Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Islam

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Masjid Jami' Babussalam
🎙 Bersama Ustadz Abu Haidar As-Sundawy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
🗓 Cimanggis, 16 Dzulhijjah 1446 / 12 Juni 2025



Pengantar - Misteri Kematian

Makna Kematian

Mati dalam bahasa Arab adalah maut, secara bahasa As-Sakan bermakna diam, dalam Lisanul Arab - Ibnu Mandzur menjelaskan secara bahasa makna asal maut adalah sukun (tenang), segala sesuatu yang tenang disebut mati.

Orang Arab mengatakan api itu telah mati apabila baranya telah dingin dan tidak menyala, demikian juga telah mati angin jika tidak ada lagi hembusan yang bertiup.

Maka, lawannya adalah Al-hayat (Hidup) yaitu bergerak. Maka, sesuatu yang tetap bergerak berarti hidup.

Mati secara istilah menurut imam Al-Qurthubi dalam At-Tadzkirah, maut adalah berpisahnya ruh dari badan, putus hubungan antara ruh dan badan, berubah keadaannya dan berpindah alam. Jadi, Kematian secara syariat harus memenuhi 4 keadaan agar dikatakan maut.

Jenis-jenis Kematian

Kematian disebut juga dengan wafat, ada dua jenis wafat:

  1. Wafat kubra (besar).
  2. Wafat Sughra (kecil).

Wafat kubra adalah kematian sesungguhnya yang memenuhi empat Keadaan di atas, dan kematian kecil (wafat Sughra) ada tiga kasus: tidur, pingsan atau koma. Karena, hanya ruh yang berpisah dari badan secara sementara.

Allah ﷻ menjelaskan dalam Al-Qur’an :

وَهُوَ ٱلَّذِى يَتَوَفَّىٰكُم بِٱلَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُم بِٱلنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَىٰٓ أَجَلٌ مُّسَمًّى ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. (Al-An'am ayat 60).

Imam al-Qurtubi menjelaskan bahwa ketika tidur, ruh-ruh dari hamba dicabut, siapa yang dikehendaki ruhnya ditahan maka Allah akan tahan, siapa yang Allah ﷻ kehendaki untuk tetap hidup, Ruhnya dikembalikan untuk waktu tertentu hingga dia bangun lagi.

Maka, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama ketika beranjak tidur, beliau meletakkan tangannya di bawah pipinya kemudian membaca,

باسْمِكَ اللَّهُمَّ أمُوتُ وأَحْيَا

ʙɪꜱᴍɪᴋᴀʟʟᴀʜᴜᴍᴍᴀ ᴀᴍᴜᴜᴛᴜ ᴡᴀ ᴀʜʏᴀᴀ

Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan hidup. (HR. Bukhari no. 6324)

Dan bacaan pertama yang bisa dibaca di pagi hari setelah bangun tidur adalah,

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

ᴀʟʜᴀᴍᴅᴜʟʟɪʟʟᴀʜɪʟʟᴀᴅᴢɪ ᴀʜʏᴀᴀɴᴀᴀ ʙᴀᴅᴀ ᴍᴀᴀ ᴀᴍᴀᴀᴛᴀɴᴀᴀ ᴡᴀ ɪʟᴀɪʜɪɴ ɴᴜꜱʜᴜʀ

Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan. (HR. Bukhari no. 6325)

Dalam surat Az-Zumar ayat 42, Allah ﷻ berfirman:

ٱللَّهُ يَتَوَفَّى ٱلْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَٱلَّتِى لَمْ تَمُتْ فِى مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ ٱلَّتِى قَضَىٰ عَلَيْهَا ٱلْمَوْتَ وَيُرْسِلُ ٱلْأُخْرَىٰٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.

Maka, kita jadi paham ketika tidur disebut wafat, karena ruh dicabut tetapi masih ada hubungan.

Kematian adalah Hal yang Pasti.

Kematian adalah hal yang pasti pada setiap makhluk (Malaikat, manusia, jin dan hewan) kecuali yang ditetapkan Allah ﷻ.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Az-Zumar Ayat 68:

وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنظُرُونَ

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).

Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua yang ada di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki oleh Allah untuk tidak mati (Seperti malaikat pemikul Arsy yang berjumlah 8 pada hari kiamat dan makhluk yang ada di surga: bidadari, wildan dan malaikat), kemudian malaikat meniupnya untuk kedua kalinya sebagai pengumuman hidupnya kembali seluruh mahkluk untuk bangkit menghadapi perhitungan amal di depan Tuhan mereka, dan mereka pun bangkit melihat apa yang hendak dilakukan Tuhan mereka terhadap mereka.

Dalil bidadari surga yang sudah ada di surga (tidak mati tatkala ditiup sangkakala), dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تُؤْذِى امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ لاَ تُؤْذِيهِ قَاتَلَكِ اللَّهُ فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكِ دَخِيلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا

“Jika seorang istri menyakiti suaminya di dunia, maka calon istrinya di akhirat dari kalangan bidadari akan berkata: “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah mencelakakanmu sebab ia hanya sementara berkumpul denganmu. Sebentar lagi ia akan berpisah dan akan kembali kepada kami.” (HR. Tirmidzi no. 1174 dan Ibnu Majah no. 2014. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat al-Qashash ayat 88:

كُلُّ شَىْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُۥ ۚ لَهُ ٱلْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

Disebut wajah dalam ayat ini adalah Allah ﷻ secara keseluruhan. Imam Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menjelaskan bahwa Allah telah menetapkan kehancuran bagi seluruh makhluk, termasuk segala yang disembah selain Allah ﷻ kecuali sang pemilik wajah.

Dalam Surat Ar-Rahman Ayat 26-27:

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ. وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو ٱلْجَلَٰلِ وَٱلْإِكْرَامِ

Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.

Dalam surat Ali Imran ayat 185:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

Ayat-ayat di atas adalah dalil bahwa semua makhluk akan mati. Termasuk makhluk termulia Rasulullah ﷺ. Dalam Surat Az-Zumar Ayat 30:

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ

Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).

Hai Muhammad, kamu pasti akan mati begitu pula dengan mereka, itu merupakan kepastian yang tidak dapat diingkari.

Dalam Surat Al-Anbiya Ayat 34:

وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن قَبْلِكَ ٱلْخُلْدَ ۖ أَفَإِي۟ن مِّتَّ فَهُمُ ٱلْخَٰلِدُونَ

Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?

Ayat ini juga menjadi dalil bahwa nabi Khidir telah meninggal dunia. Maka, kematian adalah sesuatu yang pasti bagi seluruh makhluk termasuk bangsa jin dan manusia.

Dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu'anhuma bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- biasa berdo'a

اللهم أعُوذ بِعزَّتك؛ لا إله إلا أنت أن تُضلَّني، أنت الحَيُّ الذي لا تموت، والجِنُّ والإنْسُ يَمُوتُونَ

Ya Allah! Aku berlindung dengan kemuliaan-Mu, tiada sembahan yang berhak disembah selain Engkau, dari Engkau sesatkan aku. Engkau Maha hidup yang tidak akan mati, sedang jin dan manusia semuanya akan mati. (Shahih-Muttafaqun alaihi).

Maka, hendaknya kita tidak perlu takut untuk mati, yang kita takutkan adalah mati dalam keadaan su'ul khatimah, seperti dalam keadaan maksiat, dosa, berbuat bid'ah dan lainnya.

Kematian sudah Ditentukan Waktunya, Tempatnya dan Keadaannya.

Berkata Imam Al-Qurthubi rahimahullah, kematian sudah ditetapkan waktu kedatangannya, tak ada seorang pun yang dapat melewati waktu ajalnya atau lebih awal dari waktu yang telah Allah ﷻ tetapkan. Allah ﷻ telah takdirkan Ajal setiap hamba. Dan akan terjadi ketetapanNya yang telah ditulis qolam di lauhul mahfudz, dan sudah dicatatkan oleh para malaikat yang mulia ketika setiap orang berada di dalam perut ibunya (usia kandungan 4 bulan), setiap orang yang mati apapun penyebabnya baik tenggelam, jatuh, sakit atau lainnya maka ajal orang itu telah tiba beserta penyebab-penyebabnya, waktu dan tempatnya.

Allah ﷻ berfirman dalam Surat Ali ‘Imran Ayat 145:

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَن تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ كِتَٰبًا مُّؤَجَّلًا ۗ

Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.

Dalam surat An-Nisa Ayat 72:

أَيْنَمَا تَكُونُوا۟ يُدْرِككُّمُ ٱلْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِى بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh,

Dalam Surat Al-A’raf Ayat 34:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.

Dalam Surat Al-Jumu’ah Ayat 8:

قُلْ إِنَّ ٱلْمَوْتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلَٰقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".

Dalam Surat Al-Waqi’ah Ayat 60:

نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ ٱلْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ

Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan,

Ummu Habibah (isteri Rasulullah) pernah berdoa sebagai berikut;

"Ya Allah, berikanlah aku kenikmatan (panjangkanlah usiaku) bersama suamiku, Rasulullah ﷺ, ayahku, Abu Sufyan, dan saudaraku, Mu'awiyah.

Maka Rasulullah ﷺ berkata kepada Ummu Habibah: "Sesungguhnya kamu memohon kepada Allah ﷻ ajal, kematian dan rezeki yang telah ditentukan, di mana Allah tidak akan memajukan ataupun memundurkan sebelum waktunya.

Apabila kamu memohon kepada Allah ﷻ agar Dia menyelamatkanmu dari siksa neraka dan siksa kubur, maka hal itu lebih baik bagimu dan lebih utama. [Hadis Riwayat Muslim no. 4814].

Tidak ada yang Mengetahui Kunci Kematian

Meskipun maut sudah ditentukan waktunya, tempatnya, penyebabnya dan kondisinya. Namun tiada seorangpun yang mengetahuinya.

Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata, tidak ada ilmu bagi seorang hamba untuk mengetahui keadaan kematian dirinya (ini termasuk bagian dari kunci-kunci ghaib yang hanya Allah ﷻ yang mengetahuinya).

Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-An’am Ayat 59:

۞ وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِى ظُلُمَٰتِ ٱلْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).

Dalam Surat Luqman Ayat 34:

إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥ عِلْمُ ٱلسَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ ٱلْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْأَرْحَامِ ۖوَمَا تَدْرِى نَفْسٌۢ بِأَىِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌۢ

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Imam Al-Bukhari rahimahullahu meriwayatkan dari Salim bin Abdillah dari bapaknya, bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kunci ghaib ada lima, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah semata: “beliau membacakan ayat:

إن الله عنده علم الساعة وينزل الغيث ويعلم ما في الأرحام وما تدري نفس ماذا تكسب غدا وما تدري نفس بأي أرض تموت إن الله عليم خبير

“Sungguh Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tidak seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q.S Luqman : 34).

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

إذا أراد الله قبض عبد بأرض جعل له إليها حاجة

“Sesungguhnya jika Allah menghendaki untuk mencabut nyawa seorang hamba di suatu tempat, maka Allah jadikan hamba itu memiliki keperluan di tempat tersebut.”

HR. Al-Hakim dan Bukhori dalam adab al mufrad, shahih oleh Al-Albani.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم