Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Aqidah

ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ

✒┃ Materi :Syarah Fadhlul Islam - Kesempurnaan dan Keagungan Islam Serta Perintah Berpegang Teguh dan Menjaga Kemurniannya
▪ Syarah Oleh Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan Hafidzahullah.
🎙┃ Narasumber : Ustadz Abu Ubaid Rizqi, Lc., hafidzahullah ta'ala
▪ Alumnus LIPIA Jakarta
▪ Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhari
📆┃Setiap SELASA ba'da Maghrib - Isya'
🕌┃ Tempat : Masjid Ummul Mukminin 'Aisyah Radhiallāhu'anhā Blimbing Gatak Sukoharjo.
📖┃ Daftar Isi:



باب ما جاء أن البدعة أشد من الكبائر
Pertemuan#19: Bab Keterangan Bahwa Bid'ah itu Lebih Berat Bahayanya Dibandingkan Dosa-dosa Besar

 📖 40. Imam Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah berkata:

باب ما جاء أن البدعة أشد من الكبائر

Bab Keterangan Bahwa Bid'ah itu Lebih Berat Bahayanya Dibandingkan Dosa-dosa Besar (https://shamela.ws/book/11221/11#p1).

📃 Penjelasan:

Bid'ah secara bahasa adalah sesuatu yang diadakan tanpa contoh sebelumnya, termasuk dalam hal ini adalah Firman Allah ﷻ:

بَدِيعُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ

"(Allah) Pencipta langit dan bumi (dengan penciptaan yang bagus dan indah tanpa contoh sebelumnya)." (Al-Baqarah: 117).

Yakni Allah ﷻ menciptakan dan mengadakan langit dan bumi dari ketiadaan. Jadi bid'ah adalah sesuatu yang diadakan. Ini secara bahasa.

Adapun secara syariat, maka ia adalah mengada-ada sesuatu yang baru dalam agama yang tidak memiliki dasar dari Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah ﷺ. Misalnya mengadakan ibadah yang tidak memiliki dasar, karena asas ibadah adalah tauqifiyah, sehingga memerlukan dalil dari Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah ﷺ. Adapun apa yang tidak berdasarkan dalil, maka ia adalah bid'ah yang tercela dan tertolak, karena Allah telah menyempurnakan agama ini. Allah ﷻ berfirman,

ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا ۚ

"Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama kalian untuk kalian, dan telah Aku sempurnakan nikmatKu bagi kalian." (Al-Ma'idah: 3).

Allah menyatakan bahwa Dia telah menyempurnakan agang Ini sebelum Rasulullah ﷺ wafat. Maka tidaklah Rasulullah ﷺ Wafat kecuali agama ini sudah sempurna bagi umat. Jadi apapun yang diada-adakan sesudahnya di dalam agama, maka ia tertolak.

Dari Ummul Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 20 dan Muslim, no. 1718]

Dalam riwayat Muslim, disebutkan,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” [HR. Muslim, no. 1718]

Barangsiapa mengada-adakan dalam ajaran agama Nabi ﷺ atau melakukan satu amalan yang tidak berdasarkan perintah Nabi ﷺ , maka ia tidak diterima di sisi Allah, ia tertolak atas pelakunya sekalipun pelakunya memiliki niat yang baik dan menginginkan pahala. Ini bukan alasan yang benar untuk berbuat bid'ah, sekalipun niat pelakunya baik, atau ingin mendekatkan diri kepada Allah, seraya dia berkata, "Ini merupakan tambahan kebaikan" Kami menjawab, "Ini tambahan keburukan, bukan kebaikan."

Kebaikan adalah apa yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ, oleh karena itu, beliau bersabda,

فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا

“Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan (bid’ah).” (HR. Muslim, no. 867)

Ini menunjukkan bahwa bid'ah adalah keburukan, sekalipun pelakunya menyangkanya baik.

Kemudian sabda Nabi ﷺ,

وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ. وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ

"Setiap bid'ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan erat) di neraka." (HR. Muslim no. 867 dan HR. An Nasa’i no. 1578 dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu’anhu)

Setiap bid'ah adalah kesesatan. Jadi tidak ada bid'ah hasanah (bid'ah yang baik), sebagaimana yang disuarakan oleh sebagian pelaku bid'ah yang hendak melariskan bid'ah mereka, dengan alasan bahwa ia adalah bid'ah hasanah, bukan bid'ah sayyiah (buruk) padahal Rasulullah ﷺ telah menyatakan bahwa semua bid'ah adalah kesesatan, tidak ada bid'ah hidayah atau kebaikan. Seandainya amal itu memang baik, niscaya Allah sudah mensyariatkannya bagi hamba-hambaNya, karena Allah ﷻ tidak meninggalkan sesuatu yang baik bagi hamba-hambaNya kecuali Dia pasti telah mensyariatkannya bagi mereka. Rasulullah ﷺ tidak meninggalkan sesuatu dari agama ini kecuali beliau telah menjelaskannya, beliau tidak menyembunyikan sesuatu pun darinya, beliau telah menyampaikan dengan penyampaian yang nyata.

Nabi ﷺ bersabda,

عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ

"Berpeganglah kepada Sunnahku dan Sunnah Khulafa Rasyidin yang diberi hidayah sesudahku, berpeganglah kepadanya, gigitlah ia dengan gigi geraham, dan jauhilah hal-hal yang diada-adakan." [HR. Abu Daud, no. 4607 dan Tirmidzi, no. 2676].

  • Rasyid: Orang yang tahu akan kebenaran dan dia mengikutinya.
  • Mahdiyin: Orang-orang yang mendapat petunjuk.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم