Kategori Akhlak

Cara bergaul seorang hamba terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dan para manusia lainnya.
Kajian Islam

ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ

📗 | Kajian Zaad ad-Da'iyah Ilallah | Oleh: Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullahu
🎙| Bersama: Al Ustadz Didik Nugroho Hafidzahullah
🗓 | Hari/Tanggal: Rabu, 6 Jumadil Awwal 1447 / 29 Oktober 2025
🕰 | Waktu: ba'da maghrib - isya
🕌 | Tempat: Jajar Islamic Center Surakarta



Telah berlalu pembahasan mengenai Bekal ke Jalan Allah ﷻ dan Akhlak Seorang Da'i:

Kita semua adalah Da'i, masing-masing memiliki medan dakwah di tempat masing-masing. Maka, wajib membekali dirinya dengan :

1. Taqwa:

  • Hendaknya kita menjadi orang yang paling pertama mengajak kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.
  • Ikhlas karena Allah ﷻ dengan tujuan meninggikan kalimat Allah ﷻ. Jangan pedulikan dirinya menjadi seorang yang terkenal atau trainer, tanpa riya dan sum’ah.

2. Ilmu

  • Hendaknya Berilmu sebelum Mendakwahkan, yaitu menguasai materi dan hukumnya berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
  • Mengetahui objek yang akan didakwahi. Sampaikan materi dakwah sesuai mad'u.
  • Memahami cara menyampaikan sesuai kondisi.

3. Sabar dalam berdakwah.

  • Baik sabar dalam menjalankan ketaatan.
  • Sabar dari pengganggu dakwah.
  • Meniru dakwah Nabi ﷺ dan mengambil hikmah dari sejarah dakwah beliau.

Selanjutnya:

4. Akhlak (perangai) dan sifat (karakteristik) yang sepatutnya para da’i berperangai dengannya dan meniti di atasnya.

Seorang da’i haruslah berperangai dengan Akhlak yang mulia, dimana ilmunya tampak terefleksikan di dalam aqidah, ibadah, perilaku dan semua jalan hidupnya, sehingga ia dapat menjalankan peran sebagai seorang da’i di jalan Allâh.

Adapun apabila ia dalam keadaan sebaliknya, maka sesungguhnya dakwahnya akan gagal, sekiranya sukses maka kesuksesannya sedikit.

Wajib bagi da’i mengamalkan apa yang ia dakwahkan, baik berupa ibadah, mu’amalah, Akhlak dan suluk (sifat/karakter), sehingga dakwahnya diterima dan ia tidak termasuk orang yang pertama kali dilemparkan ke dalam neraka.

Wahai saudaraku, sesungguhnya ketika kita memperhatikan keadaan kita, kita dapati dalam realita bahwa kadang kala kita berdakwah mengajak kepada sesuatu namun kita tidak mengamalkannya.

Tidak ragu lagi bawa hal ini merupakan aib yang besar. Allohumma, melainkan ada pandangan yang merintangi antara kita dengan dirinya kepada sesuatu yang lebih baik, karena setiap tempat memiliki ucapan tersendiri.

Maka sesuatu yang utama, terkadang menjadi lebih diutamakan disebabkan oleh sejumlah hal yang menjadikannya lebih rajih (kuat) keutamaannya.

Oleh karena itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam mengajak kepada beberapa karakteristik namun acap kali pula beliau menyibukkan diri dengan sesuatu yang lebih penting darinya. Suatu saat beliau akan berpuasa sampai dikatakan beliau tidak akan berbuka, dan pada saat lain beliau akan berbuka sampai dikatakan beliau tidak akan berpuasa.

Wahai saudaraku, sesungguhnya aku sangat berkeinginan agar setiap da’i berperangai dengan akhlak yang pantas bagi seorang da’i, sehingga ia dapat menjadi seorang da’i yang sejati dan perkataannya dapat lebih mudah untuk diterima.

*****

5. Menghancurkan Penghalang Antara dirinya dengan Mad’u

Seorang da’i haruslah menghancurkan penghalang antara dirinya dengan manusia. Hal ini disebabkan karena banyak saudara-saudara kita para du’at, apabila melihat suatu kaum melakukan kemungkaran, mereka terlalu ghirah (cemburu/semangat) dan benci terhadap kemungkaran tersebut sehingga mereka tidak mau pergi menemui kaum tersebut dan menasehati mereka.

Hal ini adalah suatu kesalahan dan bukanlah termasuk hikmah sama sekali. Bahkan yang termasuk hikmah apabila anda pergi mendakwahi mereka, menyampaikan motivasi dan peringatan, dan janganlah anda sekali-kali mengatakan bahwa mereka adalah orang fasik dan tidak mungkin aku akan berjalan dengan mereka.

Apabila anda wahai da’i Muslim, tidak mau berjalan bersama mereka dan tidak mau pergi menemui untuk mendakwahi mereka, lantas siapa
yang bertanggung jawab terhadap mereka? Apakah salah seorang dari mereka yang mengambil tanggung jawab ini? Ataukah kaum yang tidak berilmu yang mengambil tanggung jawab ini? Sama sekali tidak!

Oleh karena itu sepatutnyalah seorang da’i mau untuk bersabar, dan hal ini termasuk kesabaran yang telah kami terangkan sebelumnya. Ia harus bersabar dan membenci perbuatan tersebut, namun ia tetap haruslah menghancurkan penghalang antara dirinya dan manusia sehingga ia menjadi mantap di dalam menyampaikan dakwahnya kepada mereka yang membutuhkan kepada dakwah. Adapun apabila ia bersikap congkak, maka ini menyelisihi apa yang dituntunkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam. Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam sebagaimana telah diketahui, beliau pernah pergi menemui kaum musyrikin di tempat kediaman mereka, menyeru mereka kepada Alloh. Hal ini telah disebutkan dari beliau bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda :

أَلَّا أَحَدَ يَحْمِلُنِي حَتَّى أُبَلِّغَ كَلَامَ رَبِّي فَإِنَّ قُرَيْشًا مَنَعَتْنِي أَنْ أُبَلِّغَ كَلَامَ رَبِّي

“Adakah salah seorang yang mau membawaku sehingga aku akan menyampaikan ucapan Rabb-ku, karena kaum Quraisy telah mencegahku dari menyampaikan ucapan Rabb-ku”

  • Dikeluarkan oleh al-Imam Ahmad (14510), (14511) dan (14708) dan Ibnu Hibban di dalam Kitabut Tarikh Bab Bad`ul Kholqi (6274).

Apabila sedemikian ini keteguhan Nabi, imam dan tauladan kita, Muhammad Shallallahu ’alaihi wa Salam, maka tentulah wajib pula bagi kita untuk meniru beliau di dalam dakwah ke jalan Alloh.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

  • Media
    Sarana belajar Agama Islam melalui video dan audio kajian dari Asatidz Indonesia yang bermanhaj salaf...
    Ebook
    Bahan bacaan penambah wawasan berupa artikel online maupun e-book yang bisa diunduh. Ebook Islami sebagai bahan referensi dalam beberapa topik yang insyaAllah bermanfaat.
  • image
    Abu Hazim Salamah bin Dînâr Al-A’raj berkata, “Setiap nikmat yang tidak mendekatkan kepada Allah, maka hal tersebut adalah ujian/petaka.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunyâ dalam Asy-Syukr Lillâh]
    image
    ‘Ammâr bin Yâsir radhiyallâhu ‘anhumâ berkata,“Ada tiga perkara, siapa yang mengumpulkannya, sungguh dia telah mengumpulkan keimanan: inshaf dari jiwamu, menebarkan salam kepada alam, dan berinfak bersama kefakiran.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry secara Mu’allaq dan Al-Baihaqy]

Share Some Ideas

Punya artikel menarik untuk dipublikasikan? atau ada ide yang perlu diungkapkan?
Kirim di Sini