Ulama adalah Pewaris Para Nabi

“Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kalian beberapa derajat, dan Dialah yang Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah:11)
Biografi Ulama Fatwa-fatwa Ulama Ulama Ahlul Hadits
Beliau adalah Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Ibrahim bin Fahd bin Hamad bin Jibrin.

Syaikh Ibnu Jibrin dilahirkan pada tahun 1352 H di salah satu perkampungan daerah al-Quwai’iyyah dan tumbuh berkembang di kota ar-Rin. Beliau mulai belajar pada tahun 1359 H sekalipun terlam-bat menyelesaikan studinya dari waktu yang semestinya karena tidak adanya madrasah tingkat lanjutan di sana. Akan tetapi, beliau dapat menekuni al-Qur’an saat berusia 12 tahun, belajar menulis dan kaidah imla’ secara tradisional. Kemudian beliau mulai menghafal al-Qur’an sehingga berhasil mengkhatamkannya pada tahun 1367 H. Sebelum itu, beliau sudah belajar dengan metode al-Qira’ah dasar-dasar ilmu dan beliau memulainya dari ayahnya, yaitu awal kitab al-Ajrumiyyah dalam ilmu Nahwu. Demikian juga, Matn ar-Rahbiyyah di dalam Ilmu Faraidh, kitab al-Arba’in an-Nawawiyyah di dalam Ilmu Hadits secara hafalan dan kitab ‘Umdah al-Ahkam di dalam Ilmu Fiqh dan berhasil menghafal sebagiannya. Setelah sempurna hafalan al-Qur’annya, be-liau mulai belajar dengan metode yang sama kepada guru beliau, Syaikh Besar Abdul Aziz bin Muhammad Abi Habib asy-Syatsri, setelah itu kepada Syaikh Shalih bin Muthlaq dan Syaikh Muhammad bin Ibrahim Ali Syaikh.

Dalam studi formal, beliau juga belajar dengan metode al-Qira’ah tersebut kepada sejumlah ulama seperti Syaikh Ismail al-Anshari, Syaikh Abdul Aziz bin Nashir bin Rasyid, Syaikh Hammad bin Majd al-Anshari, Syaikh Muhammad al-Baihani dan Syaikh Abdul Hamid Ammar al-Jaza’iri.

Pada jenjang Magister, beliau belajar dengan metode yang sama kepada banyak ulama besar seperti Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Humaid, Syaikh Abdurrazzaq Afifi (salah seorang ulama besar terkenal), Syaikh Manna’ al-Qaththan, Syaikh Umar bin Matrak rohimahullah, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Buhairi, Syaikh Muhammad Hijazi, pengarang buku ‘at-Tafsir al-Wadhih’ (dari Mesir), Syaikh Thaha ad-Dasuqi al-Arabi (dari Mesir juga) yang memiliki wawasan keil-muan yang luas, banyak melakukan penelitian dan menghafal disertai kefasihan dan pandai dalam ilmu Bayan, serta para ulama lainnya.

Beliau juga banyak menimba ilmu dari para syaikh lainnya da-lam studi non formal, di antaranya yang paling masyhur, yang mulia asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rohimahullah yang selalu beliau hadiri kebanyakan pengajiannya yang diadakan di al-Jami’ al-Kabir (Masjid Raya) di Riyadh. Juga, Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Muhaizi’ dan Syaikh Abdurrahman bin Muhammad bin Huwaimil.

Jabatan Dan Tugas Yang Pernah Diemban
Beliau pernah diutus ke perbatasan utara bersama para da’i lainnya pada awal tahun 1380 H atas perintah Raja Su’ud dan persetujuan dari Syaikh Muhammad bin Ibrahim serta diketuai oleh guru beliau, Syaikh Abdul Aziz asy-Syatsri n. Juga ikut, sebagian syaikh-syaikh yang lain, misi itu berlangsung selama empat bulan.

Beliau juga pernah diangkat sebagai pengajar pada Ma’had Imam ad-Da’wah pada bulan Sya’ban tahun 1381 H hingga tahun 1395 H.

Pada tahun 1395 H, beliau pindah ke Fakultas Syariah di Riyadh dan mengajar materi Matn at-Tadammuriyyah dan lainnya.

Pada tahun 1402 H pindah lagi ke Ri’asah al-Buhuts al-’Ilmiyyah Wa al-Ifta’ Wa ad-Da’wah Wa al-Irsyad (pimpinan pusat pengkajian ilmiah, penggodokan fatwa, dakwah dan penyuluhan) sebagai anggota Majlis Fatwa. Tepatnya, fatwa-fatwa lisan, via telepon, menulis fatwa-fatwa mendesak, penyelesaian pembagian masalah-masalah faraidh dan mengkaji fatwa-fatwa al-Lajnah ad-Da’imah (Lembaga Tetap) yang layak dipublikasikan serta membaca kajian-kajian yang disodorkan ke majalah untuk kelayakan penerbitannya atau tidak. Beliau masih tetap melakukan aktifitas ini hingga berakhirnya masa pengabdian beliau di Dar al-Ifta’.

Tugas-Tugas Lainnya

Syaikh Ibnu Jibrin melakukan banyak aktifitas dakwah yang beragam dalam skala harian atau mingguan seperti berkhuthbah, mengisi kajian, berceramah, berfatwa dan menjawab konsultasi-konsultasi.

Karya-Karya Tulisnya
Karya tulis pertamanya adalah berupa tesis yang diajukan untuk meraih gelar ‘Magister’ pada tahun 1390 H berjudul ‘Akhbar al-Ahad Fi al-Hadits an-Nabawy’ dan berhasil meraih prestasi ‘Istimewa’.

Karya-karya tulis lainnya:  
  • التدخين؛ مادته وحكمه في الإسلام
  • الجواب الفائق في الرد على مبدل الحقائق
  • الشهادتان؛ معناهما وما تستلزمه كل منهما
  • التعليقات على متن اللمعة
  • Disertasi Doktoral berjudul : تحقيق شرح الزركشي على مختصر الخرقي

 (Disertasi ini hanya terbatas pada awal syarah bab tentang Nikah dalam bentuk ‘Studi dan Analisis’).


Setelah menyelesaikan disertasi tersebut dan telah meraih gelar ‘Doktor’, beliau meneruskan studi dan analisis terhadap buku tersebut hingga selesai dan dicetak oleh percetakan perusahaan ‘al-’Ubaikan untuk penerbitan dan pendistribusian’ yang terdiri dari 7 jilid besar.

Belum lagi ditambah dengan berbagai risalah dan buletin yang dicetak beberapa kali dalam momentum-momentum tertentu seperti musim haji, Ramadhan dan lainnya.

Semoga Allah menganugerahkan penjagaanNya terhadap Syaikh kita ini dan menjadikan dirinya dan ilmunya bermanfaat bagi Islam dan kaum Muslimin.