Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Islam

Bacaan Khutbah pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا.  يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

Sidang Jum’at rahimakumullah

Ingatlah, wahai kaum muslimin, sungguh kemaksiatan selalu membayangi kita, kapan dan di mana saja kita berada. Kemaksiatan adalah senjata syetan yang tersohor. Dia membisikkan bujuk rayu dan tipuan kepada hati agar melakukan dosa .

Bagaimana hati manusia dapat terkena bujuk rayu syetan? jawabannya, karena manusia tidak taat kepada Allah Ta’aala. Sungguh, amal pekerjaan manusia tidak akan sempurna tanpa bekal ketaqwaan. Dan tidaklah benar ketaqwaan tanpa dasar ilmu. Perumpamaannya adalah seperti buah yang baik, aromanya enak dan rasanya lezat. Aromanya adalah ilmu dan nasehat, sedangkan rasanya adalah amal perbuatan.

Sungguh manusia tergantung pada hatinya, sebab ia memberi komando kepada semua anggota tubuh, mulai akal pikiran sampai kepada panca indera. Sehingga apabila hatinya baik maka baik pula anggota badan yang lainnya, tetapi apabila jahat maka binasalah semua anggota yang lainnya.

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ. (رواه البخاري ومسلم

“Ingatlah dalam badan ada segumpal daging, jika ia baik maka baiklah semua badannya, jika ia rusak, maka rusaklah semua badannya. Ingatlah dia adalah hati.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Ketahuilah bahwa hati manusia dibagi tiga macam:

Pertama: hati yang sehat/shahih, yaitu hati yang bersih dan terlepas dari selubung syahwat dan kegelapan syubhat. Pemilik hati ini adalah orang-orang yang bertaqwa kepada Allah Ta’aala. Ia senantiasa melakukan amal shalih dengan ikhlas dan mematuhi aturan Allah dan Rasulnya.

FirmanNya:
“(Yaitu) di hari harta dan anak laki-laki tiada berguna, kecuali bagi orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’araa: 88-89)

Kedua: Hati yang mati, yaitu lawan dari hati yang sehat. Pemilik hati ini adalah orang-orang kafir. Mereka tidak mengimani Allah, tidak mengakui bahwa hanya kepada Allah Ta’ala ibadahnya ditujukan, serta tidak mempercayai nama-nama dan sifat Allah Ta’ala. Setiap tindakannya hanya menuruti hawa nafsu semata. Hawa adalah pemimpin dan syahwat adalah prinsip. Mereka jauh dari ketaatan kepada Allah Ta’ala. Sungguh merupakan tempat yang nyaman bagi syetan untuk mengajak kepada kebinasaan.

Ketiga, Hati yang sakit, Yaitu hati yang berada di antara hati yang sehat dan mati. Pemiliknya adalah orang-orang munafik. Ia mengaku beriman, beramal shalih, bertawakkal, namun lebih menyukai riya’,ujub, sombong, bila berjanji tidak ditepati, bila berkata tidak bisa dipegang. Allah Ta’ala berfirman:

“Di hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakit-nya. Bagi mereka adzab yang pedih disebabkan kedustaannya”. (QS. Al-Baqarah: 10).

Salah satu syarat untuk meraih badan yang sehat adalah menjauhkan diri dari makanan yang dapat menyebabkan sakit. Begitu pula dengan hati, bila ingin hati yang sehat maka jauhkanlah hati dari faktor-faktor yang merusaknya. Antara lain fitnah syahwat dan syubhat. Fitnah syahwat dapat berasal dari wanita, anak,dan kekayaan harta. Allah Ta’ala berfirman:

“Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak,harta yang banyak dari jenis emas,perak,kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang.” (QS. Ali Imran:14)

Sidang Jum’at rahimakumullah.

Sungguh fitnah wanita sangat berbahaya dan dahsyat. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً هِيَ أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ. (متفق عليه

“Tidak kutinggalkan sesudah matiku suatu fitnah (ujian) yang lebih berbahaya bagi laki-laki dari fitnah wanita.” (Muttafaq alaih)

Fitnah dari wanita sangat banyak sekali ragamnya, antara lain dalam hal pakaian. Tak dapat dipungkiri bahwa jika seorang wanita keluar dari rumahnya tanpa menjaga auratnya, maka syetan akan menjadikan ia menarik pandangan mata lelaki. Tidak hanya satu laki-laki yang tergoda tetapi puluhan, ratusan dan bahkan lebih. Hal itulah yang menyebabkan jatuhnya akhlak kaum lelaki, sehingga sangat jorok. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا؛ قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا، وَإِنَّ رِيْحَهَا لَتُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَكَذَا. (رواه مسلم


“Dua manusia dari ahli Neraka yang belum ku lihat di zamanku, yaitu kaum yang membawa cemeti-cemeti seperti ekor sapi. Mereka memukul manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, berjalan berlenggak-lenggok kepala mereka seperti punuk unta yang condong., mereka tidak akan masuk Surga. Dan sesungguhnya bau Surga bisa tercium dari jarak yang sangat jauh” (HR.Muslim)

Wanita mempunyai sifat yang kurang mulia, antara lain: mudah mengeluh, suka menuntut, suka membicarakan orang lain(ghibah), kurang pandai berterimah kasih kepada suami. Seorang istri yang kurang puas terhadap kondisi ekonomi dan sosial yang telah diusahakan suaminya, sering kali tidak sabar dan mendesak suaminya untuk berbuat kolusi, korupsi, berkhianat, dan tindakan maksiat lainnya. Memang tidak semua wanita seperti itu, hanya wanita yang shalihahlah yang tidak melakukan seperti itu. Merekalah perhiasan dunia yang terbaik, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

اَلدُّنْياَ مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ. (رواه مسلم

“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim)

Maka bagi kita, haruslah berhati-hati dengan fitnah wanita dan wajib untuk mendidik istri, anak dan saudari-saudari kita agar menutup auratnya dan menjaga kehormatannya, sehingga dapat menjadi wanita yang shalihah.

Anak dapat membutakan orang tua dari kebenaran. Demi anak orang tua rela mengorbankan keimanannya,kejujurannya. Bahkan kadang kala mampu menjerat orang tua untuk bermalas-malasan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala, bakhil dalam berinfaq, bershadaqah, maupun zakat. Kepentingan sang anak dijadikan alasan atas kebakhilannya, kemalasan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala. Allah berfirman:

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah bagimu. Dan di sisi Allahlah pahala yang besar.” (QS. At-Thaghabun: 15)

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

اَلْوَلَدُ مَحْزَنَةٌ مَجْبَنَةٌ مَجْهَلَةٌ مُبْخَلَةٌ.

“Anak itu (dapat mendatangkan) kesedihan, rasa takut, kebodohan dan kebakhilan.” (HR. Ath-Tabrani, dishahihkan oleh Syekh Al-Albani)

Maka wajiblah bagi orang tua untuk bersabar dan istiqomah dalam menjaga anak sebagai amanat dari Allah Ta’aala.

Sidang Jum’at rahimakumullah.

Ketahuilah bahwa fitnah harta merupakan awal kebobrokan akhlaq manusia. Korban dari fitnah ini senantiasa haus dan lapar untuk menimbun harta. Ia membanting tulang siang malam untuk harta, tidak ada waktu untuk yang lain. Bahkan ia rela melepas kejujurannya, dan keimanannya untuk digadaikan demi harta. Kekayaan dan harta membuat ia lupa kepada Allah Ta’ala. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ. (حديث حسن رواه الترمذي

“Tiap umat mempunyai cobaan dan ujian sendiri-sendiri dan fitnah cobaan umatku adalah kekayaan harta.” (HR. Tirmidzi, sanadnya hasan disepakati oleh Adz-Dzahabi)

Sidang Jum’at rahimakumullah.

Selain fitnah syahwat, ada fitnah yang lain yang tak kalah berbahayanya, yaitu fitnah syubhat. Apakah fitnah syubhat itu?Yaitu fitnah atau ujian yang ditimbulkan dari sesuatu yang status halal haramnya. Hal ini sering menimpa orang-orang yang telah belajar dan menerima ilmu, tetapi tidak memahaminya dan tidak amanah . Dengan ilmunya yang minim, ia merasa telah mengetahui dien Islam, lalu memahaminya dengan seenaknya . Ia tidak tahu dimana kebenaran yang haq itu berada?.

Pendapatnya salah tetapi ia tidak tahu letak kesalahannya dan tidak mau menerima pendapat yang benar dari pihak lain. Yang halal dikatakan haram, yang sunnah dikatakan bid’ah. Ia menjadi fitnah bagi orang lain. Akibat dari fitnah syubhat adalah taqlid buta atau mengikuti pendapat orang lain tanpa ilmu. Taklid yang tidak diperbolehkan apabila mengikuti adat istiadat atau ajaran nenek moyang yang bertentangan dengan ketentuan dari Allah Ta’ala, mengikuti pendapat orang lain yang tidak mengetahui proporsionalitasnya (kebenarannya). Tetapi diperbolehkan mengikuti pendapat orang yang diketahui telah berusaha keras dan konsekwen dalam ketaatannya kepada Allah Ta’ala dan RasulNya. Hanya ketentuan Allah dan RasulNya yang layak dijadikan dalil dan hujah serta harus diikuti. Sungguh tidak ada pendapat manusia yang layak untuk didikuti kecuali pendapat Rasulullah. Malik bin Anas berkata :

لَيْسَ أَحَدٌ بَعْدَ النَّبِيِّ إِلاَّ يُؤْخَذُ مِنْ قَوْلِهِ وَيُتْرَكُ إِلاَّ النَّبِيَّ .

“Tidaklah seorangpun sepeninggal Nabi n yang patut diikuti perkataannya dan ditinggalkan, kecuali perkataan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ” (harus diikuti semuanya).

Maka marilah kita menimba ilmu dengan bersungguh-sungguh dan berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah dengan pemahaman para salafus shalih untuk selamat dari bahaya fitnah Syubhat.

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ، أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua


إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا. أَمَّا بَعْدُ؛

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

Saya mengajak para jama’ah dan diri saya sendiri untuk bertaqwa dan memerangi syetan yang senantiasa menggoda manusia dengan tipuan-tipuannya. Senjata yang bisa kita gunakan yaitu pertama: Keyakinan yang shahih berdasar Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah n. Inilah yang menghancurkan syubhat dan khayalan-khayalan kosong. Kedua; Kesabaran, dengan inilah kita dapat memberangus syahwat dan hawa nafsu. Allah berfirman:

“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pimpinan yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bersabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami”. (QS. As-Sajdah: 24)

Demikian khotbah Jum’at ini mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Ya Allah lindungilah kami dari segala macam bahaya, dan kesukaran, serta berilah kemudahan untuk mengatasi-nya.


إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.