Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Aqidah

بِسْـمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم

📚┃Materi : Syarah Kitab Riyadush Shalihin.
🎙┃ Pemateri : Ustadz Abu Nafi' Sukadi, hafizhahullahu Ta'ala.
🗓┃ Hari, Tanggal : Jumat [Sebelum Maghrib], 22 Agustus 2025 M / 28 Safar 1447
🕌┃Tempat : Masjid AL-Qomar - Jl. Slamet Riyadi no. 414 A, Purwosari Solo



 Daftar Isi:

٢١٧- باب وجوب صوم رمضان وبَيان فضل الصيام وَمَا يتعلق بِهِ

Bab-27: Hukum Wajib Puasa di Bulan Ramadhan dan Penjelasan Keutamaan Puasa serta Hal-hal yang Berhubungan Dengannya

قَالَ الله تَعَالَى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ} إِلَى قَوْله تَعَالَى: {شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ} الآية [البقرة: ١٨٣- ١٨٥] .

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. - (QS. Al-Baqarah ayat 183-185)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam berpuasa hari Asyura sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan. Bahkan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa salam berpuasa Asyura di Mekkah sebelum hijrah ke Madinah.

Pada tahun kedua dari Hijrah, pada malam kedua dari Sya’ban, Allâh Azza wa Jalla mewajibkan puasa atas kaum Muslimin; dengan firman-Nya surat Al-Baqarah ayat 183.

وَأما الأحاديث فقد تقدمت في الباب الَّذِي قبله.

Adapun hadits-hadits dalam bab ini, telah disebutkan pada bab sebelumnya.

*****

Hadits ke-1/1215: Berbagai Keutamaan Puasa

١/١٢١٥- وَعنْ أَبي هُريرة رضِي اللَّه عنْهُ، قَالَ: قَالَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "قَالَ اللَّه عَزَّ وجلَّ: كُلُّ عملِ ابْنِ آدَمَ لهُ إِلاَّ الصِّيام، فَإِنَّهُ لِي وأَنَا أَجْزِي بِهِ. والصِّيام جُنَّةٌ فَإِذا كَانَ يوْمُ صوْمِ أَحدِكُمْ فَلاَ يرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، فَإِنْ سابَّهُ أَحدٌ أَوْ قاتَلَهُ، فَلْيقُلْ: إِنِّي صَائمٌ. والَّذِي نَفْس محَمَّدٍ بِيدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائمِ أَطْيبُ عِنْد اللَّهِ مِنْ رِيحِ المِسْكِ. للصَّائمِ فَرْحَتَانِ يفْرحُهُما: إِذا أَفْطرَ فَرِحَ بفِطْرِهِ، وإذَا لَقي ربَّهُ فرِح بِصوْمِهِ" متفقٌ عَلَيْهِ. وهذا لفظ روايةِ الْبُخَارِي.

وفي روايةٍ لَهُ:"يتْرُكُ طَعامَهُ، وَشَرابَهُ، وشَهْوتَهُ، مِنْ أَجْلي، الصِّيامُ لي وأَنا أَجْزِي بِهِ، والحسنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا".

وفي رواية لمسلم:"كُلُّ عَملِ ابنِ آدَمَ يُضَاعفُ الحسَنَةُ بِعشْر أَمْثَالِهَا إِلى سَبْعِمِائة ضِعْفٍ. قَالَ اللَّه تَعَالَى: إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وأَنا أَجْزي بِهِ: يدعُ شَهْوتَهُ وَطَعامَهُ مِنْ أَجْلي. لِلصَّائم فَرْحتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، فَرْحةٌ عِنْدَ لقَاء رَبِّهِ. ولَخُلُوفُ فيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ ريحِ المِسْكِ".

1215. Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu ia menuturkan: "Rasulullah bersabda: Allah ﷻ berfirman: "Semua amal perbuatan anak Adam untuk dia kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai. Apabila seseorang antara kamu berpuasa, janganlah berkata cabul dan berteriak-teriak. Jika seseorang mencaci maki atau mengajak bertengkar, maka katakan: Sesungguhnya aku sedang berpuasa. Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu adalah lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi. Bagi orang berpuasa dua kegembiraan yang dirasakan, yaitu kegembiraan ketika berbuka puasa dan kegembiraan karena bertemu dengan Rabbnya." (Muttafaq alaihi)

Lafazh ini riwayat al-Bukhari. Di dalam suatu riwayat lainnya milik al-Bukhari: "Dia meninggalkan makanan, minuman, dan syahwatnya karena aku. Puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang membalasnya. Setiap satu kebaikan akan dibalas sepuluh kali lipatnya."

Dalam riwayat Muslim: "Semua amal anak Adam dilipatgandakan. Satu kebajikan dibalas sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipatnya. Allah taala berfirman: Kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk Aku, dan Akulah yang membalasnya. Dia meninggalkan syahwatnya dan makanannya karena Aku. Bagi orang berpuasa dua kegembiraan. Satu kegembiraan ketika dia berbuka puasa dan kegembiraan lainnya ketika dia bertemu Rabbnya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari pada bau minyak kesturi."

📃 Pengesahan Hadits:

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari (IV/118-Fathul Bari) dan Muslim dan Muslim (1151) (163). Riwayat kedua di dalam al-Bukhari (IV/103 -Fathul Bâri). Riwayat ketiga di dalam Muslim (1151) (164).

📃 Kosa Kata Hadits

- Makna جُنَّةٌ : Benteng, pelindung dari api Neraka atau kemaksiatan.
- Makna الرفث: Ucapan kotor dan keji.
- Makna الصحب: Bertengkar dan berteriak.
- Makna خلوف: Perubahan bau mulut.

🏷 Fiqhul Hadits:

  1. Pahala puasa tanpa batas. Selain puasa, Tauhid memiliki pahala yang tanpa batas (Hadits bithaqah). Demikian juga akhlak, pemaaf pahalanya tanpa batas (QS. Asy Syura: 40).

Allah ta`ala menjamin balasan puasa seseorang (dengan balasan hanya diketahui oleh istimewa). Hal itu dikarenakan puasa merupakan suatu ibadah yang hamba dan Rabbnya. Apa pun yang berhubungan dengan ibadah puasa, baik ukuran keikhlasan hamba kepada Rabbnya, diterimanya ibadah ini oleh Allah ﷻ , maupun ukuran jerih payah hamba dalam melaksanakannya, hanya Allah yang mengetahuinya. Oleh karena itu, semua amalnya mempunyai pahala tertentu, yang kemudian dilipatgandakan sampai tujuh ratus kali lipatnya, kecuali puasa. Sebab, pahala puasa itu tidak terbatas hitungan pahalanya.

  1. Puasa adalah benteng, sebagai pelindung dari api Neraka dan dosa-dosa yang menjerumuskan ke dalam api Neraka, serta penghalang dari perbuatan-perbuatan yang diharamkan syariat.
  2. Puasa yang ikhlas karena mengharapkan ridha Allah, akan melatih dan mendidik diri untuk taat serta membiasakan diri untuk bersabar terhadap penyakit dan gangguan.
  3. Mengajari umat manusia untuk berhenti pada garis-garis Larangan Allah sehingga tidak ada orang yang melanggarnya.
  4. Boleh memberitahukan amal ketaatan kepada orang lain apabila dapat membuahķan kemaslahatan atau untuk menolak keburukan, Misalnya, ucapan orang yang berpuasa: "Sesungguhnya aku sedang berpuasa." Ucapan ini dipergunakan untuk menghindari kata-kata makian seseorang atau ajakan untuk bertengkar. Dikatakan pula, ucapan orang yang berpuasa hanya diucapkan dalam hatinya, agar tidak melayani untuk makian atau terjerumus dalam pertengkaran kuat, lebih shahih, dan lebih lugas. Sebab, secara mutlak istilah dengan pihak kedua. Pendapat pertama adalah pendapat yang lebih kuat, lebih shahih dan lebih lugas. Sebab secara mutlak istilah ucapan berarti ucapan mulut. Jika dimaksudkan adalah "ucapan batin" berarti maksud itu muqayyad (dibatasi), seperti sabda "ucapan" itu adalah ucapan mulut. Seperti sabda Rasulullah ﷺ di dalam hadits Abu Hurairah muttafaq 'alâ shihatih (tidak disepakati keshahihannya).

إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ عَنْ أُمَّتِي مَا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا، مَا لَمْ تَعْمَلْ أَوْ تَتَكَلَّمْ

"Sesungguhnya Allah memaafkan umatku terkait apa yang terlintas dalam hati mereka, selama ia tidak melakukan ataupun mengungkapnya."

Berdasarkan hadits ini, maka jelaslah, maksud istilah "ucapan" tersebut adalah perkataan yang terdengar oleh telinga, yakni yang diucapkan dengan suara dan huruf. Wallahuta'ala a'lam.

  1. Orang yang berpuasa atau orang yang sedang beribadah, apabila merasa gembira karena ibadahnya, maka kegembıraannya itu tidak mengurangi pahalanya sedikit pun di akhirat kelak.

Karena hakekat ibadah adalah kebahagian, Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 97:

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

  1. Kegembiraan yang sempurna didapatkan ketika bertemu dengan Allah, yakni ketika orang-orang yang sabar dan yang berpuasa diberikan pahalanya secara utuh tanpa dibatasi oleh hitungan.

فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا

Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.

  1. Ada perbedaan pendapat di antara para ulama mengenai kalimat: "Sungguh, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah ﷻ daripada bau minyak kesturi." Apakah ini di dunia ataukah di akhirat?

Pertanyaan ini dijelaskan oleh al-Allamah Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dengan jawaban yang sangat indah dalam kitabnya al-Wabilush Shayyib. Dan penjelasan ini berujung pada keputusan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan: "Masalah ini dapat dipecahkan bahwasanya pemberitahuan Nabi : "Bau harum itu di hari Kiamat". Alasannya adalah, Kiamat merupakan waktu terungkapya pembalasan semua amal perbuatan manusia dan motif-motifnya (niatnya), baik amal kebajikan maupun amal keburukan. Pada waktu itulah bau mulut orang yang berpuasa terungkap harum sebagaimana harumnya minyak kesturi kepada semua makhluk. Hal ini sebagaimana terungkapnya bau darah orang yang terluka dalam membela agama Allah dengan aroma minyak kesturi pula. Maka di hari Kiamat kelak, yang maya menjadi nyata dan jelas sekali, terlukis di wajah-wajah mereka, sebagaimana bau busuk dan hitam pekatnya wajah orang-orang kafir.

*****

Hadits ke-2/1216: Ahli Ibadah Masuk Surga Sesuai Jenis Amalannya

٢/١٢١٦- وعنهُ أَنَّ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ: "مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَين في سَبِيلِ اللَّهِ نُودِيَ مِنْ أَبْواب الجَنَّةِ: يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ، فَمَنْ كَان مِنْ أَهْلِ الصَلاةِ دُعِي منْ بَابِ الصَّلاةِ، ومَنْ كانَ مِنْ أَهْلِ الجِهَادِ دُعِي مِنْ بَابِ الجِهَادِ، ومَنْ كَانَ مِنْ أَهْل الصِّيامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ ومنْ كَانَ مِنْ أَهْل الصَّدقَة دُعِي مِنْ بَابِ الصَّدقَةِ"

“Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang hartanya di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Allah, inilah kebaikan.’ Maka orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.”

قَالَ أَبُو بكرٍ رَضِيَ اللَّه عَنْهُ: بأَبي أَنت وأُمِّي يَا رسولَ اللَّه مَا عَلى مَنْ دُعِي مِنْ تِلكَ الأَبْوابِ مِنْ ضَرُورةٍ، فهلْ يُدْعى أَحدٌ مِنْ تلك الأَبْوابِ كلِّها؟ قال:"نَعَم وَأَرْجُو أَنْ تكُونَ مِنهم "متفقٌ عَلَيْهِ.

Ketika mendengar hadits ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus Anda wahai Rasulullah, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka.” (HR. Bukhari no. 1897, 3666 dan Muslim no. 1027)

📃 Pengesahan Hadits

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (IV/111—Fathul Bari) dan Muslim (1027).

💡 Kandungan Hadits:

  1. Keterangan bahwa Surga mempunyai pintu-pintu yang dijaga para Malaikat.
  2. Perbuatan ketaatan terbagi-bagi atas pintu-pintu ini.
  3. Di antara para hamba ada yang dipanggil dari semua pintu ini.
  4. Penegasan tentang keutamaan Abu bakar Radhiyallahu’anhu.

*****

Hadits ke-3/1217: Pintu Surga Ar-Rayyan bagi Orang yang Berpuasa

٣/١٢١٧- وعن سهلِ بنِ سعدٍ رضي اللَّه عنهُ عن النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "إِنَّ فِي الجَنَّة بَاباً يُقَالُ لَهُ: الرَّيَّانُ، يدْخُلُ مِنْهُ الصَّائمونَ يومَ القِيامةِ، لاَ يدخلُ مِنْه أَحدٌ غَيرهُم، يقالُ: أَينَ الصَّائمُونَ؟ فَيقومونَ لاَ يدخلُ مِنهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فإِذا دَخَلوا أُغلِقَ فَلَم يدخلْ مِنْهُ أَحَدٌ" متفقٌ عَلَيْهِ.

Sahl -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi ﷺ, bahwa beliau bersabda, "Sesungguhnya di surga ada satu pintu bernama ar-Rayyān. Pada hari Kiamat kelak, orang-orang yang berpuasa akan masuk dari pintu itu. Tidak ada seorang pun yang masuk selain mereka. Dikatakan, 'Di manakah orang-orang yang berpuasa?' Lantas mereka berdiri, tidak ada seorang pun selain mereka yang masuk dari pintu itu. Jika mereka telah masuk, pintu itu pun ditutup, sehingga tidak ada seorang pun yang masuk dari pintu itu setelahnya." [Sahih] - [Muttafaq 'alaihi] - [Sahih Bukhari - 1896]

📃 Pengesahan Hadits

Hadits ini dikeluarkan oleh al-Bukhari (IV/111—Fathul Bari), dan Muslim (1152).

📃 Kosa Kata Hadits

Makna الرَّيَّانُ : Nama satu pintu dari pintu-pintu Surga. Pintu itu khusus untuk orang yang berpuasa. Lafazhnya sesuai dengan maknanya, karena kata “ar-Rayyan" diambil dari kata dasar ar-riyy (maknanya, kenyang minum) sesuai dengan keadaan orang-orang yang berpuasa. Di sini hanya disebutkan kenyang minum tanpa kenyang makan (asy-Syab'u), sebab kata “kenyang minum” sudah mencakup makna kenyang makan. Telah diketahui pula bahwa menanggung dahaga lebih berat daripada lapar. Wallahu a'lam.

💡 Kandungan Hadits

  1. Allah ﷻ mengistimewakan satu pintu khusus bagi orang-orang yang berpuasa dari pada pintu-pintu Surga lainnya. Apabila orang-orang yang berpuasa telah masuk, pintu tersebut pun dikunci.
  2. Barang siapa memasuki pintu ar-Rayyan, maka selamanya dia tidak akan merasa haus.

*****

Hadits ke-4/1218: Keutamaan Berpuasa di Jalan Allah ﷻ

٤/١٢١٨- وعَنْ أَبي سَعيدٍ الخُدْريِّ رَضيَ اللَّه عنهُ قال: قالَ رسولُ اللَّهِ: "مَا مِنْ عبْدٍ يصُومُ يَوماً في سبِيلِ اللَّه إِلاَّ باعَدَ اللَّه بِذلك اليَومِ وجهَهُ عَن النَّارِ سبعينَ خرِيفاً" متفقٌ عليه.

Abu Sa'īd Al-Khudriy -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, "Siapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah, maka Allah akan jauhkan wajahnya dari neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun." - [Sahih] - [Muttafaq 'alaihi] - [Sahih Muslim - 1153]

📃 Pengesahan Hadits

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (VI/ 47—Fathul Bari) dan Muslim (1153).

📃 Kosa Kata Hadits

Makna الخريف: Tahun.

💡 Kandungan Hadits

  1. Anjuran untuk mengerjakan puasa sunnah.
  2. Penjelasan puasa sunnah yang dilakukan karena Allah ﷻ.
  3. Barang siapa mampu berpuasa ketika berjihad, maka sebaiknya dia berpuasa agar memperoleh dua keutamaan.
  4. Rasulullah ﷺ menyebutkan kata-kata al-kharif (yaitu musim gugur) karena musim gugur merupakan musim yang paling indah, yakni musim ketika buah-buahan dipetiknya.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم