Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Aqidah

بسم الله الرحمن الرحيم

📚┃Materi:"Al Qaul Al Mubin fi Huquqi An Nabiyyil Amin"
✍🏼┃Karya: Ustadz Mohammad Alif, Lc Hafidzahullah
🎙┃Pemateri: Ustadz Mohammad Alif, Lc Hafidzahullah (Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhari)
🗓┃Hari & Tanggal: Hari Jum'at, 22 Agustus 2025/ 28 Shafar 1447 H
🕰┃Waktu: Ba'da Maghrib - Isya'
🕌┃Tempat: Masjid Al-Qomar - Jl. Slamet Riyadi No. 414 Rel Bengkong Purwosari, Solo, Jawa Tengah 57142


 


Telah berlalu pembahasan mengenai hak-hak Nabi ﷺ, yaitu:

  • Wajib mengenal Nabi ﷺ
  • Mengimani nabi
  • Mencintai Nabi ﷺ
  • Mentaati Nabi ﷺ
  • Meneladani Nabi ﷺ
  • Memuliakan Nabi ﷺ
  • Membela dan menolong Nabi ﷺ
  • Meninggalkan bid’ah
  • Mengagungkan sunnah-sunnah Nabi ﷺ
  • Larangan menyelisihi sunnah-sunnah Nabi ﷺ
  • Menghidupkan Sunnah-sunnah Nabi ﷺ
  • Haramnya Mencela Para Sahabat Nabi ﷺ
  • Kewajiban Mencintai Ahlul Bait Nabi ﷺ
  • Membenarkan Apa yang telah Dikabarkan Nabi ﷺ

باب التحذير من الغلو في النبي ﷺ

Bab: Peringatan dari Sikap Ghuluw [Berlebih-lebihan] kepada Nabi ﷺ

1. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوا أَهْوَاءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِن قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَن سَوَاءِ السَّبِيلِ [المائدة: ٧٧]

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus". [QS. Al-Maidah ayat 77].

2. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ ۚ [النساء:١٧١].

Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. [QS. An-Nisa’ ayat 171].

3. Hadits Nabi ﷺ:

Dari Umar Bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ.

Janganlah kalian memujiku sebagaimana orang nashrani memuji Isa bin Maryam, aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah ‘ Hamba Allah dan RasulNya” (HR. Bukhari no 3445).

📃 Penjelasan:

Berkata Ibnu Katsir Rahimahullah tatkala menafsirkan surat Al-Maidah ayat 77:

Kemudian Allah berfirman:

{قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ}

Katakanlah "Hai Ahli Kitab, janganlah kalian berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agama kalian.” (Al-Maidah: 77)

Yakni janganlah kalian melampaui batas dalam mengikuti kebenaran, dan janganlah kalian menyanjung orang yang kalian diperintahkan untuk menghormatinya, lalu kalian melampaui batas dalam menyanjungnya hingga mengeluarkannya dari kedudukan kenabian sampai kepada kedudukan sebagai tuhan. Yaitu seperti yang kalian lakukan terhadap Al-Masih, padahal dia adalah salah seorang dari nabi-nabi Allah, tetapi kalian menjadikannya sebagai tuhan selain Allah. Hal ini tidak kalian lakukan melainkan hanya semata-mata kalian mengikuti guru-guru kalian, yaitu guru-guru sesat yang merupakan para pendahulu kalian dari kalangan orang-orang yang sesat di masa lalu.

{وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ}

dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus. (Al-Maidah: 77)

Yakni mereka menyimpang dari jalan yang lurus dan benar, menuju kepada jalan kesesalan dan kesalahan.

📖Tafsir al-Qur’an al-‘Adziim (5/299).

Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di Rahimahullah tatkala menafsirkan surat An-Nisa ayat 171:

Allah melarang Ahli Kitab dari sikap berlebih-lebihan (ghuluw) dalam beragama, yaitu melampaui batas dari ketentuan yang disyariatkan kepada perkara yang tidak disyariatkan. Yang demikian itu adalah seperti perkataan kaum Nasrani yang melampaui batas terhadap Isa dan penempatan mereka terhadapnya melebihi dari kedudukan kenabian dan kerasulan kepada kedudukan ketuhanan yang tidak patut diberikan selain kepada Allah.

Maka sebagaimana perkara asal-asalan dan lalai itu adalah perkara yang dilarang, maka melampaui batas juga dilarang. Karena itulah Allah berfirman,

﴿ وَلا تَقُولُوا عَلَى اللَهِ إِلاّ الحَقَّ﴾

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.”

Firman ini mengandung tiga perkara :

  • Dua perkara di antaranya adalah dilarang, yaitu perkataan dusta terhadap Allah dan perkataan tanpa didasari dengan ilmu mengenai nama-namaNya, sifat-sifatNya, perbuatan-perbuatanNya, syariatNya, dan rasul-rasulNya,
  • Perkara ketiga adalah yang diperintahkan (kepadanya) yaitu perkataan yang benar dalam semua masalah tadi.

📖 Taysir al-Kareem al-Rahman (hlm. 216).

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata:

Di antara faedah-faedah ayat yang mulia ini adalah:

  1. Ahli Kitab sangat jelas dalam sikap berlebihan [ghuluw]. Umat Nasrani mengatakan bahwa Isa adalah anak Tuhan, dan orang Yahudi mengatakan bahwa Uzair adalah anak Tuhan. Mereka juga mengikuti para rahib dan tokoh mereka dan menganggap mereka sebagai Tuhan.
  2. Jika Ahli Kitab dilarang melakukan ghuluw - dan ghuluw itu sendiri merusak -maka selain mereka pun harus dilarang melakukannya. Inilah sebabnya Nabi ﷺ memperingatkan terhadap sifat ghuluw dalam agama. 
  3. Sikap ghuluw itu bertentangan dengan kebenaran; sebagaimana firman-Nya: غَيْرَ الْحَقِّ. – tanpa kebenaran.
  4. Larangan mengikuti hawa nafsu orang-orang sesat; sebagaimana firman-Nya: Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya.

وَلَا تَتَبِعُوا أَهْوَاءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا

  1. Yang menjerumuskan seseorang kepada kesesatan adalah hawa nafsunya. Sebaliknya, jika seseorang berkata adil dan memerintah dengan adil, niscaya ia tidak akan tersesat dari jalan yang lurus. Namun hawa nafsunyalah yang mendorongnya hingga ia tersesat. Inilah sebabnya Allah ta’aala berfirman: hawa nafsu orang-orang yang telah sesat,أَهْوَاءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا﴿ Kemudian Dia mengungkap kesalahan mereka dari jalan yang lurus  ﴾عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ﴿.
  2. Peringatan terhadap kepemimpinan yang sesat; sebagaimana firman-Nya: orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus ,

﴿قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُوا عَنْ سَوَاءِ السَّبيلِ﴾.

  1. Agama yang benar adalah jalan tengah antara ghuluw dan meremehkan, sebagaimana Allah berfirman: "Di jalan yang lurus," ﴿عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ﴾ yaitu, di jalan yang lurus. Jalan tengah adalah keadilan, yang di dalamnya tidak ada ghuluw maupun sikap meremehkan.

📖 Tafsir Al-Qur'an Al-Kariim, Surat Al-Maidah (2/231-233) secara singkat].

🏷 Fiqhul Hadits:

Di antara keutamaan hadis ini adalah:

1. Berlebihan [ghuluw]: melampaui batas dengan menambahkan sesuatu, baik pujian maupun celaan, melebihi batas yang semestinya, dan sebagainya. [Iqtida' as-Sirath al-Mustaqim (1/293)].

2. Peringatan terhadap melampaui batas yang sesuai syariat, dalam hal penghormatan dan pujian, karena hal itu dapat mengarah pada kemusyrikan.

3. Apa yang diperingatkan Nabi ﷺ telah terjadi pada umat ini. Sekelompok orang melebih-lebihkan pujian mereka kepada Rasulullah, sekelompok yang lain memuji Ahlul Bait, dan sekelompok orang lain memuji para wali, sehingga terjerumus ke dalam kemusyrikan. [Faedah 1-2 dari situs web Ensiklopedia Hadits Nabi].

4. Nabi ﷺ memperingatkan umatnya terhadap sikap berlebihan dan sanjungan, dan beliau membimbing umatnya untuk bersikap moderat dan seimbang dalam memperlakukan beliau, dan tidak melebih-lebihkan pujian mereka kepadanya, dan tidak merendahkan derajatnya di atas derajat yang semestinya. Allah berfirman kepada Nabi-Nya,

﴿قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مَثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهُ وَاحِدٌ﴾ [الكهف: ١١٠]،

"Katakanlah, 'Aku hanyalah manusia biasa seperti kamu. Telah diwahyukan kepadaku bahwa Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa.'" [Al-Kahfi: 110], dan Dia juga berfirman,

﴿قُل لَّا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلَا نَفْعَا إِلَّا مَا شَاءَاللهُ﴾ [يونس: ٤٩]

"Katakanlah, 'Aku tidak memiliki sedikit pun mudharat dan manfaat bagi diriku, kecuali apa yang dikehendaki Allah.'" [Yunus: 49]

Nash-nash ini merupakan bantahan terhadap para sufi yang ekstrim.

📖 Al-Ibhaaj fi Ta'liq 'ala al-Arba'in fi al-Manhaj li'l-'Abd al-Da'if (hlm. 117-118). 

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم