَلْ، فَوَاللَّهِ مَا أَشْتَهِي أَنْ أَمُوتَ حَتَّى يَأْتِيَ عَلَيَّ أَحَدُ طَرَفَيْكَ، أَوْ تُقْتَلَ فَأَحْتَسِبَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَظْفُرَ فَتَقَرَّ عَيْنِي، فَإِيَّاكَ أَنْ تُعْرَضَ عَلَيْكَ خُطَّةٌ، فَلَا تُوَافِقُكَ، فَتَقْبَلُهَا كَرَاهِيَةَ الْمَوْتِ. وَإِنَّمَا عَنَى ابْنُ الزُّبَيْرِ لِيُقْتَلَ فَيُحْزِنُهَا ذَلِكَ. صحيح
509. Zakariya mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abu Usamah mengabarkan kepada kami:
Dari Hisyam, dari ayahnya, ia berkata, Aku dan Abdullah bin az-Zubair pernah menemui Asma sepuluh malam sebelum Abdullah dibunuh, sementara Asma sedang sakit. 'Abdullah berkata kepadanya, “Bagaimana keadaanmu?' Ia menjawab, Sakit.” “Abdullah berkata, “Sesungguhnya aku berada di ambang kematian.” Asma' berkata, "Barangkali engkau mengharapkan kematianku. Karenanya, engkau mengangankannya? Jangan engkau lakukan. Demi Allah, aku tidak mengharapkan mati hingga kematian datang kepada salah satu di antara dua hal (sembuh atau mati), atau engkau terbunuh, maka aku bersabar atas dirimu, atau engkau menang, maka aku merasa senang, Jangan sampai dihadapkan kepadamu suatu opsi lalu tidak cocok denganmu, lalu engkau menerimanya karena tidak menyukai kematian.”
Yang dimaksud oleh Ibnuz Zubair bahwa ia akan dibunuh sehingga itu akan membuat Asma' sedih.
📖 Shahih. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (30676) dan Abu Nu'aim dalam kitab Hilyatul Auliya ' (2/56).
📃 Kandungan Hadits:
- Di dalamnya terdapat dalil bahwa seorang yang sakit boleh mengatakan, “Saya sakit,” atau, “Aduh sakitnya kepalaku,” atau, “Aku sangat kesakitan!” Dan ini merupakan rukhshah (keringanan).
- Orang yang sakit boleh mengadukan sakitnya selama masih dalam bentuk permohonan kepada Allah dan tidak menggambarkan keluhan dan menyalahkan takdir Allah.
- Orang yang sakit boleh mengadukan sakitnya kepada orang lain, sehingga tidak menimbulkan amarah atas apa yang telah ditakdirkan untuknya.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
٥١٠ - حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عِيسَى قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي هِشَامُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّهُ دَخَلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مَوْعُوكٌ، عَلَيْهِ قَطِيفَةٌ، فَوَضَعَ يَدَهُ عَلَيْهِ، فَوَجَدَ حَرَارَتَهَا فَوْقَ الْقَطِيفَةِ، فَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ: مَا أَشَدَّ حُمَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: «إِنَّا كَذَلِكَ، يَشْتَدُّ عَلَيْنَا الْبَلَاءُ، وَيُضَاعَفُ لَنَا الْأَجْرُ» ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً؟ قَالَ: «الْأَنْبِيَاءُ، ثُمَّ الصَّالِحُونَ، وَقَدْ كَانَ أَحَدُهُمْ يُبْتَلَى بِالْفَقْرِ حَتَّى مَا يَجِدُ إِلَّا الْعَبَاءَةَ يَجُوبُهَا فَيَلْبَسُهَا، وَيُبْتَلَى بِالْقُمَّلِ حَتَّى يَقْتُلَهُ، وَلَأَحَدُهُمْ كَانَ أَشَدَّ فَرَحًا بِالْبَلَاءِ مِنْ أَحَدِكُمْ بِالْعَطَاءِ» صحيح
510. Ahmad bin Isa mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abdullah bin Wahb mengabarkan kepada kami, ia berkata: Hisyam bin Sa'd mengabarkan kepadaku dari Zaid bin Aslam, dari Atha' bin Yasar:
Dari Abu Sa'id al-Khudri bahwa ia pernah menemui Rasulullah ﷺ sementara beliau sedang mengalami demam dan beliau diselimuti kain. Abu Sa'id lalu meletakkan tangannya pada beliau dan merasakan panasnya di atas selimut. Maka Abu Sa'id berkata, “Alangkah panasnya demammu wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Kami memang begitu. Ujian untuk kami sangatlah berat dan pahala dilipatgandakan untuk kami.” Lalu Abu Sa'id berkata, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang cobaannya paling besar?” Beliau menjawab, “Para Nabi, lalu orang-orang shalih. Salah seorang dari mereka diuji dengan kefakiran sampai-sampai ia tidak mempunyai apa-apa selain jubah lusuh yang ia pungut lalu dipakainya. Dan ada yang diuji dengan kutu hingga kutu itu membunuhnya. Salah seorang dari mereka sungguh lebih senang mendapat cobaan daripada (senangnya) kalian (ketika) mendapat suatu pemberian."
📖 Shahih HR Ahmad (2/335), Ibnu Majah, kitab al-Fitan, bab ash-Shabr 'alal Bala" (4024) dan al-Hakim (4 /307). Lihat ash-Shahihah (144).
📃 Penjelasan Kata:
- Kata مَوْعُوكٌ : Demam.
- Kata قَطِيفَةٌ : Pakaian yang bagian depannya terbuka, biasa dipakai sebagai luar.
- Kata الْعَبَاءَةَ: Baju yang tertutup (baju kurung) (mulai) dari kaki, dipakai di ' baju biasa.
- Kata الْقُمَّللِ : Kutu yang hidup di unta kemudian berkembang biak di baju kotor, kepala dan badan yang kotor.
🏷 Kandungan Hadits:
- Hadits ini merupakan dalil bahwa cobaan-cobaan yang menimpa seorang hamba akan mensucikannya dari dosa-dosanya dan meninggikan derajatnya di sisi Allah.
- Orang yang ujiannya paling berat adalah para Nabi, dan mereka adalah orang yang paling sabar dalam menghadapi ketentuan-ketentuan Allah, bahkan mereka mengharapkan pahala dari Allah melalui cobaan-cobaan tersebut.
ابُ عِيَادَةِ الْمُغْمَى عَلَيْهِ
230. Menjenguk Orang yang Pingsan
٥١١ - حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ الْمُنْكَدِرِ، سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ: مَرِضْتُ مَرَضًا، فَأَتَانِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُنِي وَأَبُو بَكْرٍ وَهُمَا مَاشِيَانِ، فَوَجَدَانِي أُغْمِيَ عَلَيَّ، فَتَوَضَّأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ صَبَّ وَضُوءَهُ عَلَيَّ، فَأَفَقْتُ فَإِذَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ أَصْنَعُ فِي مَالِي؟ كَيْفَ أَقْضِي فِي مَالِي؟ فَلَمْ يُجِبْنِي بِشَيْءٍ حَتَّى نَزَلَتْ آيَةُ الْمِيرَاثِ. صحيح
511. Abdullah bin Muhammad mengabarkan kepada kami, ia berkata: Sufyan mengabarkan kepada kami:
Dari Ibnul Munkadir, ia mendengar Jabir bin Abdillah berkata, “Aku pernah sakit, lalu Nabi ﷺ datang menjengukku bersama Abu Bakar. Keduanya berjalan kaki. Mereka mendapatiku dalam keadaan pingsan tidak sadarkan diri. Nabi ﷺ lalu berwudhu dan kemudian menyiramkan wudhunya kepadaku. Lalu aku bangun, ternyata ia adalah Nabi ﷺ. Lalu aku bertanya, Wahai Rasulullah, bagaimana aku berbuat dengan hartaku? Bagaimana aku memutuskan perkara hartaku?' Beliau tidak menjawab hingga ayat mengenai waris turun.”
📖 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, kitab al-Mardha, bab 'Iyadatul Mughma 'alaihi (5651) dan Muslim, kitab al-Fara'idh (5-8).
Jabir sahabat Nabi ﷺ begitu perhatian terhadap perkara agama, hingga menanyakan status harta jika dia, meninggal dunia.
🏷 Kandungan Hadits:
1. Keutamaan menjenguk orang sakit dan anjuran agar melakukannya. — Bukti nyata adanya pengaruh dari berkah Rasulullah ﷺ.
2. Dalil bahwa air (musta'mal) yang sudah digunakan untuk berwudhu' dan mandi adalah suci.
3. Orang yang sakit boleh berwasiat, walaupun ada kalanya ia tidak sadarkan diri, asalkan wasiat tersebut dilakukan ketika ia sadar sepenuhnya.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
بَابُ عِيَادَةِ الصِّبْيَانِ
231. Menjenguk Anak Kecil
٥١٢ - حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ، عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ، أَنَّ صَبِيًّا لَابْنَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَقُلَ، فَبَعَثَتْ أُمُّهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّ وَلَدِي فِي الْمَوْتِ، فَقَالَ لِلرَّسُولِ: " اذْهَبْ فَقُلْ لَهَا: إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ، وَلَهُ مَا أَعْطَى، وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ إِلَى أَجْلٍ مُسَمًّى، فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ "، فَرَجَعَ الرَّسُولُ فَأَخْبَرَهَا، فَبَعَثَتْ إِلَيْهِ تُقْسِمُ عَلَيْهِ لَمَا جَاءَ، فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِهِ، مِنْهُمْ: سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ، فَأَخَذَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّبِيَّ فَوَضَعَهُ بَيْنَ ثَنْدُوَتَيْهِ، وَلِصَدْرِهِ قَعْقَعَةٌ كَقَعْقَعَةِ الشَّنَّةِ، فَدَمَعَتْ عَيْنَا رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ سَعْدٌ: أَتَبْكِي وَأَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ؟ فَقَالَ: «إِنَّمَا أَبْكِي رَحْمَةً لَهَا، إِنَّ اللَّهَ لَا يَرْحَمُ مِنْ عِبَادِهِ إِلَّا الرُّحَمَاءَ. صحيح
512. Hajjaj mengabarkan kepada kami, ia berkata: Hammad mengabarkan kepada kami dari 'Ashim al-Ahwal, dari Abu 'Utsman an-Nahdi:
Dari Usamah bin Zaid, bahwa salah seorang putera dari puteri Rasulullah ﷺ sakit keras. Ibunya lalu mengutus seseorang kepada Nabi ﷺ (untuk menyampaikan), “Bahwa anakku sedang menghadapi kematian.” Beliau lalu bersabda kepada utusan itu, “Kembalilah dan katakan kepadanya, “Sesungguhnya milik Allah apa yang Dia ambil dan milik-Nya pula apa yang Dia beri, dan segala sesuatu ada di sisi-Nya hingga saat yang ditentukan, maka hendaklah ia bersabar dan mengharapkan pahala.” Lalu utusan itu kembali dan memberitahukan kepadanya. Kemudian ia mengutusnya kembali karena beratnya musibah yang datang. Lalu Nabi ﷺ bangkit bersama beberapa orang dari Shahabatnya, di antaranya Sa'd bin Ubadah. Nabi ﷺ kemudian mengambil anak itu dan mendekapnya, lalu terdengarlah suara getar dan suara seperti benda kering. Maka berlinanglah kedua mata Rasulullah ﷺ. Sa'd kemudian bertanya, “Apakah engkau menangis padahal engkau adalah Rasulullah?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya aku menangis karena sayang kepadanya. Sesungguhnya Allah tidak menyayangi kecuali kepada para penyayang dari hamba-hambaNya".
📖 HR. Al-Bukhari, kitab al-Mardha, bab 'Iyadatus Shibyan (5655) dan Muslim, kitab al-Janaiz: bab al-Buka 'ala Mayyit (11).
📃 Penjelasan Kata:
- Kata ثَنْدُوَتَيْهِ: Dua puting susunya.
- Kata قَعْقَعَةِ الشَّنَّةِ : Suara getaran dan gerakan yang muncul dari suatu benda kering apabila digerakkan.
- Kata الشَّنَّةِ: Kantung air (yang terbuat dari kulit) yang sudah usang dan kering.
- Kalimat أَنَّ صَبِيًّا لَابْنَةِ رَسُولِ اللَّهِ : Anak itu adalah Umamah bintu Zainab binti Rasulullah ﷺ, seperti disebutkan dengan jelas dalam Musnad al-Imam Ahmad dari Abu Mu'awiyah dengan lafazh: Nabi ﷺ mendatangi Umamah binti Zainab.
- Kata وَلْتَحْتَسِبْ: Niatkanlah dengan kesabarannya untuk mendapatkan pahala dari Allah, supaya hal itu dihitung oleh Allah sebagai amal shalih.
🏷 Kandungan Hadits:
- Boleh mengundang orang-orang yang mulia untuk menjenguk orang yang sedang menghadapi sakaratul maut dengan mengharapkan berkah dan do'a mereka.
- Boleh berjalan untuk berta'ziyah atau menjenguk orang sakit tanpa izin, berbeda dengan walimah (pesta perkawinan).
- Anjuran agar menyayangi manusia serta ancaman bagi orang-orang yang hati dan matanya keras (tidak bisa menangis).
- Boleh menangis karena kematian tanpa meratap. Adapun yang dilarang adalah kehilangan kendali dan tidak sabar.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
232. BAB (Tidak disebutkan judulnya)
٥١٣ - حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ وَاقِعٍ قَالَ: حَدَّثَنَا ضَمْرَةُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ أَبِي عَبْلَةَ قَالَ: مَرِضَتِ امْرَأَتِي، فَكُنْتُ أَجِيءُ إِلَى أُمِّ الدَّرْدَاءِ فَتَقُولُ لِي: كَيْفَ أَهْلُكَ؟ فَأَقُولُ لَهَا: مَرْضَى، فَتَدْعُو لِي بِطَعَامٍ، فَآكُلُ، ثُمَّ عُدْتُ فَفَعَلَتْ ذَلِكَ، فَجِئْتُهَا مَرَّةً فَقَالَتْ: كَيْفَ؟ قُلْتُ: قَدْ تَمَاثَلُوا، فَقَالَتْ: إِنَّمَا كُنْتُ أَدْعُو لَكَ بِطَعَامٍ أَنْ كُنْتَ تُخْبِرُنَا عَنْ أَهْلِكَ أَنَّهُمْ مَرْضَى، فَأَمَّا أَنْ تَمَاثَلُوا فَلَا نَدْعُو لَكَ بِشَيْءٍ. صحيح
513. Al-Hasan bin Waqi' mengabarkan kepada kami, ia berkata: Dhamrah mengabarkan kepada kami: Dari Ibrahim bin Abi “Ablah, ia berkata, “Isteriku sakit. Lalu aku mendatangi rumah Ummud Darda', ia berkata kepadaku, 'Bagaimana isterimu?' Aku menjawab, “Ia sedang sakit.' Lalu ia menghidangkan makanan untukku, maka aku pun makan. Kemudian aku kembali dan ia melakukan hal yang sama. Lalu aku mendatanginya lagi suatu kali, lalu ia berkata, “Bagaimana?' Aku menjawab, “Hampir sembuh.' Ia berkata, Waktu itu aku menghidangkan makanan untukmu karena engkau memberi tahu kami bahwa keluargamu sakit. Adapun mereka sudah hampir sembuh, maka kami tidak menghidangkan apa pun untukmu.
📖 Shahih. Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam kitab Hilyatul Auliya ' (5/245).
📃 Penjelasan Kata:
Kata تَمَاثَلُوا : Hampir sembuh.
🏷 Kandungan Hadits:
Hadits ini merupakan anjuran agar memberi makan orang yang mengalami musibah, baik karena kecelakaan, kecemasan, atau kegentingan.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
بَابُ عِيَادَةِ الْأَعْرَابِ
233. Mengunjungi Orang Arab Badui (Do'a Saat Menjenguk Orang Sakit)
٥١٤ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَّامٍ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَى أَعْرَابِيٍّ يَعُودُهُ، فَقَالَ: «لَا بَأْسَ عَلَيْكَ، طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ» ، قَالَ: قَالَ الْأَعْرَابِيُّ: بَلْ هِيَ حُمَّى تَفُورُ، عَلَى شَيْخٍ كَبِيرٍ، كَيْمَا تُزِيرُهُ الْقُبُورَ، قَالَ: «فَنَعَمْ إِذًا». صحيح
514. Muhammad bin Salam mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Abdul Wahhab ats-Tsaqafi mengabarkan kepada kami, ia berkata: Khalid al-Hadzdza' mengabarkan kepada kami dari Ikrimah:
Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah ﷺ pernah mengunjungi orang Badui untuk menjenguknya. Beliau lalu bersabda, “Tidak mengapa, semoga penyakit ini membersihkan dosa-dosamu insya Allah.” Orang Badui itu lalu berkata, “Bahkan ini adalah demam yang mendidih yang menjangkiti orang tua, agar membawanya ke kubur.” Nabi ﷺ menjawab, “Ya, kalau begitu.”
📖 HR. Al-Bukhari, kitab at-Tauhid, bab Fil Misy-yah wal Iradah (7470).
📃 Penjelasan Kata:
- Kata تُزِيرُهُ : Yakni membawanya berziarah kubur secara paksa, bukan karena inisiatifnya.
- Kata فَنَعَمْ : Dikatakan, memungkinkannya untuk mendo'akannya dan mengabarkan tentang apa yang ia capai. Bisa juga dikatakan bahwa padanan kalimatnya, “Ya jika engkau enggan,” yakni sebagaimana yang engkau duga.
- Kata طَهُورٌ: Adalah khabar mubtada' mahdzuf, yakni ia sebagai penyuci bagimu dari dosa-dosamu.
📖 Kandungan Hadits:
- Seorang imam haruslah memperhatikan masalah menjenguk orang sakit meskipun ia seorang Badui yang keras untuk memberitahu dan mengigatkannya dengan sesuatu yang bermanfaat baginya, dan memerintahkannya untuk bersabar agar ia tidak marah dengan takdir Allah yang akan menyebabkan Allah murka kepadanya.
- Orang yang sakit hendaknya mau menerima nasehat dan memberikan balasan yang baik kepada orang yang mengingatkannya.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم