بسم الله الرحمن الرحيم
🎙Bersama: Al Ustadz Fuad Efendi Lc.,M.H حفظه الله تعالى
📘 Materi : Termasuk Iman Kepada Allah; Sabar Dengan Takdir-Nya
🗓 Hari : Selasa, 4 Safar 1447 / 29 Juli 2025
🕰 Waktu: Ba'da Maghrib - Isya'
🕌 Tempat: Masjid Jajar Surakarta
Bab 35: Termasuk Iman Kepada Allah; Sabar dengan Takdir-Nya (Dalil ke-3 dan ke-4)
Telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya:
- Sabar kepada Takdir Allah ﷻ adalah bagian dari iman kepada Allah ﷻ dan merupakan cabang dari iman Kepada Allah ﷻ.
- Sabar adalah kesempurnaan tauhid.
- Tidak sabar kepada takdir Allah ﷻ adalah haram, dan akan mengurangi kesempurnaan tauhid.
- Dalil 1: Surat At-Taghabun ayat 11 tentang musibah dan keimanan dan dalil 2: HR.Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu tentang larangan mencela keturunan dan meratapi mayit.
- Iman adalah pekerjaan hati, ucapan dan amal perbuatan. Sabar adalah amalan, yaitu meninggalkan sesuatu (meratapi) dengan sengaja karena Allah ﷻ.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata:
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits marfu’, dari Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ الْخُدُوْدَ، وَشَقَّ الجُيُوْبَ، وَدَعَا بِدَعْوَى الجَاهِلِيَّةِ
“Tidak termasuk golongan kami orang yang memukul-mukul pipi, merobek-robek pakaian, dan menyeru dengan seruan orang-orang jahiliyah.”
Bukan dari kami maknanya pelakunya dosa besar yang tidak mengeluarkan dari islam.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu dalam Majmu Fatawa menjelaskan, Siapa yang diancam pelakunya dari neraka, disebut bukan termasuk golongan kami, dilaknat dan diancam dengan azab adalah pelaku dosa besar.
Syaikh Eid Al-Hilali menjelaskan bahwa maksud seruan orang-orang Jahiliyah adalah seruan orang-orang Arab ketika perang karena ashobiyah dan meratapi mayit (niyahah).
Makna yang kedua adalah secara umum, dalam konteks Islam merujuk pada ajakan atau seruan yang keluar dari nilai-nilai dan ajaran Islam, serta mengarah pada perilaku, pemikiran, atau sistem nilai yang berlaku pada masa jahiliyah (pra-Islam). Ini termasuk segala bentuk fanatisme golongan, ajakan untuk berpecah belah, serta mengutamakan nilai-nilai yang bertentangan dengan tauhid dan syariat Islam.
Beberapa contoh seruan jahiliyah adalah:
- Menyeru kepada fanatisme golongan atau hizbiyah, di mana seseorang lebih mengutamakan loyalitas kepada kelompoknya daripada kebenaran, maka tinggalkan seruan yang penggunaannya tidak Syar'i.
- Mengucapkan kata-kata celaan atau sumpah serapah yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti meratapi mayit dengan teriakan histeris.
- Menisbatkan diri pada nama-nama selain Islam atau nama-nama yang tidak disyariatkan dalam Islam.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata:
Diriwayatkan dari Anas sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ اللهُ لَهُ بِالْعُقُوْبَةِ فِيْ الدُّنْيَا، وَإِذَا أَرَادَ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافَى بِهِ يَوْمَ القِيَامَةِ
“Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba-Nya, maka Ia percepat hukuman baginya di dunia, dan apabila Ia menghendaki keburukan pada seorang hamba-Nya, maka Ia tangguhkan dosanya sampai ia penuhi balasannya nanti pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi dan Al Hakim).
Sisi pendalilan hadits ini adalah Allah ﷻ menyegerakan hukuman di dunia kemudian Allah ﷻ memberikan taufik kepadanya untuk bersabar. Ini menunjukan kecintaan Allah ﷻ kepadanya, dimana hamba diuji dan dia bersabar atas ujianya dan menjalaninya dengan syariat Allah, maka dia mendapatkan kebaikan atas kesabarannya.
Kebaikan yang ada pada hadits ini:
- Didahulukan hukumnya di dunia daripada akhirat.
- Diberi taufik untuk bersabar.
Maka, bersabar kepada musibah adalah tanda dicintai Allah ﷻ karena ini bagian dari ibadah dan itu merupakan bagian dari keimanan.
Yang menyebabkan sengsara di dunia dan di akhirat adalah akibat dosa-dosa yang dilakukan hamba. Dalam sebuah Hadis Qudsi, Allah Ta’ala berfirman,
يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَناَ أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً، فَاسْتَغْفِرُوْنِي أَغْفِرْ لَكُمْ
“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian semuanya melakukan dosa pada malam dan siang hari, padahal Aku Maha mengampuni dosa semuanya. Maka mintalah ampun kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni kalian.” (HR. Muslim)
Kita lebih memperhatikan penampilan lahiriah dibanding penampilan batin. Padahal dampak buruk kotornya hati, jauh lebih berbahaya dibanding dampak kotornya baju. Sebab akan terasa hingga di akhirat.
Perlu diketahui, bahwa sebagaimana noda di atas baju jika dibiarkan akan membandel. Begitu pula halnya saat noda dalam hati tidak segera dibersihkan. Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menjelaskan,
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ: {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}
“Jika seorang hamba melakukan satu dosa, niscaya akan ditorehkan di hatinya satu noda hitam. Seandainya dia meninggalkan dosa itu, beristighfar dan bertaubat; niscaya noda itu akan dihapus. Tapi jika dia kembali berbuat dosa; niscaya noda-noda itu akan semakin bertambah hingga menghitamkan semua hatinya. Itulah penutup yang difirmankan Allah, “Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka lakukan itu telah menutup hati mereka” (QS. Al-Muthaffifin: 14).” (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu. Hadits ini dinilai hasan sahih oleh Tirmidzi)
Maka pengaruh buruk dosa-dosa, akan menjauhkan dari hidayah.
وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَٰسِقِينَ
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (Quran Surat At-Taubah Ayat 24 )
Orang-orang yang berdosa akan menghabiskan waktunya dengan hal-hal yang sia-sia tanpa disadari.
Apabila Allah ﷻ menghendaki keburukan, maka Allah ﷻ akan menundanya hingga di akhirat. Maka, ini bahaya baginya, perlu tahu agar dosa-dosa bisa berguguran, antara lain dengan musibah.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم