ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ
Kajian Mukhtashar fii Khuluqil Muslim#9 | Oleh: Sulthan Bin Abdullah Al-‘Umary Hafidzahullah
Download Kitab: s-alamri.com
🎙| Bersama: Al Ustadz Abu Adib Hafidzahullah
🗓 | Hari/Tanggal: Rabu, 30 Rabi’ul Akhir 1447 / 22 Oktober 2025
🕰 | Waktu: ba'da maghrib - isya
🕌 | Tempat: Jajar Islamic Center Surakarta
Akhlak Seorang Muslim terhadap Orang Tua
Daftar Isi:
- Akhlak Seorang Muslim terhadap Orang Tua
- 1. Berbuat baik dan berbuat ihsan kepada keduanya, Allah Yang Maha Tinggi berfirman: ﴾ Dan Kami wasiatkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya ﴿ [Surah Al-Ahqaf: Ayat 15].
- 2. Berbicara dengan baik kepada keduanya, Allah Ta'ala berfirman: ﴾ Dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia﴿[Surah Al-Isra: Ayat 23], dan tidak meninggikan suara terhadap keduanya, Allah Ta'ala berfirman: ﴾Maka janganlah kamu mengatakan 'ah' kepada keduanya﴿ [Surah Al-Isra: Ayat 23].
- 3. Ketaatan kepada keduanya dalam hal yang bukan maksiat, Nabi ﷺ bersabda: 'Sesungguhnya ketaatan hanyalah dalam hal yang ma'ruf' (HR. Bukhari).
- 4. Memberi nafkah kepada keduanya ketika dibutuhkan, terutama jika mereka sudah tua.
- 5. Pemberian hadiah kepada mereka pada kesempatan tertentu maupun lainnya.
- 6. Tidak memanggil keduanya dengan nama mereka, melainkan dengan sebutan 'ayah', 'ibu', bahkan jika mereka kafir, Ibrahim 'alaihis salam' berkata kepada ayahnya yang kafir dengan (ya abati) – Wahai Ayahku.
- 7. Bersabar terhadap gangguan dari mereka, sebagaimana dalam hadits: (Berjuanglah terhadap mereka) diriwayatkan oleh Bukhari.
- 8. Mendoakan mereka dengan segala kebaikan.
- 9. Layani mereka dengan sebaik-baiknya sesuai kemampuanmu, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman: ﴾Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu di dunia﴿ [Surah Luqman: Ayat 15].
- 10. Sering mengunjungi mereka jika anak tidak tinggal bersama mereka.
- 11. Mendoakan mereka jika mereka telah meninggal, bersedekah untuk mereka, melaksanakan wasiat mereka, dan menjaga hubungan dengan teman serta orang-orang yang mereka cintai.
خُلُق المُسْلمِ مع الوالدين
Akhlak Seorang Muslim terhadap Orang Tua
Berbakti kepada orang tua tidak mengenal waktu, meskipun sudah meninggal dunia. Kita contoh Sa'ad bin Ubadah Radhiyallahu'anhu... Sa’ad adalah sahabat Nabi yang sangat berbakti kepada orang tua terkhusus ibundanya. Ia selalu memaksimalkan bakti kepada ibunya. Apapun ia lakukan demi ibunda tercinta.
Pada suatu saat, ajal menjemput ibunda. Sayang Sa’ad saat itu sedang tidak berada disampingnya. Hal tersebut dikarenakan Sa’ad sedang berperang bersama Rasul di perang Dumatul Jandal. Setelah usai, beliau mendatangi Rasulullah ﷺ dan mengisahkan. Dari Sa’ad bin ‘Ubadah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمَّ سَعْدٍ مَاتَتْ فَأَىُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ « الْمَاءُ ». قَالَ فَحَفَرَ بِئْرًا وَقَالَ هَذِهِ لأُمِّ سَعْدٍ
“Wahai Rasulullah, bahwasanya Ummu Sa’ad (ibundaku) meninggal dunia. Sedekah apakah yang afdal untuknya?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sedekah air.” Lantas Sa’ad pun menggali sumur untuk ibunya, lalu ia mengatakan, “Ini sumur untuk Ummu Sa’ad (ibundaku).” (HR. Abu Daud, no. 1681. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dhaif. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
١. برُّهما والإحسانُ لهُمَا، قالَ تعالَى: ﴿وَوَصَّيْنَا اَلْإِنسَنَ بِوَلِدَيْهِ إِحْسَنًا﴾ [سورة الأحقاف: آية ١٥].
1. Berbuat baik dan berbuat ihsan kepada keduanya, Allah Yang Maha Tinggi berfirman: ﴾ Dan Kami wasiatkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya ﴿ [Surah Al-Ahqaf: Ayat 15].
📃 Penjelasan:
kata إِحْسَنًا (ihsanan) dalam ayat Al-Qur'an ini berfungsi sebagai maf'ul mutlaq yang menekankan betapa pentingnya berbuat kebaikan kepada orang tua, sehingga maknanya menjadi lebih kuat dan istimewa dari sekadar kebaikan biasa. Kata ini menjadi penegas (ta'kid) dan menguatkan perintah untuk berbuat baik (ihsan) kepada kedua orang tua, menjadikannya bukan hanya sekadar kebaikan, tetapi kebaikan yang terbaik dan paling utama.
Contoh sederhananya, jika kita ingin ke rumah orang tua, maka buatlah keadaan yang istimewa, bawalah oleh-oleh yang terbaik, lepaskan segala pangkat dunia.
Contoh Ulama salaf dengan ibundanya, Haiwah bin Syuraih, seorang ulama besar dari Mesir yang dikenal sebagai ahli ibadah, ahli hadis terpercaya, dan seorang faqih (ahli fikih) dari generasi tabi' al-tabi'in. Kisahnya yang terkenal adalah saat ia sedang mengajar di majelis ilmu, tetapi ibunya memanggilnya untuk memberi makan ayam, dan ia pun patuh melayani ibunya sebelum kembali mengajar.
٢. الكلامُ الحَسنُ معهما، قالَ تعالى: ﴿وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا﴾[سورة الإسراء: آية ٢٣]، وعدمُ رفعِ الصوتِ عليهما، قال تعالى: ﴿فَلا تَقُل لَُّهمَا أُفٍ﴾ [سورة الإسراء: آية ٢٣].
2. Berbicara dengan baik kepada keduanya, Allah Ta'ala berfirman: ﴾ Dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia﴿[Surah Al-Isra: Ayat 23], dan tidak meninggikan suara terhadap keduanya, Allah Ta'ala berfirman: ﴾Maka janganlah kamu mengatakan 'ah' kepada keduanya﴿ [Surah Al-Isra: Ayat 23].
📃 Penjelasan:
Berbicara dengan baik kepada keduanya berarti menggunakan bahasa yang sopan, lemah lembut, dan penuh hormat, serta mendengarkan dengan sabar tanpa menyela atau membentak. Hindari kata-kata kasar atau nada tinggi, bahkan berkata uff atau ah pun sudah dikategorikan kasar.
Cara ini menunjukkan penghargaan dan dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan cara bicara dengan usia dan pemahaman mereka, serta menyampaikan pendapat dengan rendah hati.
Dari Abdullah bin Mubarak, ia berkata : Muhammad bin Munkadir berkata: ‘Semalam suntuk Umar (maksudnya saudaranya) shalat dan semalam suntuk ia memijat kaki ibuku, dan aku menginginkan malamku seperti malamnya. (Sifat Shafwah 2/143).
٣. طاعَتُهُمَا في غير المعصيةِ، قالَ صَلَّاله علَيهِوَسَلََّ: (إنما الطاعةُ في المَعْروف) رواه البخاري.
3. Ketaatan kepada keduanya dalam hal yang bukan maksiat, Nabi ﷺ bersabda: 'Sesungguhnya ketaatan hanyalah dalam hal yang ma'ruf' (HR. Bukhari).
📃 Penjelasan:
Kita mengetahui wajibnya berbakti kepada orang tua dan berbuat baik kepada mereka. Namun ketaatan kepada mereka tidak secara mutlak dalam seluruh perkara. Selama itu dalam ketaatan pada Allah atau masih dalam kebaikan, maka perintah mereka harus ditaati. Adapun jika mereka memerintahkan untuk berbuat syirik, maksiat dan bid’ah, maka tidak ada ketaatan kepada keduanya.
Allah Ta’ala berfirman :
وَإِن جَاهَدَاكَ عَلى أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفاً وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mentaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.“ (Luqman : 15)
Hak Allah tentu lebih diutamakan dan didahulukan daripada hak siapapun. Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat pada Al Khaliq (Sang Pencipta).
Berilah pengertian dengan cara yang ma’ruf jika keduanya belum mengenal sunnah atau masih awam.
٤. الإنفاقُ عليهِما عندَ الحاجَةِ، وخاصةً إذا كبرا.
4. Memberi nafkah kepada keduanya ketika dibutuhkan, terutama jika mereka sudah tua.
📃 Penjelasan:
Memberi nafkah kepada orang tua, terutama saat sudah lanjut usia dan membutuhkan, adalah kewajiban hukum dan moral bagi anak yang mampu.
Syarat utama untuk kewajiban ini adalah anak harus dalam kondisi berkecukupan setelah memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya, sementara orang tua tidak memiliki harta atau pekerjaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata bahwa ada seseorang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki harta dan anak. Namun orang tuaku membutuhkan hartaku. Rasulullah kemudian menjawab,
أَنْتَ وَمَالُكَ لِوَالِدِكَ إِنَّ أَوْلاَدَكُمْ مِنْ أَطْيَبِ كَسْبِكُمْ فَكُلُوا مِنْ كَسْبِ أَوْلاَدِكُمْ
“Engkau dan hartamu milik orang tuamu. Sesungguhnya anak-anakmu adalah sebaik-baik hasil usahamu. Makanlah dari hasil usaha anak-anakmu.” (HR. Abu Daud, no. 3530; Ahmad, 2: 214. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
٥. الإهداءُ لهُمَا في المناسَباتِ وغيرِها.
5. Pemberian hadiah kepada mereka pada kesempatan tertentu maupun lainnya.
📃 Penjelasan:
Memberi hadiah kepada orang tua dapat dilakukan pada kesempatan tertentu seperti hari raya, Ramadhan, maupun di waktu luang lainnya, sebagai bentuk rasa syukur dan bakti.
Hadiah bisa berupa materi (uang, barang) atau non-materi (waktu berkualitas, perhatian, bantuan). Intinya, pemberian hadiah sebaiknya tulus, ikhlas, dan disesuaikan dengan kebutuhan serta preferensi orang tua untuk mempererat hubungan keluarga.
Karena saling memberi hadiah akan meningkatkan kasih sayang.
٦. عدمُ مناداتِهما باسميهما، بل يا أبتِ، يا أمي، حتى لو كانًا كافرين قال إبراهيمُ عَلَيَهِ الصَّلاةُ وَالسَلَامُ لوالِدِه الكافرِ (يَا أَبَتِ).
6. Tidak memanggil keduanya dengan nama mereka, melainkan dengan sebutan 'ayah', 'ibu', bahkan jika mereka kafir, Ibrahim 'alaihis salam' berkata kepada ayahnya yang kafir dengan (ya abati) – Wahai Ayahku.
📃 Penjelasan:
Berbakti kepada orang tua, termasuk orang tua yang berbeda agama (kafir), tetap wajib dilakukan, namun ada pengecualiannya.
Seorang anak harus tetap berbuat baik dan menghormati orang tua dalam urusan duniawi, tetapi tidak boleh mengikuti perintah mereka jika bertentangan dengan keyakinan agama, seperti menyekutukan Allah ﷻ. Ingatlah : Bermuamalah baik dengan ortu adalah jalan menuju surga.
٧. الصبرُ على الأذى منهُما، وفِي الحديثِ (ففيهمَا فجَاهدْ) أخرجه البخاري.
7. Bersabar terhadap gangguan dari mereka, sebagaimana dalam hadits: (Berjuanglah terhadap mereka) diriwayatkan oleh Bukhari.
Untuk bersabar menghadapi gangguan dari orang tua, terapkan komunikasi yang santun, tetapkan batasan yang sehat, dan utamakan kesehatan mental Anda, sementara Anda tetap berupaya menunjukkan hormat dan kebaikan.
Caranya antara lain dengan mencari waktu yang tepat untuk berbicara, menolak dengan cara yang baik saat diperlukan, serta melakukan aktivitas yang dapat mengalihkan perhatian dari masalah yang ada.
٨. الدعاءُ لهُمَا بِكُلِّ خَیْر.
8. Mendoakan mereka dengan segala kebaikan.
📃 Penjelasan:
Derajat tinggi di surga karena istighfar anak-anaknya. Dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhuma, beliau berkata,
إن الله ليرفع ذرية المؤمن إليه في درجته و إن كانوا دونه في العمل ، لتقربهم عينه ، ثم قرأ : *( و الذين آمنوا و اتبعتهم ذريتهم بإيمان ) الآية ،ثم قال : و ما نقصنا الآباء بما أعطينا البنين “
“Allah mengangkat derajat anak cucu seorang mukmin setara dengannya, meskipun amal perbuatan anak cucunya di bawahnya, agar kedua orangtuanya tenang dan bahagia. Kemudian beliau membaca firman Allah yang artinya, “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan” ( AthThuur : 21) kemudian beliau berkata: dan kami tidak mengurangi dari bapak-bapak mereka apa yang kami berikan kepada anak mereka” [As-Silsilah Ash-Shahihah no.2490 5/495, Al-Maktabah As-Syamilah].
Ciri-ciri anak-anak yang shalih adalah mendoakan kedua orang tua. Ingatkan anak-anak akan hal ini agar menjadi terbiasa.
Anak keturunan yang shalih adalah salahsatu jalan untuk memperoleh pahala jariah, yaitu pahala yang terus mengalir meskipun seorang sedang berdiam tidak beramal atau sudah bersemayam di alam kubur. Nabi shalallahu alaihi wa sallam menjelaskan hal ini di dalam hadis yang sangat populer tentang pahala jariyah,
إذا مات الإنسان انقطع عنه عمله إلا من ثلاثة،إلا من صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له.
“Jika seorang wafat, seluruh amalannya terputus kecuali tiga : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakan orangtuanya.” (HR. Muslim)
٩. خدمتُهُمَا بِكُلِّ مَا تستطيعُ، قال تعالى: ﴿وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوفًا﴾ [سورة لقمان: آية ١٥].
9. Layani mereka dengan sebaik-baiknya sesuai kemampuanmu, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman: ﴾Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu di dunia﴿ [Surah Luqman: Ayat 15].
📃 Penjelasan:
Tidak ada tuntunan untuk mentaati manusia dalam hal maksiat kepada Allah. Namun berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua tetap menjadi kewajiban seorang anak. Ikutilah jalan orang-orang yang senantiasa bertaubat kepada-Ku, melakukan ketaatan dan senantiasa ikhlas.
Kalian semua wahai manusia akan kembali kepada-Ku, bukan kepada selain-Ku. Aku akan memberitahu kalian atas amal baik dan buruk yang kalian lakukan. Setiap orang akan aku beri balasan atas setiap perbuatan yang telah mereka lakukan.
Melayani orang tua dengan sebaik-baiknya sesuai kemampuan dapat dilakukan dengan cara mendoakan mereka, menjaga nama baiknya, menjalin silaturahmi dengan kerabatnya, bersedekah atas nama mereka, dan melunasi utang mereka jika ada. Selain itu, perlakukan orang tua dengan hormat, terutama saat usia lanjut, jangan berkata kasar atau membentak, melainkan ucapkan kata-kata yang mulia.
١٠. الإكثارُ مِن زيارتِهما إذا كانَ الابنُ لا يسكنُ معهم.
10. Sering mengunjungi mereka jika anak tidak tinggal bersama mereka.
📃 Penjelasan:
Seorang anak, meskipun telah berkeluarga, tetap wajib berbakti kepada kedua orang tuanya. Kewajiban ini tidaklah gugur bila seseorang telah berkeluarga.
Sering mengunjungi orang tua saat anak tidak tinggal bersama penting untuk menjaga hubungan, memberikan dukungan emosional, dan menunjukkan perhatian.
Jika tidak mampu, minimal beri perhatian dengan menelepon atau menyapa via daring.
١١.الترحّمُ عليهِما إذا ماتا والدعاءُ لهمَا بالمغفرة، والصدقةُ عنهما، وتنفيذُ وصاياهما، وصلةُ أصدقائِهما وأحبابهما.
11. Mendoakan mereka jika mereka telah meninggal, bersedekah untuk mereka, melaksanakan wasiat mereka, dan menjaga hubungan dengan teman serta orang-orang yang mereka cintai.
📃 Penjelasan:
Mendoakan, bersedekah untuk, melaksanakan wasiat, serta menjaga hubungan dengan teman dan kerabat orang tua adalah bentuk birrul walidain atau berbakti kepada orang tua yang telah meninggal. Tindakan ini menunjukkan rasa cinta dan bakti yang terus berlanjut, dan pahalanya akan mengalir kepada mereka di alam akhirat.
Bentuk-bentuk bakti kepada orang tua yang telah meninggal:
1. Mendoakan dan memohon ampunan: Mendoakan mereka secara rutin dan memohon ampunan Allah atas dosa-dosa mereka adalah salah satu bentuk bakti yang paling mulia.
2. Bersedekah atas nama mereka: Melakukan sedekah jariyah atau amal kebaikan lainnya dengan niat untuk orang tua akan terus mengalirkan pahala bagi mereka.
3. Melaksanakan wasiat dan janji: Menjalankan pesan atau wasiat yang belum ditunaikan oleh orang tua adalah kewajiban yang penting.
4. Menjaga hubungan dengan teman dan kerabat: Menyambung silaturahmi dan menjaga hubungan baik dengan teman-teman dan keluarga mereka yang masih hidup adalah bentuk penghormatan yang sangat dianjurkan.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم