Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Islam

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian 'Adawatusy Syaithan Lil Insan Kama Ja'at Fil Qur'an
Karya: Dr. Abdul Aziz bin Shalih Al-Ubaid
🎙 Bersama Ustadz Abu Haidar As-Sundawy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
📌 Masjid An-Naafi Dago Pakar Bandung
🗓 Bandung, 26 Muharram 1447 / 22 Juli 2025



Cara Syaithan Menggoda Manusia

Telah berlalu pembahasan cara syaithan menggoda manusia (link arsip: https://tinyurl.com/yc8e3xej ), yaitu:

  1. Was-was (Bisikan Jahat).
  2. Lupa.
  3. Janji Palsu dan Angan-angan.
  4. Memberikan ancaman dan menakut-nakuti.
  5. Menghiasi Kemaksiatan.
  6. Menghalangi (Manusia) dari Jalan Allah ﷻ.
  7. Menyuruh Berbuat Maksiat.
  8. Menggoda Secara Bertahap (Tadarruj)
  9. Gangguan (Kesurupan).
  10. Mabuk dan Judi
  11. Menimbulkan Permusuhan diantara Manusia
  12. Tergelincir (dalam Kesalahan).
  13. Talbis (Perancuan). 

Cara Syaithan Menggoda Manusia: Kolaborasi Syaitan dan Manusia.

Jika ternyata syaithan tidak sanggup sendiri menguasai dan menyesatkan manusia, maka dia akan meminta bantuan kepada saudara-saudaranya dari golongan orang-orang kafir untuk mengganggu manusia ini. Ibnu Muflih Rahimahullah berkata, “Jika manusia tersebut selamat dari enam rintangan itu, maka dia akan terhenti di rintangan ke tujuh, dan tidak ada satu orang pun yang bisa selamat darinya, Sebab, kalaupun ada seseorang yang selamat darinya, niscaya Rasulullah ﷺ pasti selamat darinya, yaitu penimpaan berbagai siksaan oleh para musuh pembangkang.” (Masha'ibul Insan, 82).

Sebagai contoh, syaithan telah membuat kuat kubu orang-orang kafir pada perang Badar untuk bisa membunuh dan menghabisi tentara kaum muslimin. Hal itu, mengingat ketika orang-orang kafir merasa kesulitan menghadapi apa yang terjadi di antara mereka dan Bani Kinanah, syaithan pun membulatkan tekad mereka dan meneguhkan mereka.

Sebagaimana firman Allah ﷻ:

وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ أَعْمَٰلَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ ٱلْيَوْمَ مِنَ ٱلنَّاسِ وَإِنِّى جَارٌ لَّكُمْ ۖ

"Dan ketika Setan menjadikan perbuatan mereka menyenangkan bagi mereka dan berkata, "Tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkanmu pada hari ini dari antara manusia, dan sesungguhnya Aku adalah pelindung bagimu." [Al-Anfal: 48]

Coba lihatlah bagaimana syaithan meneguhkan tekad mereka dan membuat kuat mereka untuk maju ke medan peperangan, maka syaithan menolong mereka dan meminta bantuan mereka untuk menghabisi tentara kaum muslimin. Dan ketika kedua kubu sudah saling berhadapan dan Malaikat pun menyaksikan, syaithan pun meninggalkan mereka dan lari karena tidak mampu menghadapi para Malaikat.

Juga, di antara yang demikian itu bahwa para syaithan dari golongan jin meminta bantuan para syaithan dari golongan manusia untuk membantah dan meniupkan keraguan dalam agama Allah ﷻ.

Allah ﷻ berfirman:

وَإِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰٓ أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَٰدِلُوكُمْ ۖ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ

Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.

Sebab turunnya ayat ini sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhuma, ia berkata, “Telah datang orang-orang *) kepada Nabi ﷺ ketika turun firman Allah ﷻ:

وَلَا تَأْكُلُوا۟ مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ ٱسْمُ ٱللَّهِ

Dan janganlah kalian memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya ....” (OS. Al-An'am: 121)

  • *) Dalam sebagian lafazh, bahwa mereka adalah orang-orang musyrik, sedangkan dalam sebagian lafazh yang lain bahwa mereka adalah orang-orang Yahudi, dan dalam hal ini terdapat dua pendapat: Pertama, bahwa orang-orang Yahudi tidak melihat dibolehkannya bangkai sehingga mereka membantah. Kedua, bahwa ayat ini adalah bagian dari surat al-An'am dan dia merupakan surat Makkiyyah. Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 2/172 (secara ringkas).
    __________

Maka mereka berkata, “Apakah kita boleh memakan apa yang kita bunuh, dan tidak boleh memakan apa yang dibunuh oleh Allah ﷻ?" Lalu, turunlah ayat yang setelahnya:

وَإِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰٓ أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَٰدِلُوكُمْ ۖ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ

Sesungguhnya syaithan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantahmu, dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang musyrik.” (QS. Al-An'am: 121)

Maka para syaithan dari golongan jin akan membisikkan kepada kawan-kawannya dari golongan manusia untuk membantah kaum mukminin dan membuat keragu-raguan terhadap mereka.

Sebagaimana kata Ibnu 'Abbas Radhiyallahu’anhuma ketika dikatakan kepadanya, “Al-Mukhtar bin Abu 'Ubaid **) mengaku bahwa dia menerima wahyu beliau berkata, “Benar.” Maka aku (perawi cerita) lari dan berkat “Ibnu Abbas mengatakan, Benar. Lalu Ibnu Abbas berkata, Keduanya adalah wahyu, yaitu wahyu Allah ﷻ dan wahyu syaithan. Wahyu Allah diberikan kepada Muhammad ﷺ, sedangkan wahyu para syaithan diberikan kepada kawan-kawan mereka. Lalu beliau membaca ayat:

وَإِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰٓ أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَٰدِلُوكُمْ ۖ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ

Sesungguhnya syaithan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantahmu, dan jika kamu menuruti mere. ka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang musyrik” (QS. Al-An'am: 121)

  • **) Yaitu al-Mukhtar bin Abi 'Ubaid ats-Tsaqafi, seorang pembohong yang mengaku menerima wahyu dia adalah seorang Nashibi (pengikut aliran Khawarij), lalu menganut Tasyayyu' (bermadzha Syi'ah), dia menyembunyikan profesi perdukunannya, sempat berkuasa di Irak hingga akhirnya Mush'ab bin Zubair membunuhnya pada tahun 67 H. Lihat al-Bidayah wan Nihayah, 8/290-295.

Berapa banyak manusia yang berusaha disesatkan oleh para syaithan dari golongan jin, namun mereka tidak mampu, lalu mereka pun meminta bantuan kawan-kawan mereka dari golongan manusia dengan cara menjadikannya memandang indah berbagai kemaksiatan, kemunkaran, bid'ah dan khurafat, sehingga mereka menyesatkannya dari jalan yang lurus. Dan terkadang itu dengan cara mengganggu, menghina, mengejek dan melakukan penyiksaan.

Karena itu berapa banyak pemuda yang berpegang teguh kepada agama Allah ﷻ dan rajin melaksanakan shalat secara berjama ah, lalu datanglah syaithan-syaithan dari golongan manusia kepadanya dan menampakkan baik di hadapannya perbuatan begadang untuk menonton film, teater dan berbagai acara saluran parabola yang murahan, sehingga dia tidak bisa melaksanakan shalat Shubuh, lama kelamaan meninggalkan shalat sama sekali. Oleh karena itu Malik bin Dinar Rahimahullah pernah berkata, _“Sesungguhnya syaithan dari golongan manusia lebih berat bagiku dibanding syaithan dari golongan jin. Sebab, syaithan dari golongan jin jika aku telah membaca ta'awwudz, maka dia langsung menyingkir dariku, sedangkan syaithan dari golongan manusia dapat mendatangiku untuk kemudian menyeretku melakukan berbagai kemaksiatan secara terang-terangan". (Disebutkan oleh Imam al-Ourthubi, 7/68).

Syaithan dari golongan manusia tidak dapat terusir oleh suara adzan dan tidak terbelenggu pada bulan Ramadhan, bahkan mereka akan terus membantah orang-orang yang beriman.

Allah ﷻ berfirman:

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُجَٰدِلُ فِى ٱللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّبِعُ كُلَّ شَيْطَٰنٍ مَّرِيدٍ

“Di antara manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaithan yang jahat.” (QS. Al-Hajj: 3)

Maka mereka memperdebatkan masalah Dzat Allah, Asma'nya, sifat-Nya dan syari'at-Nya.

Pada zaman sekarang ini banyak sekali pembantahan dan upaya perancuan terhadap syari'at Allah ﷻ, dan bahwa syariat tersebut sudah tidak layak lagi untuk zaman sekarang yang maju ini, lalu mereka membicarakan tentang sanksi pencurian, pembunuhan, rajam dan lain sebagainya. Yang demikian itu karena syaithan-syaithan dari golongan jin mendorong dan menggerakkan merek, untuk membantah kaum mukminin tentang Allah ﷻ dan syari'at-Nya.

Mereka bermaksud dengan pembantahan ini untuk mempersempit peranan agama, menjauhkannya dari arena umum dan memposisikannya sebagai acara ritual yang tidak mempunyai pengaruh/dampak apa pun terhadap manusia. Allah ﷻ berfirman:

وَجَٰدَلُوا۟ بِٱلْبَٰطِلِ لِيُدْحِضُوا۟ بِهِ ٱلْحَقَّ

... Dan mereka membantah dengan (alasan) yang bathil untuk melenyapkan kebenaran dengan yang bathil itu....” (QS. Ghafir: 5)

Perhatikanlah dengan pembantahan kaum yahudi, nasrani dan atheis terhadap kaum muslimin, bantahan ahli bid'ah terhadap Ahlus Sunnah dan bantahan ahli maksiat terhadap orang-orang yang berpegang teguh kepada agama Allah ﷻ. Dan hal itu termasuk bentuk tindakan mengikuti para syaithan dari golongan jin. Terkadang juga disebabkan oleh (kejahatan) dirinya dan kepentingan-kepentingannya atau dikarenakan oleh keduanya sekaligus.


1000244744

 

10002447481000244750•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم