Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Aqidah

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Pelembut-pelembut Hati

Pemateri: Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawiy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pertemuan: 2 Jumadil Awwal 1447 / 24 Oktober 2025
Tempat: Masjid Al-Jihad Cikarang Baru
Daftar Isi:



Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan hingga masih dipertemukan dalam majelis ilmu.

Nikmat ibadah merupakan salah satu nikmat yang besar, maka Nabi ﷺ mengajarkan do'a untuk selalu dibaca:

اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

ᴀʟʟᴀʜᴜᴍᴍᴀ ᴀ’ɪɴɴɪ ‘ᴀʟᴀ ᴅᴢɪᴋʀɪᴋᴀ ᴡᴀ ꜱʏᴜᴋʀɪᴋᴀ ᴡᴀ ʜᴜꜱɴɪ ‘ɪʙᴀᴅᴀᴛɪᴋ

[Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu].” (HR. Abu Daud dan Ahmad, shahih)

Salah satu hal penting yng harus selalu kita perhatikan adalah hati. Dialah motor penggerak, jika hati baik, maka anggota tubuh yang lain akan baik dan sebaliknya jika hati buruk maka, anggota tubuh pun akan tergerak dalam keburukan.

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Jika hati baik, maka amalan-amalan anggota badan akan ikut menjadi baik, mata akan melihat yang baik, ucapan akan selalu baik dan seterusnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menegaskan:

الأعمال الظاهرة لاتكون صالحة مقبولة إلا بواسط أعمال القلب، فإن القلب ملك واﻷعضاء جنوده، فإذا خبث الملك خبثت جنوده

“Amalan badan tidak akan diterima tanpa perantara amalan hati. Karena hati adalah raja, sedangkan anggota badan ibarat prajuritnya. Bila Sang Raja buruk, maka akan buruk pula seluruh prajuritnya. ” (Majmu’ Al Fatawa, 11/208).

Dan Allah ﷻ melihat hati kita, bukan fisik kita.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564).

Dan penilaian Allah ﷻ ada pada hati kita. Firman-Nya:

  • Surat At-Tariq Ayat 9

يَوْمَ تُبْلَى ٱلسَّرَآئِرُ

Pada hari dinampakkan segala rahasia,

  • Surat Al-‘Adiyat Ayat 10:

وَحُصِّلَ مَا فِى ٱلصُّدُورِ

Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,

Maka, jika yang dinilai adalah amalan-amalan dzahir, maka orang-orang munafik juga beribadah.

Kondisi hati juga sama dengan kondisi badan, ada yang sehat, ada yang sakit, ada yang kuat, lemah dan lainnya.

Diantara penyakit hati yang berbahaya adalah hati yang keras. Maka, jangan sampai kita termasuk orang yang hatinya keras. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Az-Zumar Ayat 22:

فَوَيْلٌ لِّلْقَٰسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.

Tanda-tanda Hati yang Keras

Hati yang keras ini memiliki tanda-tanda, agar kita perhatikan :

1. Malas dalam Beribadah

Allah ﷻ menceritakan tentang orang-orang munafik dalam surat An-Nisa Ayat 142.

إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوٓا۟ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُوا۟ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.

Maka, takutlah jika malas beribadah, karena ada tanda kemunafikan.

2. Tidak Tergerak dengan Nasehat Al-Qur’an

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Qaf ayat 45:

فَذَكِّرْ بِٱلْقُرْءَانِ مَن يَخَافُ وَعِيدِ

Maka beri peringatanlah dengan Al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku.

Allah ﷻ berfirman dalam Surat Az-Zariyat Ayat 55:

وَذَكِّرْ فَإِنَّ ٱلذِّكْرَىٰ تَنفَعُ ٱلْمُؤْمِنِينَ

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.

Maka, jika Al-Qur'an tidak membuat hati kita tergetar maka, hati kita keras. Allah menyebutkan salah satu ciri seorang yang berimana dalah hatinya peka terhadap Al-Quran. Peka dan bergetar ketika disebut nama Allah. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2).

3. Tidak tergerak dengan peristiwa kematian

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-An’am Ayat 43:

فَلَوْلَآ إِذْ جَآءَهُم بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا۟ وَلَٰكِن قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.

4. Lebih Mementingkan Dunia

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-A’la Ayat 16:

بَلْ تُؤْثِرُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا. وَٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ

Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.

5. Dadanya Merasa Sempit

Hidupnya tidak tentram, gundah, gelisah, dan tidak merasa bahagia. Surat An-Nahl Ayat 97:

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Inilah janji Allah ﷻ bagi orang-orang yang beriman, akan diberikan kehidupan yang baik dunia dan akhirat.

Inilah kejelekan hati yang keras, yang disebabkan oleh tumpukan-tumpukan dosa.

Bahkan batu pun, bisa menghitam karena dosa. Dahulunya Hajar Aswad berwarna putih dan merupakan batu yang berasal dari surga. Banyaknya dosa manusia menyebabkan batu tersebut menjadi berwarna hitam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan, beliau bersabda,

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « نَزَلَ الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِى آدَمَ »

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam”. [HR. Tirmidzai].

Maka, sudah selayaknya kita segera bersihkan hati, agar tidak menjadi keras. Agar tidak berefek terhadap lahiriah kita.

Sabda Rasulullah ﷺ :

عن عبد الله بن عمرو بن العاص قال : قيل : يارسول الله, من خيرالنّاس؟ قال: خيرالّناس ذوالقلب المخموم واللّسان الصّادق, قيل: ما القلب المخموم؟ قال: هو التّقيّ النّقيّ الّذي لا إثم فيه ولا حسد. رواه ابن ماجه

Dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin Ash, ia berkata :”Rasulullah ﷺ ditanya, siapakah ya rasul orang yang terbaik?” Sabda Nabi ﷺ :”orang yang terbaik ialah orang yang mempunyai hati yang makhmum dan lisan yang jujur”. Nabi ditanya:”apa itu hati yang makhmum ?” jawab Nabi:”Dialah yang taqwa yang bersih (hatinya) yang tiada dosa padanya, tidak aniaya dan tidak hasud(iri hati)”. (HR.Ibnu Majah)

Inilah hati para penduduk surga. Allah Ta’ala berfirman,

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)

“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy Syu’aro’: 88).

Amalan-amalan Pelembut Hati

1. Menuntut ilmu syar’i

Yaitu mempelajari Al-Qur'an dan Sunnah, dengannya akan memberikan cahaya kepada kita, dengannya mampu membedakan benar dan salah, akan semangat semangat beribadah, dan akan menjadikan hati bersih.

Dahulu para ulama semangat menuntut ilmu yang juga untuk melembutkan hati, Sahabat Abdullah bin Umar menangis tersedu-sedu saat mendengar nasihat dari Ubaid bin Umair, Ubaid bin Umair adalah seorang tabi'in (generasi setelah sahabat) yang dikenal suka mengingatkan tentang kematian, sehingga sangat mempengaruhi Abdullah bin Umar.

  • Ilmu yang membuahkan Amalan

Karena ilmu yang tidak bermanfaat hanya sebatas teori, seperti kelompok liberal dan ahli bid'ah.

Tanda-tanda ilmu yang bermanfaat: menjadikan takut kepada Allah ﷻ, ilmu membuahkan amal dan ingat akhirat.

Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah mengatakan:

أَصْلُ اْلعِلْمِ خَشْيَةُ اللهِ تَعَالَى.

“Pokok ilmu adalah rasa takut kepada Allah Ta’ala.”

( Hilyah Thalib al-‘Ilmi dalam al-Majmu’ah al-‘Ilmiyyah, Bakr Abu Zaid, hal. 144 )

Rasa takut yang dapat mendorong diri untuk melakukan ketaatan dan menjauhi segala larangan. Bukan orang yang hafal beberapa juz al-Qur’an, hafal beberapa hadis Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, hafal perkataan ulama, lancar berdialog permasalahan agama, terus-menerus memposting nasihat agama, tapi ternyata tidak ada rasa takut kepada Allah Subhanahu wa ta'ala pada dirinya.

Rasulullah ﷺ ditanya mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian. Itulah mereka orang-orang yang paling cerdas.”” (HR. Ibnu Majah, dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah)

2. Mengingat Kematian

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita agar memperbanyak mengingat mati. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺃَﻛْﺜِﺮُﻭﺍ ﺫِﻛْﺮَ ﻫَﺎﺫِﻡِ ﺍﻟﻠَّﺬَّﺍﺕِ ‏ ﻳَﻌْﻨِﻰ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕَ

“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian” (HR. Tirmidzi).

Sa'id ibn Jubair berkata, 'Seandainya mengingat kematian hilang dariku, maka saya khawatir hatiku akan rusak'" menekankan pentingnya kesadaran akan kematian untuk menjaga kelembutan dan kebaikan hati. Jika seseorang tidak mengingat kematian, hatinya bisa menjadi keras dan mati, terperangkap oleh godaan duniawi dan kelalaian.

Mengingat kematian akan membawa manfaat:
1. Semangat beribadah.
2. Bertaubat dari dosa-dosa.
3. Qona'ah terhadap dunia.

Hal ini akan didapat di majelis ilmu, membaca Al-Qur’an dan ziarah qubur.

3. Mentadaburi Al-Qur'an

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2).

Surat Al-Hasyr Ayat 21:

لَوْ أَنزَلْنَا هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُۥ خَٰشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ ٱللَّهِ ۚ وَتِلْكَ ٱلْأَمْثَٰلُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.

Maka, kenapa hati kita tidak bisa lembut dengan Al-Qur'an, Apakah sudah terlalu keras.

Dengan membaca Al Qur'an hati akan menjadi tenang dan mendapatkan nutrisi kebaikan dalam setiap ayat yang telah di baca.

4. Dzikir kepada Allah ﷻ

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d Ayat 28:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata bahwa penyebab kesedihan atau kegundahan adalah maksiat dan lalai dari akhirat, dan obatnya adalah istighfar dan dzikir. Sedangkan Obat hati yang keras adalah dzikir dan istighfar.

Maka, jangan sampai lalai kepada Allah ﷻ, maka Nabi ﷺ mengajarkan berbagai macam dzikir dari bangun tidur hingga mau tidur lagi.

Diziki ada dua:
1. Semua aktivitas dalam rangka mengingat Allah ﷻ. Maka majelis ilmu juga disebut majelis dzikir.
2. Dzikir khusus yaitu dzikir dengan lisan.

Dan inilah amalan yang ringan, berat ditimbangan. Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)

5. Berteman dengan Orang-orang Shalih

Pengaruh teman sangat besar terhadap agama kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan teman sebagai patokan terhadapa baik dan buruknya agama seseorang. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kita agar memilih teman dalam bergaul. Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)

Memilih teman yang jelek akan menyebakan rusak agama seseorang. Jangan sampai kita menyesal pada hari kiamat nanti karena pengaruh teman yang jelek sehingga tergelincir dari jalan kebenaran dan terjerumus dalam kemaksiatan.

6. Meninggalkan Dosa

Karena hati keras karena dosa, seperti hitamnya Hajar Aswad karena dosa-dosa. Dari Makhul berkata, ❝ Orang yang paling lembut hatinya adalah orang yang paling sedikit dosanya. ❞ - Az-Zuhud, karya Imam Ahmad: 313.

Al-Hafidz Ibnu Rajab rahimahullah berkata:

القلب اذا قلت خطاياه أسرعت دمعته

“Hati itu, apabila dosa-dosanya sedikit, air matanya akan cepat keluar.” (Majmu’ Rasail Ibnu Rajab 1/262)

Sebaliknya, jika dosa seseorang telah menumpuk, maka hatinya menjadi keras, berkarat, dan dipenuhi bintik-bintik hitam. Akibatnya, air mata pun sulit menetes, meskipun ia mendengar ayat-ayat tentang ancaman siksa atau mengingat dosa-dosanya.

7. Memperbanyak Amal Shaleh

Yaitu segala bentuk kebaikan yang memenuhi syarat: ikhlas dan mutaba’ah.

Misalnya sholat. Dengan shalat yang khusyuk dan sempurna sesuai rukun serta syaratnya, seseorang akan memiliki hati yang bersih, iman yang bertambah, serta keinginan kuat untuk berbuat kebaikan dan menghindari keburukan. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al ‘Ankabut: 45).

Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَا بِلَالُ ! أَرِحْنـــَا بِالصَّلَاة

“Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengan salat” (HR. Ahmad no. 23088 dan Abu Dawud no. 4985. Dinilai sahih oleh Syekh Al-Albani dalam Shahih Al Jami’ no. 7892).

Demikian juga saat puasa, hati kita menjadi lembut, karena iman sedang naik. Dengan menahan diri dari makan, minum, serta menjaga lisan dari perkataan kotor atau keji, seseorang secara otomatis melatih pengendalian diri dan hawa nafsu.

8. Membaca kisah-kisah

Seperti kisah para nabi, sahabat dan ulama. Membaca kisah orang-orang saleh dengan penuh ketenangan dan kekhusyukan dapat menanamkan kedamaian dalam hati. Perjalanan hidup mereka yang diwarnai dengan ibadah, penghambaan sejati, dan akhlak mulia mampu mencairkan keangkuhan, menyadarkan kekurangan diri kita, dan bahkan mencucurkan air mata.

Banyak kisah-kisah yang membuat kita luluh melihat perjuangan Nabi ﷺ dan para sahabat.

Demikian juga para ulama salaf yang dipenjara karena mempertahankan agama yang hanif.

9. Memperbanyak Do'a

Doa adalah senjata seorang mukmin, jangan sampai seorang mukmin melupakan bahwa urusannya tergantung kehendak Allah Ta’ala. Banyak-banyaklah berdoa kepada Allah agar dimudahkan dalam ketaatan dan diberikan kelembutan hati, dan dijauhkan dari rasa malas yang terus menerus sehingga hati menjadi mati.

Beberapa do'a yang masyhur antara lain:

اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَاأَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا

ᴀʟʟᴏʜᴜᴍᴍᴀ ᴀᴛɪ ɴᴀꜰꜱɪ ᴛᴀQᴡᴀʜᴀ ᴡᴀ ᴢᴀᴋᴋᴀʜᴀ ᴀɴᴛᴀ ᴋʜᴏɪʀᴜ ᴍᴀɴ ᴢᴀᴋᴋᴀʜᴀ, ᴀɴᴛᴀ ᴡᴀʟɪʏʏᴜʜᴀ ᴡᴀ ᴍᴀᴜʟᴀʜᴀ

“Ya Allah, berilah ketakwaan kepada jiwaku, sucikanlah jiwaku. Engkaulah sebaik-baik Dzat yang dapat menyucikannya. Engkaulah yang menguasai dan yang menjaganya.” (HR. Muslim)

Ummu Salamah berkata,

كَانَ أَكْثَرُ دُعَائِهِ « يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ ».

“Yang sering dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah, ’ʏᴀ ᴍᴜQᴏʟʟɪʙᴀʟ Qᴜʟᴜᴜʙ ᴛꜱᴀʙʙɪᴛ Qᴏʟʙɪɪ ‘ᴀʟᴀ ᴅɪɪɴɪᴋ (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)’.”

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami.” (QS. Ali Imran: 8) (HR. Tirmidzi, no. 3522; Ahmad, 6: 315. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan.

اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

ᴀʟʟᴀʜᴜᴍᴍᴀ ᴀ’ɪɴɴɪ ‘ᴀʟᴀ ᴅᴢɪᴋʀɪᴋᴀ ᴡᴀ ꜱʏᴜᴋʀɪᴋᴀ ᴡᴀ ʜᴜꜱɴɪ ‘ɪʙᴀᴅᴀᴛɪᴋ

[Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu].” (HR. Abu Daud dan Ahmad, shahih)

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat

(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Syaikh bin baz rahimahullah selalu mengulang do'a ini saat di arafah:

ٱللّٰهُمَّ أَصْلِح قَلْبِي

ᴀʟʟᴀʜᴜᴍᴍᴀ ᴀꜱʟɪʜ Qᴀʟʙɪ

“Ya Allah, perbaiki hatiku.”

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم