بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian 'Adawatusy Syaithan Lil Insan Kama Ja'at Fil Qur'an
Karya: Dr. Abdul Aziz bin Shalih Al-Ubaid
🎙 Bersama Ustadz Abu Haidar As-Sundawy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
📌 Masjid An-Naafi Dago Pakar Bandung
🗓 Bandung, 29 Dzulqa’dah 1446 / 27 Mei 2025
Cara Syaithan Menggoda Manusia: Menyuruh Berbuat Maksiat
Telah berlalu pembahasan cara syaithan menggoda manusia yaitu:
- Was-was (Bisikan Jahat).
- Lupa.
- Janji Palsu dan Angan-angan.
- Memberikan ancaman dan menakut-nakuti.
- Menghiasi Kemaksiatan.
- Menghalangi (Manusia) dari Jalan Allah ﷻ.
Cara ketujuh: Menyuruh Berbuat Maksiat
Syaithan telah bersumpah untuk menyuruh manusia berbuat maksiat (durhaka) kepada Allah ﷻ, yaitu dengan menyuruh berbuat syirik dan melakukan perbuatan-perbuatan dosa lainnya agar mereka masuk neraka bersamanya, na'udzubillah, sebagaimana Allah berfirman:
إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُوا۟ حِزْبَهُۥ لِيَكُونُوا۟ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. Fathir: 6)
Allah ﷻ juga berfirman:
كَمَثَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ إِذْ قَالَ لِلْإِنسَٰنِ ٱكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّى بَرِىٓءٌ مِّنكَ إِنِّىٓ أَخَافُ ٱللَّهَ رَبَّ ٱلْعَٰلَمِينَ. فَكَانَ عَٰقِبَتَهُمَآ أَنَّهُمَا فِى ٱلنَّارِ خَٰلِدَيْنِ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ جَزَٰٓؤُا۟ ٱلظَّٰلِمِينَ
(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) shaitan ketika dia berkata kepada manusia: “Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam”. Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang zalim. (OS. Al-Hasyr: 16-17)
Demikianlah, syaithan akan menyuruh secara jelas dan terang-terangan kepada manusia untuk berbuat kekufuran, jika tidak bisa menurutinya maka dia akan melakukannya secara bertahap sampai dia dapat menjerumuskan manusia ke batas apa yang dia mampu. 'Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu’anhu pernah berkata,
“Pernah ada seorang rahib (pendeta) yang tekun beribadah di dalam suraunya, lalu ada seorang wanita yang menggodanya hingga pendeta tersebut berzina dengannya, dan wanita itu pun hamil. Lalu syaithan mendatangi sang pendeta dan berkata, 'Bunuhlah dia, karena apabila orang-orang sampai tahu maka aibmu akan tersingkap. Maka pendeta itu pun membunuh wanita tersebut dan menguburkannya, sehingga, orang-orang menangkap dan membawanya. Namun pada saat mereka sedang berjalan, tiba-tiba syaithan menghampiri pendeta tersebut dan berkata, "Akulah yang memperdayaimu. Sujudlah kepadaku sekali saja, maka aku akan menyelamatkanmu".' Lalu pendeta itu pun sujud kepadanya. Hal itu sesuai dengan firman Allah ﷻ:
كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلْإِنْسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ,
“(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) shaitan ketika dia berkata kepada manusia: “Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam”. (QS. Al-Hasyr: 16).
Itulah cara setan menggoda manusia, tahap demi tahap hingga mampu melampaui target awal. Dari kisah di atas target awal hanya menyuruh berhenti ibadah, hingga membunuh dan mati dalam keadaan kufur. Na'udzubillahmindalik.
Ini adalah salah satu contoh yang oleh Ibnu Rajab al-Hanbali Rahimahullah penyebab su'ul khotimah yaitu:
- Benar dalam cara beribadah tapi tidak ikhlas.
- Ikhlas tapi caranya salah.
Maka ibadahnya ditolak Allah ﷻ, karena tidak memenuhi dua syarat ikhlas dan muttaba'ah. Dan resiko dari ditolak amalan adalah mati su'ul khotimah.
Dalam kisah di atas, Rahib beribadah dengan cara yang salah. Hal ini juga dicontohkan dari kisah Juraij karena cara ibadah yang salah:
Dahulu kala, di kalangan Bani Israil ada seorang yang dikenal bernama Juraij. Pada suatu hari, ketika dia sedang shalat, datanglah ibunya memanggil. Juraij enggan memenuhi panggilannya. Katanya (dalam hati), “Saya menjawab panggilannya, ataukah saya tetap shalat?”.
Kemudian ibunya datang lagi (memanggil, tapi Juraij tidak menyahut). Sang ibu pun berdoa, “Ya Allah, janganlah Engkau mematikan dia sampai Engkau memperlihatkan kepadanya wajah para wanita pelacur.”
Suatu ketika, Juraij sedang berada di tempat ibadahnya. Ada seorang wanita berkata, “Sungguh, saya pasti akan membuat Juraij terfitnah (tergoda untuk menzinainya).”
Dia pun menawarkan diri kepadanya dan mengajaknya bicara. Namun Juraij menolak.
Akhirnya wanita itu mendatangi seorang penggembala kambing dan menyerahkan diri kepadanya (berzina).
(Beberapa waktu kemudian), wanita itu melahirkan seorang anak. Dia berkata, “(Anak) ini dari Juraij.”
Penduduk kampung itu pun mendatangi Juraij, menghancurkan tempat ibadahnya dan menyeretnya serta mencacinya. Juraij pun berwudhu dan shalat. Kemudian dia mendatangi bayi itu dan bertanya,
“Siapakah ayahmu, wahai anak?” Bayi itu menjawab, “Si penggembala.” Akhirnya penduduk kampung itu pun berkata, “Kami bangun kembali shawma'ahmu (biaramu) dari emas?” Kata Juraij, “Tidak. Tapi (bangunlah kembali) dari tanah.”
(Hadits riwayat Imam Al-Bukhari (no. 3253) dan Imam Muslim (no. 2500) dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
- Hadits ini menunjukkan keutamaan orang berilmu dibanding ahli ibadah. Seandainya Juraij seorang alim (yang berilmu), maka tentu ia akan lebih memilih untuk menjawab panggilan ibunya dibanding melanjutkan shalat.
- Seorang anak harus berhati-hati dengan kemarahan orang tuanya. Karena jika ia sampai membuat orang tua marah dan orang tua mendoakan jelek, maka itu adalah do’a yang mudah diijabahi. Lihat kisah Juraij di atas, ia tahu akan hal itu, sehingga membuatnya tersenyum.
Kisah lainya adalah kisah masyhur seorang yang membunuh 99 orang hingga membunuh rahib menjadi 100, karena kurangnya ilmu.
Maka, obat dari kebodohan adalah bertanya. Hingga kisah di atas menunjukkan kurangnya ilmu menyebabkan su'ul khotimah.
Ketika Allah ﷻ mengusir syaithan dari rahmat Nya, setan telah bersumpah akan menggoda manusia, Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 118-119:
لَأَتَّخِذَنَّ مِنْ عِبَادِكَ نَصِيبًا مَّفْرُوضًا. وَلَأُضِلَّنَّهُمْ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَءَامُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ ءَاذَانَ ٱلْأَنْعَٰمِ وَلَءَامُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ ٱللَّهِ ۚ
"Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya), Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya".
Dalam ayat 118 ada dua taukid dalam kata لَأَتَّخِذَنَّ yaitu lam dan nun, ini menunjukkan kesungguhan dengan benar-benar usaha.
Firman Allah ﷻ:
وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ فَإِنَّهُۥ يَأْمُرُ بِٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۚ
Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. (QS An-Nur ayat 21).
Dalam ayat lain:
إِنَّمَا يَأْمُرُكُم بِٱلسُّوٓءِ وَٱلْفَحْشَآءِ وَأَن تَقُولُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah ayat 169).
Dalam Surat Al-Baqarah Ayat 268:
ٱلشَّيْطَٰنُ يَعِدُكُمُ ٱلْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِٱلْفَحْشَآءِ ۖ
Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir)
Maka semua ayat ini menunjukkan bahwa syaithan menyuruh manusia untuk melakukan hal-hal berikut:
- Mengingkari Allah ﷻ sebagaimana terdapat di dalam Shahih Mushim dari Nabi ﷺ ketika beliau menceritakan tentang fitnah-fitnah akhir zaman.
Beliau bersabda: "Lalu syaithan menampakkan diri kepada mereka dan berkata, Tidakkah kalian memenuhi (ajakanku)? Lalu mereka bertanya, Kamu menyuruh kami untuk (berbuat) apa? Maka syaithan pun menyuruh mereka untuk menyembah berhala"
Dan menyuruh seorang rahib untuk bersujud kepadanya dan menjadi kafir karenanya. Dan yang demikian ini adalah tujuan dan ambisinya.
- Memotong telinga binatang. Dan orang-orang kafir telah melakukan hal itu untuk menjalankan perintah syaithan dan mengikuti peraturannya. Maka mereka pun membelah telinga baha'ir dan sawa'ib.
- baha'ir: Unta betina yang telah beranak lima kali dan anak kelimanya jantan, kemudian telinganya dibelah.
- sawa'ib: Unta betina yang dibiarkan kemana saja pergi karena nadzar.
Kisah lainya adalah masuk surga dan neraka karena lalat.
“Ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat dan ada yang masuk neraka karena seekor lalat pula.” Para sahabat bertanya: “Bagaimana itu bisa terjadi ya Rasulullah?
Rasul menjawab: “Ada dua orang berjalan melewati sebuah kaum yang memiliki berhala, yang mana tidak boleh seorangpun melewatinya kecuali dengan mempersembahkan sesuatu untuknya terlebih dahulu, maka mereka berkata kepada salah satu di antara kedua orang tadi: “Persembahkanlah sesuatu untuknya!” Ia menjawab: “Saya tidak mempunyai apapun yang akan saya persembahkan”, mereka berkata lagi: “Persembahkan untuknya walaupun seekor lalat!” Maka iapun mempersembahkan untuknya seekor lalat, maka mereka membiarkan ia untuk meneruskan perjalanannya, dan iapun masuk ke dalam neraka. Kemudian mereka berkata lagi kepada seseorang yang lain: “Persembahkalah untuknya sesuatu!” Ia menjawab: “Aku tidak akan mempersembahkan sesuatu apapun untuk selain Allah, maka merekapun memenggal lehernya, dan iapun masuk ke dalam surga” (HR. Ahmad).
Hadits ini menunjukkan bahwa seseorang terkadang terjatuh dalam kesyirikan dan ia tidak menyadarinya. Sama halnya kurban karena nilai tauhid.
- Merubah ciptaan Allah ﷻ, yaitu merubah agama Allah dan fitrah yang diciptakan Allah untuk manusia. Termasuk dalam hal ini adalah merubah apa yang telah diharamkan Allah layaknya merubah ciptaan Allah, seperti mengebiri binatang tanpa ada alasan yang jelas atau mengikir gigi, memberi tato dan mencukur alis.
Sebagaimana firman Allah ﷻ:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus ....” (OS. Ar-Ruum: 30)
Terdapat pula dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
"Allah melaknat wanita yang mentato (bagian-bagian dari tubuhnya) dan yang minta dilakukan itu kepadanya, wanita yang membuang (sebagian atau semua) alisnya, wanita yang mengikir sela-sela giginya untuk kecantikan, yang merubah ciptaan Allah. Tiadalah bagiku (alasan) untuk tidak melaknat orang-orang yang dilaknat oleh Allah dan Rasul-Nya.”
Hal mana ditegaskan oleh Allah ﷻ dalam sebuah hadits qudsi:
وَإِنِّى خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِى مَا لَمْ أُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا
Dan sesungguhnya Aku telah ciptakan hamba-hamba-Ku semua dalam keadaan lurus (di atas tauhid), dan telah datang kepada mereka setan-setan yang menyimpangkan mereka dari agama mereka. Mengharamkan apa yang Aku halalkan, menyuruh mereka untuk memepesekutukan-Ku dengan dengan sesuatu yang Aku sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. (H.R. Muslim)
Maka ini mencakup pula perbuatan merubah bentuk ciptaan, baik yang tampak maupun yang tidak tampak (bathin). (Imam Thabari, Qurthubi dan Sa'di).
- Perbuatan keji, yaitu semua perbuatan dosa yang keji, beserta ucapan atau perbuatan yang sangat jelek. (Tafsir Al-Qurthubi 10/167).
- Kemunkaran, yaitu sesuatu (perbuatan) yang diingkari oleh syara' dengan cara melarangnya, dan itu mencakup seluruh perbuatan maksiat dan kehinaan (radza'il). (Tafsir Al-Qurthubi 10/167).
- Kejelekan, yaitu segala sesuatu yang bisa menjelekkan pelakunya dan membuatnya sedih, dan yang demikian ini mencakup semua kemunkaran, sedangkan perbuatan keji adalah apa yang keji dan jelek darinya.
- Perkataan tentang Allah tanpa didasari ilmu, baik perkataan tersebut berkaitan dengan Dzat Allah, Asma'-Nya, sifat-sifatNya ataupun syari'at-Nya. Barangsiapa yang memberi sifat kepada Allah ﷻ dengan selain sifat yang telah Dia berikan kepada diri-Nya, atau sifat yang telah diberikan Rasulullah ﷺ kepada-Nya, atau dia meniadakan dari-Nya sifat yang telah Dia tetapkan sendiri untuk diri-Nya, atau menetapkan sifat yang Dia tiadakan dari diri-Nya, maka sungguh dia telah berkata tentang Allah tanpa ilmu. Barangsiapa yang mengklaim bahwa Allah mempunyai sekutu yang bisa mendekatkan diri penyembahnya kepada Allah, maka sungguh dia telah berkata tentang Allah tanpa ilmu. Barangsiapa yang berkata: “Sesungguhnya Allah telah menghalalkan yang seperti ini dan mengharamkan yang seperti itu, atau memerintahkan yang demikian dan melarang yang demikian,” tanpa petunjuk yang jelas (bashirah), maka sungguh dia telah berkata tentang Allah tanpa ilmu. Dan barangsiapa yang berkata: “Allah telah menciptakan segolongan dari makhluk-makhluk-Nya ini karena (keutamaan) seseorang,” dengan tanpa dalil, maka sungguh dia telah berkata tentang Allah tanpa ilmu.
Termasuk perkataan yang berat tentang Allah tanpa didasari ilmu adalah jika ada orang yang menakwil (menafsirkan) perkataan-Nya dan perkataan Rasul-Nya dengan makna-makna yang menjadi istilah bagi aliran sesat tertentu, lalu orang tersebut berkata: “Sesungguhnya Allah menghendaki hal itu,” Maka perkataan tentang Allah tanpa didasari ilmu ini, termasuk di antara hal-hal haram yang terbesar dan sangat mencakup, serta merupakan salah satu jalan terbesar yang dipropagandakan oleh syaithan. (Tafsir As-Sa'di 1/96/97).
Coba Anda perhatikan bagaimana syaithan menyuruh manusia untuk melakukan semua yang dibenci oleh Allah ﷻ, berupa kekufuran dan yang lainnya, agar mereka masuk bersamanya ke dalam neraka jahannam, na'udzubillah.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم