Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Islam

ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ

Kajian Islam Ilmiah, bersama:
👤 Syaikh DR. Ali Abu Haniyah (حَفِظَهُ الله تعالى) - (Da’i dari negeri Palestina, Murid Syaikh Ali Hasan Al-Halabi rahimahullah)
🎙 Penerjemah: Ustadz Abdul Aziz Luthfi, Lc M.Hum
📖 Tema :  "Sebab - Sebab Keamanan Negeri"
🗓 Ahad, 10 Agustus 2025 M
🕰 Ba'da Maghrib-selesai
🕌 Masjid jami' Ponpes Imam Bukhari - JL. Solo-Purwodadi km.8 Selokaton, Gondangrejo, Karanganyar

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

أَمَّا بَعْدُ : فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ﷺ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى نَبِيِّنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْنِ

Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah. Kami memujinya. Kami memohon pertolongan kepadaNya. Kami juga memohon ampunan dan bertaubat kepadaNya. Kami berlindung kepada Allah dari kejelekan jiwa kami dan keburukan amal perbuatan kami.

Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Demikian pula, barangsiapa yang Allah sesatkan maka tiada satu pun yang bisa memberi hidayah kepadanya.

Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata tanpa ada sekutu bagiNya.

Anak-anakku di Ponpes Imam Bukhari dan kaum muslimin, Beliau memberitahukan bahwa beliau sangat berbahagia berada di tengah-tengah kaum muslimin di Solo.

Beliau memperkenalkan diri dari Palestina dan kita dari Indonesia, tetapi kita diciptakan untuk saling mengenal dan bersaudara.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang shahih,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586)

Tema pada malam hari ini adalah tentang nikmat aman di negeri-negeri, pentingnya nikmat aman dan sebab-sebab mendapatkannya.

Ketika saya ingin menyampaikan materi ini, saya seperti apa yang disampaikan ahli hikmah: tidak ada yang merasakan beratnya rasa rindu seperti yang dirasakan orang-orang yang merasa rindu, karena kami di Palestina tidak diberikan nikmat aman, sementara kalian di Indonesia diberikan nikmat aman. Karena nikmat aman merupakan nikmat yang sangat agung, diimpikan oleh semua orang dan diusahakan oleh setiap kelompok.

Untuk menghasilkan nikmat aman ini, banyak pasukan dan harta yang disiapkan, dan banyak kegiatan diplomasi dan kegiatan politik, agar mendapatkan nikmat aman.

Demi nikmat ini, banyak pertikaian dan pertempuran yang terjadi dalam sejarah umat manusia, dan tidak sedikit diantara mereka yang melupakan rasa nikmat aman.

Bagaimana tidak, kita menginginkan nikmat aman, sementara Abul anbiya Ibrahim alaihissalam ketika berdo'a meminta nikmat Allah ﷻ berupa nikmat aman di tempat yang mulia.

Nabi Ibrahim alaihissalam tatkala meninggalkan Ismail di kota Mekah berdo'a dua kali:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا ٱلْبَلَدَ ءَامِنًا وَٱجْنُبْنِى وَبَنِىَّ أَن نَّعْبُدَ ٱلْأَصْنَامَ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. [Surat Ibrahim Ayat 35]

رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

"Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri yang aman, dan berilah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya, yaitu orang yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.".  [Al-Baqarah ayat 126].

Dalam do'a tersebut nabi Ibrahim alaihissalam terlebih dahulu meminta nikmat aman sebelum meminta buah-buahan, ini menandakan pentingnya nikmat aman di atas nikmat lainnya.

Tahukah anda wahai kaum muslimin, kenapa nikmat aman adalah nikmat yang paling penting di antara nikmat yang lainnya? Karena semua manusia tidak akan merasakan nikmat dalam hidupnya tanpa adanya nikmat aman, manusia tidak bisa menikmati harta dan apapun yang ada di dunia ini tanpa adanya nikmat aman.

Sebagian ulama zaman dahulu, ketika ditanya tentang nikmat yang paling utama diantara nikmat aman dan kesehatan, mereka menjawab nikmat aman itulah yang paling utama.

Apa bukti hal tersebut? Apabila seekor domba yang patah kakinya dia akan sembuh lama kelamaan setelah berjalannya waktu diberi makan dan minum, akan tetapi jika domba tersebut ditempatkan di situ ada serigala, dia tidak bisa makan dan minum, maka dia hanya akan memikirkan mati saja.

Hal itu karena dampak negative dari rasa takut lebih besar dari pada dampak negative kehilangan kesehatan. Rasa takut adalah penyakit hati, jika rasa takut timbul maka dia akan terus memikirkan keselamatan keluarga dan hartanya.

Akan saya sebutkan dua contoh kontemporer tentang itu:

  1. Gejolak di negeri Arab (Ar-Rabi' Al-Arabi) Hal ini telah menghancurkan ketenangan dan rasa aman di negeri Islam, menghancurkan ketenangan di keluarga-keluarga Islam.
  2. Luka mendalam yang dirasakan setiap muslim di Ghaza Palestina. Demi Allah ﷻ, sesungguhnya mereka jika hari ini dikasih seribu dollar, tidak akan ada rasa kebahagiaan karena tidak ada rasa aman.

Akan saya sampaikan kesulitan saudara-saudara kita disana, semoga Allah ﷻ segera memberikan nikmat aman di sana.

Lihatlah apa yang telah Allah ﷻ sampaikan dalam Al-Qur’an, dalam Surat Al-‘Ankabut Ayat 67:

أَوَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّا جَعَلْنَا حَرَمًا ءَامِنًا وَيُتَخَطَّفُ ٱلنَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْ ۚ أَفَبِٱلْبَٰطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ ٱللَّهِ يَكْفُرُونَ

Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah ﷻ?

Dalam Surat At-Tin Ayat 3:

وَهَٰذَا ٱلْبَلَدِ ٱلْأَمِينِ

Dan demi kota (Mekah) ini yang aman,

Allah ﷻ juga telah mengaruniakan dua nikmat aman kepada kaum Saba'. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Saba’ Ayat 15:

لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ

Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".

Dan juga dalam ayat 18:

سِيرُوا۟ فِيهَا لَيَالِىَ وَأَيَّامًا ءَامِنِينَ

Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman.

Namun, tatkala mereka berpaling dari Allah ﷻ, mereka kehilangan nikmat aman tersebut, Allah ﷻ datangkan bencana dan hilangnya nikmat di kebun-kebun mereka.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Saba Ayat 16:

فَأَعْرَضُوا۟ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ ٱلْعَرِمِ وَبَدَّلْنَٰهُم بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَىْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَىْءٍ مِّن سِدْرٍ قَلِيلٍ

Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr.

Nabi ﷺ juga mengabarkan kepada kita akan besarnya nikmat aman. Dari Ubaidullah bin Mihshan al-Khatmi bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

“Barangsiapa di antara kalian yang pada pagi harinya merasa aman di tempat tinggalnya, sehat tubuhnya, dan memiliki makanan yang cukup untuk hari itu, maka seolah-olah dunia dan segala isinya telah diberikan kepadanya.” (HR. Tirmizi)

Dalam hadits tersebut Rasulullah menjelaskan hakikat nikmat dunia yang hanya bersumber dari tiga hal: nikmat aman, sehat dan cukup makan untuk hari itu, selebihnya tidak bernilai apa-apa.

Maka, sebuah kesalahan yang sangat fatal, jika suatu negeri mengabaikan nikmat tersebut. Lihatlah negeri-negeri yang tidak memiliki rasa aman.

Karena anda berada di negeri yang aman, anda dapat merasakan nikmat shalat, bisa melakukan puasa, menunaikan zakat dan pergi haji. Dengan rasa aman anda bisa pergi ke masjid, bisa menuntut ilmu, menghafal Al-Qur’an dan bisa membersamai anak-anak dan isteri kalian di rumah.

Saya sebutkan tiga contoh akan pentingnya nikmat aman. Dua pada masa lampau dan satu kontemporer:

  1. Negeri Andalus, diakhir kejayaan kaum muslimin. Pada saat itu kaum salibis memiliki kekuatan yang besar dan melarang kaum muslimin untuk memasang pintu di rumah-rumah mereka, sehingga kaum muslimin tidak bisa melaksanakan shalat karena kaum salibis bisa kapan saja masuk ke rumah kaum muslimin disaat mereka shalat. Ini contoh kaum muslimin, kesulitan dalam melaksanakan shalat.
  2. Contoh kedua dalam masalah menghafal Al-Qur’an, disaat Soviet berkuasa, mereka melarang kaum muslimin menghafal Al-Qur’an sampai mereka menggali tanah untuk menyimpan Al-Qur’an mereka.
  3. Di Ghaza, yang terjadi sekarang mereka tidak bisa shalat Jum’at, karena tidak ada masjid dan takut di bantai disaat mereka berkumpul untuk melaksanakan shalat Jum’at.

Begitu juga di sisi barat, mereka tidak bisa melaksanakan shalat Jum’at dan beliau banyak ditanya apa yang bisa kami lakukan, Syaikh menjawab agar mereka shalat dzuhur sebagai pengganti shalat Jum'at agar tidak terjatuh ke dalam dosa besar.

Untuk itu, wahai kaum muslimin, bersyukurlah atas nikmat aman ini, dengan jumlah yang banyak bisa melaksanakan shalat berjama'ah dan beramal shalih, lihatlah mereka yang tidak merasakan nikmat ini, dan jagalah terus nikmat ini agar jangan sampai nikmat aman ini hilang dengan melakukan sebab-sebab yang menjadikan negeri kita aman, yang akan kami sampaikan berikut ini.

Dan wajib kita bahas pula sebab-sebab mendapatkannya nikmat aman, agar kaum muslimin merasakan nikmat tersebut. Karena jika tidak ada rasa aman, akan muncul orang-orang yang jahat seperti begal, perampok dan itu sering terjadi di negeri kaum muslimin.

1. Merealisasikan Tauhid.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-An’am Ayat 82:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَلَمْ يَلْبِسُوٓا۟ إِيمَٰنَهُم بِظُلْمٍ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Imam Bukhari berkata dari Abdullah, dia berkata, ”Ketika ayat ini turun: (dan mereka tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman) lalu para sahabat beliau berkata, "Siapakah di antara kita yang tidak menzalimi diri sendiri?" Lalu turunlah ayat:

إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar (Surah Luqman: 13)

Maka, semakin kuat tauhid kaum muslimin, akan semakin aman yang dirasakan, dan semakin lemah tauhid maka semakin lemah tingkat keamanan, maka wahai kaum muslimin, teruslah kalian mempelajari tauhid jangan sampai lengah dan menerapkannya dalam kehidupan kalian.

2. Iman kepada Allah ﷻ

Allah ﷻ berfirman dalam Surat An-Nur Ayat 55:

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

3. Melakukan amal shalih dan ketaatan seperti dijelaskan dalam ayat di atas.

4. Meninggalkan maksiat sejauh-jauhnya.

Seperti dalam sebuah syair:

Jauhilah maksiat, karena jika kamu bermaksiat maka akan Allah ﷻ cabut kenikmatan yang kamu dapatkan.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

Mohon maaf, pada poin ini video terputus, karena youtube Ponpes Imam Bukhari, memprivate video recording. Inshallah akan kami sambung kembali jika kami dapatkan medianya.

Semoga dapat diambil faedahnya. Baarokallohufiikum.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم