بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
✍🏼┃Karya : Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab رحمه الله تعال
🎙┃Pemateri : Ustadz Adi Abdul Jabbar حفظه الله تعالى | (Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhari)
🕌┃Tempat : Masjid Al-Ikhlas - Adi Sucipto Jajar Solo.
Tiga Perkara Penyebab Tegaknya Khilafah
Melanjutkan pembahasan mengenai Kepemimpinan dalam Islam. Dalam pertemuan sebelumnya telah dibahas mengenai kewajiban mendengar dan taat kepada pemimpin kaum Muslimin.
Prinsip ini bukan semata-mata urusan politik, tetapi merupakan bagian dari akidah dan ibadah yang bersumber langsung dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad ﷺ.
Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (pemimpin) di antara kalian.” (QS. An-Nisā’: 59)
Poin penting pertemuan sebelumnya adalah sebagai berikut :
- Ketaatan kepada pemimpin adalah bagian dari akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, selama dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
- Pemberontakan dilarang keras karena membawa kerusakan besar bagi umat.
- Kepemimpinan yang kuat dan menjaga stabilitas lebih diutamakan daripada keshalihan pribadi semata.
- Menjaga persatuan umat di bawah pemimpin yang sah adalah bentuk penjagaan terhadap dakwah Islam dan keberlangsungan umat.
- Taat bukan berarti membenarkan segala keburukan, tetapi membatasi tindakan demi kemaslahatan yang lebih besar. [Selengkapnya: muslimsolo.id]
Khilafah akan tegak dengan tiga perkara:
1. Pilihan yang disepakati oleh orang-orang pilihan. Dimana mereka memiliki ilmu dan ibrah. Jika ahli ilmu telah memilihnya dan dibaiat, maka wajib bagi semua orang untuk mentaatinya seperti halnya Khilafah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang dipilih tokoh sahabat.
Tidak semua kaum muslimin ikut memilih, seperti yang terjadi sekarang, cukup Ahlul halli Wal 'aqdi yaitu orang-orang yang cukup ilmu dan kemampuan untuk memilih sesuai syariát. Memilih dengan pemilu, hakikatnya bukan aturan dalam islam. Ahlul halli wal aqdi (أهل الحل والعقد) adalah istilah dalam Islam yang merujuk pada sekelompok orang yang memiliki otoritas untuk membuat keputusan penting, terutama dalam masalah kepemimpinan dan urusan umat.
Tidak boleh engkau menyendiri dan keluar dari ketaatan kepada mereka. Seperti sabda Nabi ﷺ:
المؤمنون تَكَافَأُ دماؤهم، وهم يد على من سِوَاهم، ويسعى بذِّمَّتِهِم أدناهم،... [صحيح] - [رواه أبو داود والنسائي وأحمد]
Darah orang-orang mukmin itu sama, dan mereka adalah satu tangan terhadap orang-orang selain mereka, dan orang yang paling rendah di antara mereka bertanggung jawab atas perlindungan mereka.
Jika orang yang rendah saja wajib ditaati jika memberikan perlindungan, maka, bagaimana halnya jika yang menjamin adalah ahli ilmu dan aql. Maka, tatkala Abu Bakar di baiat, maka semua Sahabat mentaatinya. Padahal yang memilih sahabat Madinah yang jumlahnya sedikit.
Demikian juga sahabat Utsman bin Affan Radhiyallahu’anhu. Maka, tokoh-tokoh para sahabat sepakat memilih Utsman bin Affan Radhiyallahu’anhu.
2. Wilayatul 'Ahdi (Wasiat Khalifah kepada seseorang agar sepeninggalnya nanti seseorang yang menggantikannya).
Jika khalifah memberikan wasiat, maka wajib ditaati dan sah kepemimpinannya. Sebagaimana Abu Bakar Ash-Shiddiq memerintahkan Umar bin Khathab untuk menggantikannya.
Demikian juga saat Muawiyah wafat diganti oleh Yazid bin Muawiyah dan Yazid diganti oleh puteranya Muawiyah bin Yazid bin Muawiyah bin Abi Sufyan.
3. Jika manusia pada waktu itu tidak memiliki pemimpin, kemudian muncul seseorang yang memiliki keberanian dan kepemimpinan, sampai manusia tunduk kepadanya, maka orang ini wajib ditaati.
Contoh dalam hal ini adalah Abdul Malik bin Marwan bin Hakam. Setelah Muawiyah bin Yazid bin Muawiyah bin Abi Sufyan mundur dari Khilafah, maka Abdullah bin Zubair yang sudah memiliki kekuasaan di daerah Hijaz. Maka semua penduduk berbaiat kecuali sebagain penduduk Syam.
Meskipun Abdul Malik bin Marwan salah, dan Abdullah bin Zubair dikalahkan pasukan Abdul Malik bin Marwan yang dipimpin Hajaj bin Yusuf, maka tetap wajib ditaati.
Maka, meskipun pemilu bukan dari Islam (caranya keliru) maka wajib ditaati seperti halnya yang terjadi pada Abdul Malik bin Marwan. Istilah menurut para ulama dalam hal ini adalah Albaiah bil kholafah.
Faedah Empat Pemuda
Abdul Malik bin Marwan adalah teman Abdullah bin Zubair, suatu saat mereka berdua bertemu dengan dua sahabat lainya, Mushab bin Zubair dan Urwah bin Zubair. Mereka bercita-cita sesuai dengan pembicaraannya pada saat itu.
Mushab bin Zubair bercita-cita menguasai Irak, Abdullah bin Zubair bercita-cita menguasai Hijaz dan Abdul Malik bin Marwan ingin menguasai dunia. Hanya Urwah bin Zubair yang diam, kemudian dia berkata aku ingin menjadi ulama yang bermanfaat untuk umat.
Dan Subhanallah, keempat pemuda tersebut pada akhirnya berhasil menggapai cita-cita mereka.
Adapun jika ada orang yang melakukan gerakan-gerakan padahal memiliki pemimpin yang sah dan berusaha melakukan pemberontakan dan menggantikan kepemimpinan, maka wajib baginya diperangi.
َوَعَنْ عَرْفَجَةَ بْنِ شُرَيْحٍ: سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: ( مَنْ أَتَاكُمْ وَأَمَرَكُمْ جَمِيعٌ, يُرِيدُ أَنْ يُفَرِّقَ جَمَاعَتَكُمْ, فَاقْتُلُوهُ ) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
Arfajah Ibnu Syuraih Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa datang kepadamu ketika keadaanmu bersatu, sedang ia ingin memecah belah persatuanmu, maka bunuhlah ia." Riwayat Muslim Hadits No. 1225
Adapun Ahlus Sunnah bersama pemimpin dan membela pemerintah dari pemberontakan dan mencegah keburukan dari pemimpin dan mencegah perpecahan dan menjaga persatuan kaum muslimin. Inilah akidah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam hal pemimpin kaum muslimin, sekaligus bantahan bahwa beliau adalah memberontak kepada pemimpin.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم